0

Energi Siap Rampungkan Pembelian Blok Masela

Perseroan akan membeli 10 persen kepemilikan hak partisipasi di Blok Masela dari Inpex.

VIVAnews - PT Energi Mega Persada Tbk segera menandatangani pembelian 10 persen kepemilikan hak partisipasi (participating interest) di Blok Masela PSC di Laut Arafura.

"Bulan ini akan selesai," kata Direktur Utama Energi Mega Persada, Imam P Agustino di Jakarta, Jumat 16 Juli 2010.

Menurut Imam, perseroan akan membeli 10 persen kepemilikan hak partisipasi di Blok Masela dari Inpex Masela Ltd senilai US$100 juta. Blok Masela diperkirakan mulai berproduksi pada 2016.

Imam menjelaskan, blok tersebut diharapkan mampu meningkatkan cadangan minyak dan gas perseroan sekitar 300 juta barel ekuivalen minyak (barrel of oil equivalen/boe) menjadi 565 juta barel ekuivalen minyak. Adapun total cadangan gas Blok Masela mencapai 18 triliun kaki kubik.

Imam mengatakan, penyelesaian pembelian 10 persen kepemilikan saham di Blok Masela tersebut tidak menunggu kajian pemerintah.

Seperti diketahui, Inpex Masela, perusahaan asal Jepang itu menguasai 100 persen participating interest di Blok Masela. Blok Masela seluas 3.221 kilometer persegi itu terletak di kedalaman laut 300-1.000 meter.

Sebelumnya, Head of Investor Relations Energi Mega Persada, Herwin W Hidayat, berharap, partisipasi perseroan pada blok Masela PSC bisa memperkuat hubungan Inpex dengan industri hulu minyak dan gas di dalam negeri. Hal itu turut mendukung pengembangan Lapangan Gas Abadi. Lapangan Gas Abadi ditemukan di Blok Masela pada 2000.

Berdasarkan rencana pengembangan yang telah disetujui pemerintah, Lapangan Abadi bisa mulai berproduksi pada 2016. Lapangan tersebut akan memproduksi sekitar 4,5 juta ton gas alam cair (liquified natural gas/LNG) per tahun serta 13 ribu barel kondesat per hari.

Produksi akan dilakukan menggunakan teknologi floating liquified natural gas (FLNG).

Penerapan teknologi tersebut memungkinkan ditempatkannya sistem pencairan gas alam (natural gas liquefaction system), tempat penyimpanan LNG, serta fasilitas bongkar muat dalam satu kapal. Kondisi tersebut bisa meminimalisasi dampak negatif pada lingkungan.


VIVAnews
0

RI - Korsel Sepakat Bangun Jet Tempur

SEOUL (SI) – Indonesia sepakat bergabung dalam proyek pengembangan jet tempur KF-X,Korea Selatan (Korsel), yang tertunda selama beberapa tahun akibat masalah teknis dan pendanaan.

Kedua negara juga sepakat untuk bekerja sama dalam produksi dan pemasaran jet tempur tersebut. “Indonesia akan memperoleh sekitar 50 jet tempur KF-X dengan menanggung 20% biaya pengembangan proyek bernilai miliaran dolar AS itu,” ungkap Kementerian Pertahanan Korsel dalam rilisnya. Kesepakatan itu ditandatangani di Seoul oleh Komisioner Kementerian Pertahanan Korsel dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertahanan (Kemhan) Indonesia Marsekal Madya TNI Erris Herryanto kemarin.Menurut Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel,proyek ini akan kembali dimulai awal tahun depan. Adapun produksi jet-jet tempur baru dilakukan setelah studi kelayakan rampung pada akhir 2012.

“Kami juga memerlukan mitra asing yang akan mentransfer teknologi dan suku cadang utama jet tempur tersebut,” ujarnya tanpa menyebutkan total dana yang diperlukan. Proyek jet tempur KF-X sebenarnya sudah diluncurkan tahun 2000,tapi ditangguhkan karena masalah teknis dan ekonomi.Presiden Lee Myung-bak pada Januari lalu setuju untuk mendorong proyek tersebut di tengah meningkatnya ketegangan antara Korsel dan Korut. Kementerian Pertahanan RI membenarkan kerja sama dengan Korsel dalam memproduksi pesawat tempur KF-X.Pemerintah Indonesia bisa menggunakan fasilitas milik PT Dirgantara Indonesia.

