0

Teknologi dan Industri Kapal Cepat Berkelas Dunia Produksi Banyuwangi


Quality Assurance
adalah pokok utama dalam menjaga dan meningkatkan kualitas inovasi pengembangan dan produksi berkelas dunia, demikian catatan penting yang diperoleh dari Eman Mansur, salah satu tenaga ahli di bidang composite, pada saat mendampingi tim bersama berbagai lembaga yaitu Hari Purwanto,Staf Ahli Menristek Bidang Hankam, Kementerian Riset dan Teknologi, Mayjen Mar Baharuddin, Staf Ahli Panglima TNI Bidang Industri Teknologi Militer, Markas Besar TNI, serta Edy Siradj, Staf Ahli Menhan Bidang Industri Teknologi Pertahanan dan Brigjen TNI Agus Suyarso, Direktur Teknologi Industri Pertahanan, Kementerian Pertahanan dalam kunjungan kerja lapangan pada Kamis, 29 Juli 2010 di galangan kapal cepat PT Lundin Industry Invest Banyuwangi.

Dalam kunjungan kerja tersebut, membuktikan bahwa kualitas dan daya saing industri memerlukan dukungan keterlibatan lembaga litbang dan pengujian serta perguruan tinggi, dalam hal ini diantaranya tercatat Balai Pengkajian dan Penelitian Hydrodinamika, BPPT dan ITS Surabaya serta universitas New Zealand terlibat dalam mendukung pengujian model berbagai inovasi produk kapal cepat yang saat ini telah mendapat kepercayaan pangsa pasar kapal cepat dari Brunei, Malaysia, Thailand, Italy serta tentu saja dalam negeri guna kepentingan sipil (sport, diving, fishing, turisme) maupun militer (patroli keamanan pantai dan perairan laut) diantaranya jenis X2K Special Ops RIB dan X2K Interceptor RIB yang sangat dikenal.

“Indonesia adalah negara maritim maka sudah seharusnya pertumbuhan industri swasta kecil menengah serta besar berbasis kelautan harus menjadi industri andalan nasional, termasuk diantaranya tumbuhnya kebutuhan industri dan teknologi kapal cepat tangguh berdaya saing kelas dunia”, ujar Lizza Lundin, Direktur PT Lundin Industry Invest.

Salah satu kesimpulan yang dapat ditarik adalah pentingnya kebijakan terpadu guna akselerasi “support” keberhasilan proyek-proyek R&D swasta yang didukung kuat lembaga litbang dan perguruan tinggi yang berkelanjutan guna membangun kemampuan teknologi kelautan dan perkapalan nasional berkelas dunia. Sehingga kedepan terbangun simpul-simpul rantai sistim inovasi nasional yang kuat dan terintegrasi guna diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan investasi dan peningkatan kemampuan inovasi nasional berpangsa internasional. (sa-pk/humasristek).


Ristek
0

ITS Ikut Atlantic Challenge di Kanada

Perahu Garuda (Humas ITS)

Kanada - Tim Maritime Challange dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya saat ini mewakili Asia untuk berlomba di ajang Atlantic Challenge 2010 di Midland, Kanada. 17 Orang mahasiswa berjuang di lomba tersebut dengan kapal buatan sendiri yang bernama Garuda.

Tim yang masuk dalam unit kegiatan mahasiswa dibidang kebaharian menemui banyak kendala yaat pelaksanaanlomba. "Tim bergegas untuk mengganti layar mizzen. Hal ini dikarenakan ukuran mizzen mast (layar pada kapal) dan monkey tail (tiang kapal) tidak cocok dengan layar mizzen yang baru," kata Pembina Maritime Challange, Daniel Mohammad Rosyid dalam rilis yang diterima detiksurabaya.com, Kamis(29/7/2010).

Dalam satu lomba yaitu balap dayung, tim sempat bingung. Pasalnya para peserta tidak diberi tahu dimana garis start dan jalur lomba. "Saat pertanda lomba dimulai, Garuda (nama perahu dari Tim Indonesia) dan Unite (nama perahu tim Irlandia) belum sampai di posisi start," jelasnya.

Saat ini tim Indonesia menempati peringkat ke 10 dari 13 negara. Tim Maritime Challange hanya bisa berharap untuk mengejar ketertinggalan di tiga lomba yang tersisa yaitu navigasi, mendayung, dan ropework. Kompetisi ini berlangsung sejak tanggal 24-31 Juli 2010. (wln/wln)


Detik.com

0

2015, Pertamina targetkan produksi 1 Juta barel minyak

PT Pertamina (Persero) berambisi memproduksi minyak 1 juta barel oil equivalent per day (BOEPD) pada 2015. "Pada 2015 kami harapkan produksi minyak capai 1 juta BOEPD," kata Senior Vice President Business Development Pertamina Hulu, Slamet Ryadi.

