0

5 Tips Bisnis Digital di Tahun Naga

Thibaut Monot/sxc.hu


KOMPAS.com - Sebagai simbol keberhasilan, kekuatan, dan keberuntungan, naga merupakan hewan yang paling terhormat dalam shio Cina.

Sejalan dengan semangat naga, tahun 2012 menjanjikan intensitas yang besar dan banyak ruang bagi perusahaan untuk berkembang dan tumbuh.

Pada Avaya Connect Asia Pacific Channel Partner Conference tahunan bulan Oktober 2011, 90% dari mitra kanal Avaya memprediksikan tahun yang lebih kuat bagi perusahaannya pada tahun 2012 dengan 47% memperkirakan pertumbuhan kuat satu atau dua digit.

Dalam melihat tren komunikasi puncak tahun mendatang, Avaya menyoroti 5 tip bagi perusahaan yang dapat membantu usaha agar tetap unggul dalam tahun naga yang penuh persaingan:


1. Jejaring sosial meningkat


Menurut Frost & Sullivan, pada tahun 2012 social media akan terintegrasi secara luas ke dalam perusahaan. Makin banyak perusahaan yang  mencari kuantifikasi yang jelas dan handal untuk nilai dari aktivitas social media mereka.

Perangkat social media yang umum tidak hanya menjembatani proses bisnis, tapi juga melengkapi interaksi consumer-ke-perusahaan dan sebaliknya.

Karenanya penting bagi perusahaan untuk mahir menavigasi suara-suara social media dengan cara mengembangkan dan mengantarkan pesan yang jelas dan komprehensif.

Agar ini terjadi, perusahaan harus memastikan bahwa social media menjadi saluran yang terintegrasi erat dengan arsitektur komunikasinya.

Satu perangkat yang dapat membantu perusahaan adalah Avaya Social Media Manager (SMM), yang mengamati dan menganalisis kejadian-kejadian dari berbagai saluran social media dengan menggunakan engine cerdas yang secara efisien dan otomatis memroses mereka untuk kian mengintegrasikan interaksi dengan para kustomer ke dalam contact center framework Avaya yang sudah ada.

2. Fenomena BYOD


Dengan akan dirilisnya semakin banyak smartphone, dan dengan banyaknya tablet dan perangkat mobile yang tersedia pada system operasi pintar seperti iOS, Windows Phone, dan Android, kita melihat makin banyak tool dan perangkat konsumer pada tahun 2012. Perusahaan akan melihat peningkatan dalam tren Bring Your Own Devices (BYOD – bawa sendiri perangkatmu).

Hambatan bagi perusahaan bukan lagi akses terhadap informasi, tetapi kemampuan untuk mengoneksikan orang dengan informasi yang tepat pada waktu yang tepat.

Ini adalah tentang menggerakkan kolaborasi lebih cepat,membuat keputusan yang lebih cerdas dan mencapai hasil usaha yang lebih baik. Dengan ledakan perangkat, tool dan kanal komunikasi, menjadi penting bagi perusahaan untuk mampu mengelola dan menyalurkan komunikasi dalam cara yang dapat membantu kolaborasi perusahaan real-time pada satu platform yang mudah dipakai.

Perangkat video desktop yang ada saat ini sudah dilengkapi dengan perangkat kolaborasi real-time yang mengantarkan beragam obrolan, email, komunikasi jejaring social dan video yang sensitif konteks – semuanya memiliki tampilan dan gaya yang sama tak peduli apa pun perangkatnya. 

Memampukan perangkat konsumer dengan aplikasi bisnis yang sama menjadi kunci dalam menggerakkan produktivitas dan keterlibatan karyawan.

3. Memprioritaskan layanan kustomer


Dari sudut pandang pasar, kami melihat basis kustomer yang lebih menuntut. Para pemilik usaha dapat mengharapkan pengalaman layanan kustomer yang lebih menuntut bagi usahanya, khususnya ketika kustomer bersikeras untuk mendapatkan layanan cross-touchpoint kompleks – yakni, menurut Forrester, kemampuan untuk memulai interaksi pada satu kanal dan menyelesaikannya di kanal lain.

Lebih jauh lagi, kustomer mendambakan keterpaduan yang lebih baik dari layanan, penjualan, pemasaran dan merek agar dapat berinteraksi dengan perusahaan tanpa terputus. Survei  Avaya 2011 Contact Center Consumer Index menunjukkan bahwa konsumer sekarang kurang bersikap memaafkan dengan sebanyak 87% responden kemungkinan akan memberitahu rekan-rekannya  dan pindah ke pesaing jika mereka menerima layanan pusat pelanggan yang kurang memuaskan.