“Kami tidak hanya membeli pesawat tempur, tetapi juga ingin bekerja sama dalam produksinya.Kami berharap fasilitas milik PT Dirgantara Indonesia bisa digunakan untuk hal itu,”kata Juru Bicara Kemhan BrigjenTNI I Wayan Midhio. I Wayan mengatakan KF-X adalah pesawat tempur jenis baru yang memiliki kemampuan tempur andal. Bahkan.Wayan berani mengklaim kemampuan KF-X ini di atas F-16, tapi masih di bawah F-35.Wayan mengakui pemerintah berencana membeli 50 buah KF-X begitu pesawat selesai diproduksi.Tidak hanya membeli, pemerintah juga membantu memasarkan pesawat itu ke negara-negara lain.

“Saya kira, prinsip yang paling utama adalah sekarang negara kita bisa ikut terlibat dalam proses produksinya,jadi ada transfer teknologi,”tuturnya. Juru Bicara TNI Angkatan Udara Laksamana Pertama Bambang Samudro menyatakan kerja sama produksi pesawat tempur dengan Korsel ini adalah bagian dari rencana kedua pihak untuk meningkatkan kemampuan dalam memproduksi pesawat tempur.“Ini adalah kerja sama jangka panjang kedua negara.Kesepakatan ini dicapai setelah melalui pembicaraan panjang,”tuturnya.

Kerja sama produksi pesawat tempur ini, lanjut Bambang,dimulai tahun ini sementara segala persiapan seperti survei dan membuat prototipe akan dilakukan hingga 10 tahun ke depan.Bambang menambahkan, TNI AU akan memakai semua pesawat itu jika pemerintah membelinya.“Yang paling utama, kita tidak hanya membeli, tetapi kita bisa membuat sendiri peralatan tempur kita sebagaimana yang pemerintah inginkan,”katanya. Sekjen Kemhan Marsekal Madya Erris Herryanto sebelumnya mengatakan Indonesia layak untuk berpartner membuat pesawat tempur.Menurut dia,langkah kerja sama dengan Korsel merupakan suatu kemajuan karena tidak banyak negara yang bisa membuat pesawat tempur.

Apabila memiliki pabrik pesawat tempur, Indonesia tidak akan bergantung lagi kepada negara lain. Namun Erris saat itu belum bisa merinci beberapa hal yang tertuang dalam perjanjian itu,termasuk apa saja yang akan diperoleh Indonesia dan apa saja yang harus disediakan. ”Yang jelas, kita punya PT Dirgantara Indonesia dan tenaga ahli,”kata Erris. Dia juga mengungkapkan, spesifikasi pesawat tempur KF-X ini kira-kira berada di atas F-16,tetapi di bawah spesifikasi F-35.Adapun kebutuhan biaya yang diajukan sekitar USD8 miliar dengan jangka waktu kerja hingga tahun 2020.Pada 2020 diharapkan sudah bisa disiapkan lima prototipe.Dari keseluruhan anggaran itu,Indonesia diharapkan menanggung sebesar 20%.

Berdasar informasi yang berkembang, pesawat tempur ini rencananya akan rilis pada 2020 .Rencananya KF-X akan disokong mesin kembar setara dengan kelas General Electric F414 atau SNECMA M88 yang digunakan pada F/A- 18E/F Boeing dan Dassault Rafale. SNECMA menggambarkan M88 sebagai landasan dari keluarga mesin generasi baru. Mitra yang akan dirangkul untuk pengembangan mesin adalah Lockheed Martin yang sebelumnya terlibat dalam desain dan pengembangan pelatih Korea Aerospace T-50 jet supersonik. Proyek KF-X juga akan merangkul sejumlah perusahaan asing. Perusahaan-perusahaan asing akan membayar hingga 30% dari program.