Slamet menyampaikan, saat ini produksi minyak Pertamina sekitar 350 ribu BOPD, ekuivalen sekitar 660 ribu BOEPD. Jadi, untuk harapannya pada 2015 produksi minyak ekuivalen mencapai 1 juta BOEPD.

Untuk bisa mencapai produksi 1 juta BOEPD, Pertamina harus mampu mendapatkan produksi minyak dari lapangan minyak baru. Selain itu juga dari akuisisi lapangan pengembangan atas lapangan baru.

Pada Juli 2009, kata Slamet, Pertamina telah mengakuisisi 46% interest di Kontrak Kerja Sama (KKS) Offshore North West Java dari BP dan menjadi operator di KKS itu.

Menurut dia, ONWJ merupakan salah satu PSC tertua di dunia dan mempunyai operasi lepas pantai (offshore) yang signifikan sejak 1968.

Selain itu, ONWJ juga termasuk 10% produsen minyak terbesar di Indonesia, memiliki infrastruktur lepas pantai yang sangat kompleks, dan program kerja sama yang besar dengan bujet sekitar US$ 500 juta setiap tahun.

ONWJ dengan tenaga kerja berjumlah sekitar 450 orang merupakan center of excellence untuk teknologi offshore di Pertamina. Kinerja KKKS ONWJ mengalami peningkatan setelah akuisisi oleh Pertamina.


tender-indonesia.com
0

LIPI Pamerkan Radar Buatan Indonesia

AMBON | SURYA Online - Balai Konservasi Biota Laut LIPI Ambon akan memamerkan radar buatan Indonesia dalam acara Maluku Expo, 31 Juli-5 Agustus, di Lapangan Merdeka, yang diadakan sebagai bagian pelayaran internasional Sail Banda.

“Karena Maluku adalah daerah kepulauan, maka kebutuhan akan sarana komunikasi sangatlah penting. Untuk itu, kami akan memamerkan contoh radar yang dibuat LIPI dan bisa digunakan untuk sistem navigasi maupun komunikasi,” kata Kepala LIPI Ambon, Augy Syahailatua, Senin (26/7/2010).

Menurut dia, selama ini radar yang digunakan di Indonesia merupakan barang impor. Untuk itu, LIPI mencoba membuat satu terobosan yang akan diperkenalkan di Maluku. “Radar buatan LIPI merupakan yang pertama dibuat Indonesia dan dapat dibeli dengan harga yang lebih terjangkau,” katanya.

Selain memamerkan radar buatannya, LIPI juga akan menampilkan hasil penelitiannya dan berbagai mesin teknologi tepat guna untuk mengolah bahan makanan menjadi produk bernilai ekonomis.

“Kami akan menampilkan berbagai cara pengolahan makanan, seperti abon, kerupuk ikan, dendeng, dan lain-lain, dengan metode yang lebih baik dan hemat yang sebelumnya sudah dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI,” kata Syahailatua.

Ia menjelaskan, pihaknya juga akan menyiapkan KM Riset Baruna Jaya VII untuk diikutsertakan dalam Parade Kapal Riset pada pameran yang akan berlangsung pada 31 Juli-5 Agustus mendatang.

“Kapal itu juga akan digunakan untuk mengakomodasikan 30 pelajar SMA dan mahasiswa se-Kota Ambon untuk mengikuti pelayaran Remaja Bahari Lintas Nusantara pada awal Agustus mendatang,” ujarnya.

Pelayaran pendek selama lima hari melintasi Kepulauan Lease dan Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah, itu akan diisi dengan sosialisasi pelestarian daerah pesisir dan laut, serta pertandingan voli dan sepak bola antarpeserta dengan penduduk setempat untuk menjalin kebersamaan.

“Selain informasi bagaimana caranya menjaga terumbu karang, padang lamun, ekosistem mangrove, dan sebagainya di daerah masing-masing, kami juga akan memberikan metode dan cara pengolahan makanan bernilai ekonomis dengan lebih hemat kepada masyarakat yang disinggahi,” katanya.


LIPI
0

Medco & Balitbang ESDM tangani 5 sumur CBM

PT Medco E&P Indonesia dan Balitbang Energi dan Sumber Daya Mineral menyepakati kerja sama penelitian, pengembangan, pelayanan jasa teknologi CBM untuk peningkatan kinerja produksi lima sumur CBM di Lapangan Rambutan, Blok South & Central (S&C) Sumatra.