Layanan pelanggan sekarang menuntut cakrawala perangkat dan dukungan komunikasi untuk memenuhi pengalaman pengguna-akhir yang terus berkembang. Banyak dari solusi pusat kontak yang ada dan dulu terbukti berguna tidak lagi mampu menyediakan pengalaman yang konsisten bagi para pelanggan di beragam kanal komunikasi, apalagi mendukung interaksi multi-modal, suara/multimedia yang simultan.

Ada kebutuhan akan perubahan arsitektur ke arsitektur yang dirancang dari awal untuk mendukung komunikasi multimedia, multi-modal – solusi yang agnotis media dan dengan mudah beradaptasi dengan tipe kontak baru ketika itu muncul.

Agar mampu mengejar teknologi yang lebih baru, Avaya percaya bahwa teknologi yang mendukung komunikasi multimedia dan multi-modal dengan menggunakan metodologi bungkus dan rangkul akan bermanfaat ketika perusahaan melakukan rencana untuk tahun 2012.

4. Naik ke Awan


Komputasi awan (Cloud computing) menyajikan standar dinamis baru yang meniadakan kompleksitas teknologi melalui infrastruktur virtual on-demand, swa-kelola yang dapat digunakan sebagai sebuah layanan.

Dengan makin banyak usaha merangkul spektrum sumberdaya awan yang meluas, mereka harus beradaptasi dengan bekerja dengan beragam solusi dan penyedia awan. Ini membuka banyak peluang bagi penyedia layanan untuk memanfaatkan manajemen yang cair dan terintegrasi dari sumberdaya awan dengan makin lincahnya perusahaan dan biaya yang lebih rendah.

Entah pusat data itu sudah ada atau baru, solusi pusat data berbasis awan harus sepenuhnya memanfaatkan solusi-solusi yang tersedia dari aneka vendor, mengintegrasikannya dengan sistem TI lama, baik itu hardware, software atau virtualisasi, secara mulus.

Sistem berbasis awan harus mampu melindungi kompleksitas backend dari pengguna enterprise. Para pengguna akhir dari layanan berbasis awan harus mampu mengelola pusat datanya sendiri, menciptakan dan menggunakan template-nya sendiri maupun mengakses dan menyimpan informasinya sendiri.

5. Peluang Besar terbuka dengan Data yang Besar


Meroketnya konsumsi data terus menjadi berita utama industri karena baik konsumer maupun usaha terus menemukan cara-cara baru untuk mengembangkan, menyimpan dan menggunakan data.

Agar tetap berada di depan, para penyedia juga harus mempertimbangkan cara-cara untuk meningkatkan stabilitas jaringan, sekuriti dan kinerja sambil menurunkan biaya.

Membawa virtualisasi jaringan di seluruh enterprise dari pusat data ke jaringan kampus enterprise akan menjadi sangat penting dalam membantu memahami kehebatan Awan.

Standar terbuka seperti SPB atau Shortest Path Bridging 802.1aq telah menyertakan kemampuan virtualisasi dan versi yang sudah ditingkatkan dari IEEE Shortest Path Bridging memberikan enterprise opsi untuk memerluas aplikasi dan layanan mereka di seluruh jaringan – dari pusat data sampai ujung jaringan.

* Endang Rachmawati adalah Country Director, Avaya Indonesia




KOMPAS.com
0

Menristek: Dana Riset di Indonesia Minim

“Di Jepang mencapai 3 persen, namun 2 persen didapatkan dari swasta.”

VIVAnews - Meski dana kegiatan penelitian merupakan salah satu yang terendah di Asia, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) menyatakan Indonesia masih mampu menghasilkan karya yang bisa diproduksi massal dan bermanfaat bagi masyarakat.

Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Mohammad Hatta, di Yogyakarta, Sabtu, 3 Maret 2012 mengatakan, dana yang kelola kementeriannya hanya mencapai 0,08 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional. “Di Jepang mencapai 3 persen, namun 2 persen didapatkan dari swasta,” kata Gusti.
Gusti menyatakan, idealnya dana riset yang dimiliki oleh sebuah negara adalah sebesar satu persen dari dana PDB.

Namun, imbuh Gusti, kendati memiliki anggaran penelitian cukup kecil, Indonesia, khususnya Kemenristek, telah menghasilkan penelitian yang bisa diproduksi massal dan bisa dimanfaat masyarakat.
Salah satunya adalah produksi vaksin H5N1 yang merupakan hasil penelitian perguruan tinggi. Disamping itu, Batan juga berhasil menemukan isotop radioaktif pelacak kanker
Khusus untuk provinsi DI Yogyakarta, Kemenristek akan mengucurkan anggaran sebesar Rp7,1 miliar untuk 29 paket pengembangan riset dan teknologi.