Kepala Tim Pengembangan Sistem Udara Korsel Kolonel AU Dae Yeol-lee sebelumnya mengungkapkan, BAE Systems telah menyatakan minatnya dalam mengembangkan radar, sedangkan Alenia Aeronautica dipercaya untuk memasok senjata utama dari KF-X dan bertanggung jawab pada program neuron kolaboratif untuk mengembangkan teknologi European combat-drone. (pasti liberti/helmi firdaus)


SINDO
0

Zyrex Tawarkan PC Tablet Pertama Buatan Lokal

Jakarta (ANTARA News) - Tidak mau ketinggalan dari Apple yang membuat komputer tablet iPad, produsen komputer lokal Zyrex juga memproduksi komputer sejenis dengan menghadirkan Wakamini MP 1291 series Multi Touch dan Wakatobi Mini 963, di ajang FKI-ICS 2010, Balai Sidang, Jakarta.

Wakamini adalah komputer tablet seratus persen buatan Indonesia dengan harga yang bisa dijangkau siapapun, Rp3.599.000.

Dari sisi layarnya, desain komputer tablet lokal ini tergolong unik yang dapat diputar 180 derajat, berukuran 10 inchi dan memiliki empat varian warna; coklat, merah, hitam dan biru.

Sistem operasinya menggunakkan Windows 7 Home Premium dan Ultimate, dengan layar sentuh.

Wakamini dibekali dengan prosesesor Intel Atom N450 berkecepatan 1,66 Ghz,RAM (Random Access Memory) sebesar 1 GB DDR2, Ruang penyimpanan 250 GB, sedangkan bobotnya 1,35 KG dengan Wifi "4 in 1" card reader dan 1,3 MP Webcam dengan batrai berdaya tahan tiga jam.

Sementara Wakatobi berukuran lebih mungil dan didesain untuk anak-anak, hanya 8,9 inchi. Desain layarnya juga unik, demikian pula harganya yang cukup menarik Rp2,999.000 per unit atau termurah di kelasnya.

Tapi berbeda dari saudaranya, Wakatobi tidak mendukung fitur multi touch.

Prosesor Wakatobi adalah Intel Atom N270 berkecepatan 1,6 Ghz, dengan RAM 1 GB DDR2. Bobotnya hanbya 1,25 kg.

Pada hari pertama pameran berlangsung booth zyrex mengaku sudah menjual belasan unit Wakamini dan Wakatobi. (*)


ANTARANews
0

Hercules TNI-AU Jalani Pemeliharaan Berat di AS

Dubes AS Cameron R. Hume (kanan) didampingi Wakil KSAU Marsdya TNI Sukirno (tengah) menyematkan tanda misi penerbangan kepada salah seorang crew pesawat C-130 Hercules TNI-AU yang akan melakukan penerbangan ke Oklahoma, AS di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (13/7). (ANTARA/Saptono)

Jakarta (ANTARA News) - Satu unit pesawat angkut berat C-130 Hercules Tentara Nasional IndonesiaAngkatan Udara (TNI-AU) menjalani pemeliharaan berat dalam Programmed Depot Maintanance (PDM) di hangar perusahaan ARINC di Oklahoma, Amerika Serikat (AS).

Satu pesawat yang menjalani pemeliharaan berat di ARINC untuk kali pertama itu, bernomor register A-1323 dan dilepas oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau), Marsekal Madya TNI Soekirno, ke Oklahoma dalam sebuah upacara militer di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa.

"Program pemeliharaan PDM tersebut merupakan pemeliharaan tingkat berat untuk pesawat C-130 Hercules yang mengacu pada `technical order` yang dikeluarkan AS. Program ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang telah disepakati angakatan udara RI dan AS," kata Soekirno.

Ia mengemukakan, program pemeliharaan yang dibiayai dengan hibah AS itu bertujuan meningkatkan kemampuan dan kesiapan pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara.

"Pengerjaan pemeliharan itu akan dilangsungkan selama enam bulan, melibatkan sepuluh orang teknisi TNI Angkatan Udara dalam rangka alih teknologi. Ke-14 teknisi itu akan diberangkatkan besok," kata Soekirno.

Ia menambahkan, hibah bagi pemeliharaan C-130 Hercules TNI Angkatan Udara akan dilakukan bertahap. "Jika satu unit ini telah selesai dan berhasil ditingkatkan kemampuannya, maka dua unit pesawat angkut berat sejenis, juga akan menjalani pemeliharaan di Oklahoma," tutur Soekirno.

