0

GRANAT MERIAM BUATAN ANAK BANGSA

Granat Meriam adalah salah satu alutsista munisi kaliber besar (MKB) yang digunakan oleh TNI Angkatan Darat dalam rangka menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Demikian disampaikan Kol. Wardoyo, SB, Slp, Dirbinlitbang Pussen Armed TNI AD yang didampingi Dr. Ir. Ade Bagja, Deputi Direktur Litbang, Direktorat Produk Sistem Senjata, PT. PINDAD (Persero), pada Iptek Talk, Minggu, 11 Juli 2010, Pkl. 18.30-19.00 WIB di TVRI.

Menurut Wardoyo, di TNI AD granat meriam lebih dikenal dengan munisi meriam. Granat meriam ini terdiri dari dua paket, yaitu munisi dan selongsong. Granat meriam yang terdiri dari dua paket tersebut akan dimasukkan ke dalam laras meriam atau diloading, dalam pelaksanaan tergantung dari elevasi atau sudut yang diinginkan. Penggunaan granat meriam / munisi meriam di TNI AD sudah sejak perang dunia ke dua selesai. Sampai saat ini TNI AD masih menggunakan granat meriam produk dari luar negeri, akan tetapi bukan berarti TNI AD tidak mau menggunakan produk lokal, melainkan karena PT. PINDAD sendiri sebagai perusahaan senjata dalam negeri belum membuatnya.

Wardoyo menjelaskan bahwa memang selama ini TNI AD berkiblat ke luar negeri, selama ini meriam yang digunakan memang berasal dari luar negeri. Berdasarkan pengalaman, walaupun meriam itu buatan luar negeri belum menjadi jaminan, tetap saja masih ada hambatan dalam penggunaannya di lapangan. Tetapi ternyata, granat meriam produk lokal, yaitu hasil anak bangsa di PT. PINDAD sudah memenuhi syarat-syarat tipe granat meriam yang digunakan dalam rangka pengadaan barang TNI AD, maka PT. PINDAD bisa mengikuti proses pelelangan.

Ade menjelaskan bahwa memang sampai saat ini PT. PINDAD belum membuat granat meriam. Akan tetapi keinginan untuk membuat sudah lama, apalagi PT. PINDAD sudah mempunyai fasilitas yang bisa digunakan dalam produksi granat meriam. Fasilitas ini sudah ada sejak tahun 1991, dan bisa di optimalkan. Fasilitas ini disebut dengan filling plan yang berada di divisi munisi, di kota kecil Turen, sekitar 30 km dari kota Malang Jawa Timur. Filling plan yang dimiliki PT. PINDAD di Turen itu merupakan filling plan terbesar se-Asia Tenggara. Bahkan beberapa negara tetangga tidak memiliki filling plan seperti yang dimiliki oleh PT. PINDAD. Fasilitas ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan TNI AD. Jadi bisa dikatakan bahwa PT. PINDAD sudah siap untuk memproduksi granat meriam, tetapi bukan memproduksi granat meriam secara keseluruhan. Fasilitas filling plan tersebut hanya untuk hulu ledaknya saja. Granat meriam terdiri dari beberapa bagian seperti, bagian selongsong, bagian propelan sebagai pendorong. PT. PINDAD tetap akan melakukan produksi secara bertahap sampai dapat memproduksi sendiri granat meriam secara keseluruhan untuk kemandirian dalam hal pengadaan alutsista dalam negeri.

Menurut Ade, di dalam bagian granat meriam ada yang diisi dengan bahan eksplosif, supaya granat tersebut memiliki efek daya ledak. Untuk mengisi bahan eksplosif hulu ledak dari granat meriam ini maka digunakanlah fasilitas filling plan. Teknologi yang digunakan adalah teknologi dari swedia, yang mana tahun 1991 sudah mulai dipakai. Kapasitas dari filling atau pengisian TNT ataupun campuran TNT ke dalam hulu ledak granat meriam ini sendiri mencapai 1.200 kg/shift, dimana dalam hulu ledak granat meriam 105 isinya hanya 2 kg TNT, berarti dalam 1 hari bisa lakukan pengisian hulu ledak granat meriam sebanyak 600 hulu ledak.(gs.dw-dpipt)


Ristek

0

Merger Flexi - Esia Ditunda

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN meminta PT Telkom Tbk menunda sementara rencana merger layanan TelkomFlexi dengan Esia milik PT Bakrie Telecom hingga manajemen baru Telkom terbentuk.