"Ada empat kategori program ristek meliputi Sistem Inovasi Daerah, Sistem Inovasi Nasional, Peningkatan Kapasitas Peneliti dan Perekayasa, Diseminasi Teknologi Spesifikasi Lokasi. Kegiatan pengembangan riset dan teknologi berlokasi di Kabupaten Bantul dan Gunungkidul," kata Gusti.
Untuk sistem inovasi daerah di bekas Ibukota Indonesia ini, Kemenristek akan menerapkan teknologi pengangkatan air bawah tanah dengan menggunakan pompa air. Inovasi ini bertujuan untuk memenuhi ketersediaan air bagi masyarakat yang sulit mendapatkan air di kabupaten Gunung Kidul.
Pompa air yang akan digunakan merupakan buah karya Fakultas Teknik UGM yang tidak memerlukan tenaga listrik.

Selain itu, dana ristek juga dimanfaatkan untuk pengembangan riset dan teknologi 38 kincir air di pantai Pandansimo, Kabupaten Bantul dan mendukung lomba inovasi peluncuran roket.
Menurut Gusti, penerapan inovasi bukan hanya pada tataran nasional saja, namun juga pada tingkat daerah dimana setiap daerah memiliki keunikan masing-masing sehingga inovasi dan teknologi yang dibutuhkan pun akan sangat berbeda antara satu dengan lainnya.

“Untuk tingkat nasional kita mengelola dana ristek mencapai sekitar Rp4 triliun, mengkoordinir 7 lembaga riset seperti Lipi, Lapan, Batan,” katanya.


VIVAnews
0

LAPAN: Asteroid AG5 Belum Tentu Tabrak Bumi

Prediksi Komet Swift-Tuttle akan menabrak Bumi pada tahun 2126, bisa jadi contoh kasus. 

VIVAnews - Astronom dunia, dari Badan Antariksa Eropa (ESO) dan  Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kini sedang memusatkan perhatian pada pergerakan sebuah asteroid yang besarnya sedikit lebih panjang dari lapangan bola. Namanya, Asteroid 2011 AG5. 

Batu raksasa itu diperkirakan bisa menabrak Bumi pada 5 Februari 2040, 28 tahun lagi. Peluangnya 1:625, yang terbesar yang pernah ada. Jika menghantam kota yang berpenduduk padat, niscaya petaka yang akan terjadi. Jutaan orang bisa tewas.

Terkait itu, Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin mengakui, pihaknya belum melakukan penelitian khusus.

"Tim LAPAN hanya memantau kajian internasional. Karena belum ada teknologi yang canggih di Indonesia, sehingga kami hanya memantau saja," kata dia kepada VIVAnews.com, Sabtu 3 Maret 2012.

Apalagi, penemuan obyek tersebut masih dalam jangka waktu yang sangat panjang. "Artinya jika semakin jauh obyek luar angkasa dari tahun perkiraan, maka tingkat akurasi semakin buruk. Ini menjadi probabilistik, karena ada kemungkinan menabrak tapi belum tentu menabrak," kata dia.

Profesor riset Astronomi-Astrofisika itu menerangkan, ada suatu batas tertentu bahwa asteroid yang melintas bumi merupakan obyek yang diwaspadai. Namun meski melintas bumi, belum tentu lintasannya tersebut membahayakan bumi.

Penelitian di tahun 1990-an menjadi contoh kasus. Saat itu diperkirakan Komet Swift-Tuttle akan menabrak Bumi pada tahun 2126. "Namun dengan data terbaru dapat disimpulkan bahwa bumi dalam kondisi aman meski komet tersebut akan melintas bumi," kata dia.

Thomas meminta, masyarakat tak perlu khawatir berlebih. "Karena berita perkiraan tabrakan Asteroid belum bisa dipastikan 100 persen. Mungkin saja orbit asteroid dapat melenceng akibat gangguan planet-planet besar," kata dia.

Meski tak secanggih NASA atau ESO, LAPAN juga mengikuti perkembangan informasi obyek dekat Bumi yang berpotensi membahayakan.

Salah satu alasannya, Indonesia pernah kejatuhan asteroid. Asteroid besar pernah meledak di teluk Bone di Sulawesi pada tahun 2009. Saat itu, asteroid memasuki atmosfer padat bumi dengan perkiraan jarak 10 meter dari permukaan bumi dan menimbulkan ledakan. "Saat itu juga telah disiapkan alat pemantau nuklir yang mendeteksi asteroid hingga ketinggian 30 km sebelum asteroid bersinggungan ke bumi," tambah dia.


VIVAnews