Teknisi TNI Angkatan Udara sebenarnya telah memiliki kemampuan untuk melakukan pemeliharaan pesawat C-130 Hercules seperti Depo Pemeliharaan 30 di Pangkalan Udara Abdurahman Saleh, Malang.

Hanya saja, pihak AS ingin melakukan pengecekan dan pemeliharaan secara menyeluruh dan teliti.(T.R018/P003)


ANTARANews
0

Mobil Irit ITS Rebut Juara Asia

Sepang - Mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akhirnya bisa membawa harum nama bangsa. Mobil irit buatan mereka menjadi juara di Asia.

Dalam lomba Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2010 yang digelar di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia 8-10 Juli 2010 itu, Tim ITS 2 dengan mobil Sapu Angin 2 mencatat rekor mobil teririt dengan jarak tempuh 237,6 kilometer setiap satu liter bensin.

ITS menjadi juara pertama dalam Combustion Grand Prize dan Gasoline Fuel Award. Kedua penghargaan tersebut masuk dalam kategori Urban Concept.

"Kemenangan tersebut banyak ditopang oleh kelebihan mobil sapu angin yang bobotnya ringan, yakni mencapai 93 kilogram," ujar Triyogi, Dosen Teknik Mesin ITS, yang turut mendampingi tim ITS dalam siaran pers yang diterima detikOto, Rabu (13/7/2010).

Dalam Combustion Grand Prize, ITS didampingi oleh tim dari Universitas Indonesia yang meraih juara kedua dan ketiga. Masing-masing mobil irit UI itu mencatat angka konsumsi BBM 61,8 km per liter dan 54,5 km per liter. Mereka mengalahkan peserta lain seperti dari Jepang dan Thailand.

Menurut Triyanto, peningkatan kinerja beberapa komponen ditambah dengan efisiensi mesin menjadikan mobil Sapu Angin 2 unggul dalam kelas urban concept di antara mobil 15 universitas ternama Asia.

"Kunci kemenangan lainnya adalah upaya Tim ITS untuk melakukan inspeksi dan tes sirkuit lebih awal," kata Triyogi.

Selain Sapu Angin 2 yang berkapasitas 110 cc , ITS dalam lomba tersebut juga membuat mobil Sapu Angin 1. Namun tidak seperti Sapu Angin 2 yang mirip mobil konvensional beroda empat, Sapu Angin 1 ini masuk kategori mobil prototipe futuristik mirip gokart dengan kapasitas mesin 40 cc. Mobil ini tercatat bisa melaju hingga 234 km per liter.

Sayangnya untuk kategori Prototype ini tim dari Indonesia tidak ada yang bisa berbicara banyak. Tim mahasiswa Indonesia masih kalah dari Thailand (1.521 km per liter), Jepang (1.235 km per liter) dan China (940 km per liter) yang merupakan pemenang dari Combustion Grand Prize.

"Sapu Angin 1 belum maksimal karena berbagai macam kendala, seperti menabrak," ujar Dosen pembimbing ITS Witantyo dalam jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta.

Dari Indonesia sendiri ada 8 tim dari4 Perguruan Tinggi yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang berlomba di SEM. ( ikh / ddn )

Detik.com

0

RI - Australia Siapkan MoU Peningkatan Kualitas SDM Iptek

Urgensi peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang iptek semakin meningkat, terutamanya di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) dan LPNK. Hal tersebut dikarenakan adanya jurang perbedaan antara kualitas SDM iptek pada masa yang lalu dan sekarang sebagai konsekuensi dari penurunan anggaran iptek.

Sejalan dengan upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia di lingkungan KRT dan LPNK maka diperlukan kerjasama dan sinergi dengan pihak luar, seperti dengan pemerintah Australia. Oleh karena itu pada Kamis, 8 juli 2010 telah digelar pembahasan mengenai draft MoU antara Indonesia – Australia dalam bidang penelitian dan pelatihan.

Rancangan draft MoU ini adalah merupakan turunan dari Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Australia in Scientific Research and Technological Development, yang telah ditandatangani pada 11 Juli 2005 di Jakarta.