"Kami meminta Telkom meng-hold dulu rencana merger Flexi-Esia," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Rabu.

Menurut Mustafa, penundaan pembicaraan rencana merger terkait dengan rencana pergantian direksi dan komisaris Telkom.

Ia menuturkan, perombakan direksi dan komisaris diperkirakan terlaksana sekitar Agustus-September 2010.

Mustafa beralasan bahwa manajemen baru yang akan terbentuk belum tentu punya strategi yang sama dengan manajemen saat ini.

"Sekarang peluang-peluang untuk melakukan pengembangan usaha begitu banyak. Kalau baik diteruskan kalau ada alternative lain silahkan," tegas Mustafa.

Ia menambahkan, RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa--red) minimal dapat dilaksanakan 35 hari setelah pelaksanaan RUPS reguler (RUPS Tahunan) pada 11 Juni 2010.

Jadwal pasti pelaksanaan RUPSLB Telkom tetap menunggu izin dari Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham.

"Jadi ada dua opsi, pada bulan Agustus saat bulan puasa atau setelah lebaran September. Tunggu komando dari kami," katanya.

Meski begitu, Mustafa tidak mengungkapkan nama calon kuat yang akan menduduki kursi Dirut Telkom.

Ia menuturkan, tiga nama bersaing dalam seleksi oleh Kementerian BUMN dan Tim Penilai Akhir.

"Ketiga calon yang dievaluasi berasal dari internal perusahaan," katanya.

Menurut informasi berkembang, dua nama yang digadang-gadang menjadi dirut Telkom yaitu Arief Yahya yang kini menjabat Direktur Enterprises and Wholesale Telkom, atau tetap mempertahankan Rinaldi Firmansyah.(R017/S026)


ANTARANews
0

Adu Ide Kreatif Lewat Indigo Fellowship 2010

VIVAnews - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk kembali membuka kesempatan kepada para teknopreneur lokal untuk mengajukan ide-ide kreatif mereka di bisnis digital, lewat program Indigo Fellowship 2010.

Indigo Fellowship adalah program yang bertujuan menjaring creativepreneur di bidang industri kreatif, sekaligus menjadi inkubasi bisnis bagi perusahaan startup di industri kreatif ICT.

“Yang terpenting, potensi anak bangsa dalam industri kreatif digital bisa memperoleh wadah yang layak, sehingga bisa memberi kontribusi untuk kemajuan bangsa,” kata Vice President Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia di Jakarta, Selasa 1 Juni 2010.

Tema yang diusung pada program kali ini adalah ”Digitalpreneur for National Character Building”. Lewat Indigo Fellowship, diharapkan lahir pemain baru di bisnis kreatif digital.

Turnamen ini melombakan ide kreatif dan karya kreatif di berbagai kategori. Yaitu kategori ritel/konsumer (konten/aplikasi yang ditujukan atau bermanfaat khususnya bagi masyarakat ritel/konsumer), small & medium company (aplikasi atau konten bagi pelanggan UKM), enterprise (aplikasi atau konten digital bagi pelanggan enterprise), dan rural/maritime (aplikasi atau content buat pengembangan masyarakat pedesaan atau masyarakat pesisir pantai).

Peserta pemilik karya kreatif terbaik akan mendapatkan apresiasi berupa dukungan dana untuk inisiasi bisnis mencapai Rp 50 juta, dukungan produk/layanan dari Telkom Group, dan mentoring digitalpreneurship oleh para pakar.

Selain itu, ide tersebut akan berpeluang untuk dikembangkan bersama Telkom Group atau menjadi produk konten dan aplikasi yang siap dipasarkan ke pelanggan Telkom Group.

Selain itu, Indigo Fellowship akan memberikan penghargaan kepada Indigo Fellow 2010 bagi para tokoh kreator, creativepreneur, pendorong industri digital, serta akademisi yang berdedikasi dalam memotivasi dan mendorong tumbuhnya industri digital.