Pertemuan yang dihadiri oleh pejabat KRT, Dirjen HKI, dan LPNK terkait seperti BPPT, LAPAN, dan LIPI beragendakan perumusan dan penyempurnaan draft MoU tersebut.
Dalam kata sambutan dan sekaligus membuka pertemuan, Ruben Silitonga selaku Kabid Pengembangan Jaringan Iptek Internasional KRT menjelaskan bahwa sesunguhnya draft ini sudah disetujui oleh Kementerian Luar Negeri. Namun demikian masih perlu perbaikan dan penyempurnaan khususnya mengenai materi yang bersifat teknis, ujar Ruben.

Diharapkan apabila MoU telah ditandatangani, Pemerintah Indonesia, terutamanya KRT membuka peluang yang lebih besar untuk menciptakan hubungan bilateral yang baik terutama diantara para peneliti, mitra, dan lembaga pendidikan berbasis pengetahuan. Selain itu juga kesempatan ini diharapkan akan mendorong para peneliti kedua negara untuk melakukan penelitian dan riset bersama yang lebih banyak lagi.


Ristek
0

Telkom Alokasikan Rp15 Miliar untuk Startup

VIVAnews - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk tengah menggelar program Indigo Fellowship 2010. Dalam penyelenggaraannya, perseroan menyisihkan anggaran sekitar Rp15 miliar untuk menumbuhkembangkan perusahaan startup.

Indigo merupakan kepanjangan dari Indonesian Digital Community yang merupakan platform program untuk menumbuhkan kreativitas digital melalui kerja sama dengan komunitas-komunitas.

Sementara itu, Indigo Fellowship adalah program yang bertujuan menjaring creativepreneur di bidang industri kreatif, sekaligus menjadi inkubasi bisnis bagi perusahaan startup di industri kreatif ICT.

"Lebih dari 1.000 startup yang mendaftarkan ide kreatifnya ke Telkom Indonesia via Indigo Fellowship. Kali ini, kami yang menjemput bola, kami undang mereka untuk menunjukkan kreativitasnya," kata Widi Nugroho, Pjs Executive General Manager Divisi Multimedia Telkom Indonesia dalam keterangannya, Jumat 9 Juli 2010.

"Dari sekitar 1.000 peserta, kami telah menyortirnya menjadi 750 peserta, kemudian 50 peserta, dan akhirnya menjadi 11 finalis," ujar Widi.

Tema yang diusung pada program kali ini adalah "Digitalpreneur for National Character Building". Lewat Indigo Fellowship, diharapkan lahir pemain baru di bisnis kreatif digital.

Turnamen ini melombakan ide kreatif dan karya kreatif di berbagai kategori. Yaitu kategori ritel/konsumer (konten/aplikasi yang ditujukan atau bermanfaat khususnya bagi masyarakat ritel/konsumer), small & medium company (aplikasi atau konten bagi pelanggan UKM), enterprise (aplikasi atau konten digital bagi pelanggan enterprise), dan rural/maritime (aplikasi atau content buat pengembangan masyarakat pedesaan atau masyarakat pesisir pantai).

Widi menjelaskan, ada empat sorotan utama pada kegiatan CSR-nya ini, yaitu karya yang dikirimkan harus bersifat kreatif, artinya mengembangkan metode baru untuk menghasilkan inovasi.

"Kedua, karya kreatif yang dipilih harus memiliki kelayakan bisnis untuk diimplementasikan, berpotensi menghasilkan revenue. Ketiga, peserta memiliki kompetensi di bidang digitalpreneur, mampu mengelola sumber daya untuk membangun industri. Terakhir, karya kreatif harus berdampak maksimal kepada masyarakat, sosial, seperti pengentasan kemiskinan," kata Widi.

"Untuk menumbuhkembangkan karya kreatif para peserta, kami mengalokasikan budget sebesar Rp15 miliar, tapi tidak seluruhnya berupa dana segar," ungkapnya.

Dimulai sejak 2007, beberapa buah hasil kerja sama komunitas dan Telkom adalah SIAP (sistem informasi aplikasi pendidikan) Online, Pesona Edu, Indismart, Kanalbola, FullTrek, dan Speedy Games. (art)


VIVAnews