Para tokoh yang terpilih sebagai Indigo Fellow 2010 akan mendapatkan apresiasi berupa hadiah uang sebesar Rp 10 juta, dukungan produk/layanan Telkom Group.

Telkom Group menggelar Indigo Fellowship 2010 sejak 2007. Pendaftaran Indigo Fellowship 2010 telah dibuka sejak 26 Mei 2010 melalui situs www.plasaindigo.com.

Usulan tokoh dan ide bisnis digital akan diseleksi secara bertahap, sebelum akhirnya pemenang bakal diumumkan pada pengujung 2010 pada acara Indigo Award 2010. (art)

VIVAnews
0

Pemerintah Pelajari Merger Operator Seluler

Frekuensi milik operator yang bergabung merupakan hal yang menjadi perhatian pemerintah.

VIVAnews
- Isu akuisisi dan merger dalam bisnis operator seluler saat ini semakin kencang. Hal ini membuat Dirjen Postel melakukan penelitian untuk membuat pengaturan yang pas sesuai perkembangan.


"Merger boleh saja, tetapi kita harus melihat pengaturan frekuensinya ini,” kata M. Budi Setiawan, Dirjen Postel Kemenkominfo, pada jumpa pers, 5 Juli 2010.

Saat ini, kata Budi, ada studi grup yang dibentuk untuk mempelajari isu seputar tersebut.

“Kalau penggabungan, merger atau akuisisi ‘kan diatur oleh Bapepam. Cuma, kita juga harus melihat sumber daya yang melekat yaitu frekuensi. Apakah juga ikut jadi dua atau satu,” kata Budi.

Budi menyebutkan, pemerintah inginnya satu frekuensi dari dua operator yang bergabung itu dikembalikan. “Untuk itu kita juga melakukan studi dengan konsultan,” ucapnya.

Kabar terbaru, kata Budi, di Amerika Serikat, presiden Obama membebaskan frekuensi 500MHz dan itu jadi masukan baru buat kita. “Jadi seperti bahan pertimbangan dan perbandingan dengan negara lain,” kata Budi.

“Saat ini, kita bukan konsen pada boleh atau tidak adanya merger atau akuisisi operator telekomunikasi, tetapi pada frekuensinya itu,” kata Budi. “Jangan pula dijual dulu karena frekuensi melekat pada pemilik sebagai konsumen,” ucapnya.

VIVAnews
0

Makassar Gelar Lomba Robot

MAKASSAR--MI: Jelang Olimpiade Robot Nasional 24 Juni mendatang di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sebanyak 120 siswa sekolah dasar (SD) di Kota Makassar mengikuti Battle Robo 2010 'Fun Learning and Play With Robo'.

Acara digelar selama dua hari hingga Jumat (18/6) di open Hall SD Santo Joseph Rajawali Jalan Lamadukelleng No 7 Makassar.

Dalam Battle Robo tersebut, tiap tim terdiri atas dua orang dan memainkan sepasang robot dan memainkannya dengan misi harus memecahkan balon yang terikat di badan robot yang digunakan peserta. Tiap peserta memegang satu remote control untuk menggunakan satu robot.

"Untuk persiapan olimpiade robot tersebut, pada kompetisi ini dengan tema robot perang dengan berusaha memecahkan balon di badan robot lawan dengan menggunakan cutter yang dipasang di tangan robot. Setiap tim punya waktu tiga menit untuk memecahkan balon lawan," terang Sekretaris Panitia Battle Robo 2010 Steven Rampengan.

Selain untuk persiapan olimpiade robot jelas Steven, kegiatan ini juga untuk memperkenalkan robot dikalangan anak usia SD agar membangun minat, kreativitas dan menstimulasi perkembangan daya nalar serta memperkenalkan pengetahuan teknologi robotika sejak dini.

Ghenesia, 7 dan Sharon, 7, siswa kelas 2 SD Santo Joseph yang merupakan pasangan peserta Battle Robot tersebut mengaku senang sekali mengikuti acara ini. "Waktu baru main, rasanya tegang, takut robotnya jatuh dan harus kalah," ungkap Sharon. (LN/OL-9)


MediaIndonesia