Senior Manager of Relations Aditya Mandala mengatakan pengembangan gas metana batu bara atau CBM merupakan salah satu jalan keluar atas menurunnya jumlah produksi migas nasional. Dalam kaitan upaya mendukung program tersebut, katanya, Medco E&P menjadi salah satu perusahaan migas nasional yang sejak awal bekera sama dengan pemerintah untuk pengembangan CBM.

"Salah satu bentuk dukungan kami melalui penandatanganan nota kesepahaman untuk menyelesaikan aktivitas pengeboran dan meningkatkan kinerja produksi lima (5) sumur CBM di Wilayah Kerja Rambutan," katanya.

Menurut dia, studi bersama akan meliputi berbagai aktivitas di antaranya evaluasi dan penentuan parameter teknis serta potensi cadangan CBM di Rambutan, menentukan model keekonomian pengoperasian konsesi CBM di Indonesia, dan juga kerja sama penelitian serta jasa teknologi dalam pengembangan CBM.

"CBM mempunyai dapat dijual langsung sebagai gas alam, dijadikan energi dan sebagai bahan baku industri. Eksploitasi CBM tidak akan mengubah kualitas matrik batubara, tetapi malah menguntungkan para penambang batubara, karena gas metananya telah dimanfaatkan sehingga lapisan batubara menjadi aman untuk ditambang."

Berdasarkan pengujian yang dilakukan Lemigas pada 5 sumur uji, potensi cadangan dan produksi CBM lapangan Rambutan diperkirakan cukup besar. Lapangan Rambutan merupakan salah satu lapangan CBM yang berada di South Sumatera Basin, yang diperkirakan mempunyai potensi CBM sebesar 183 tcf.

Berdasarkan hasil analisa laboratorium, diketahui bahwa gas yang terproduksi memiliki kandungan gas metana berkisar antara 93% – 97%. Saat ini kelima sumur pilot project CBM telah mulai mengeluarkan gas metana batubara.

Dalam perkembangan lain, Kangean Energy Indonesia akan melakukan pemboran lima sumur pengembangan di Lapangan Terang Sirasun Batur yang berlokasi di Blok Kangean PSC, Jawa Timur, mulai Oktober 2010.

Vice President (VP) Human Resource & Administration, Kangean Is Nugroho mengatakan rencana pemboran dapat dilakukan seiring telah diperolehnya fasilitas Floating Production Unit (FPU) untuk memproduksi gas di lapangan tersebut. Dengan pengembangan itu, katanya, produksi gas Kangean yang saat ini sekitar 25 MMscfd bisa ditingkatkan menjadi 300 MMScfd pada awal 2012.

"Ditargetkan produksi tersebut bisa tercapai awal tahun 2012," katanya.

Saat ini, tuturnya, Kangean juga membangun pipa sepanjang 28 kilometer dari FPU ke jaringan pipa gas East Java. "Pembangunan direncanakan memakan waktu dua bulan."

Gas dari TSB, katanya, akan didistribusikan ke beberapa pembeli gas di Jawa Timur, seperti PT PLN, PT Petrokimia Gresik, PT Petrogas, dan PT Pertagas.


tender-indonesia.com
0

DI siapkan lini perawatan Sukhoi SuperJet 100


Air transportation,PT Dirgantara Indonesia (DI) akan menyiapkan lini perawatan atau MRO (maintenance, repair, overhaul) pesawat Sukhoi SuperJet 100, setelah sebelumnya mengembangakn MRO pesawat Boeing 737.

Budi Santoso, Direktur Utama PT DI, mengatakan hal itu terkait dengan minat maskapai Kartika Airlines untuk menyerahkan proses MRO 30 pesawat Sukhoi SuperJet 100 buatan Rusia, yang dibeli maskapai itu senilai Rp 7,6 miliar.


Dia mengatakan pihaknya membutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk menyiapkan lini perawatan pesawat jet berpenumpang 98 orang itu.


"Kartika Airlines baru menerima pengiriman perdana Sukhoi SuperJet 100 pada 2012, sehingga kami optimistis mampu menyiapkan lini perawatan tersebut," ujarnya. Budi menambahkan PT DI akan menjalin kerja sama dengan Sukhoi Civil Aircraft pabrikan Sukhoi SuperJet 100 untuk mempersiapkan perawatan pesawat.

"Investasinya untuk MRO tidak terlalu besar. Kan hanya menambah peralatan saja, sedangkan hanggar kami sudah punya," katanya.


Menurut dia, fasilitas hanggar yang ada di BUMN itu mampu menampung sekaligus empat unit pesawat berbadan sedang (narrow body), sepreti Boeing 737 dan Sukhoi SuperJet 100. PT DI menangani proses perawatan pesawat Boeing dari berbagai maskapai di Tanah Air.
0

Mahasiswa Indonesia Juarai Kompetisi Tekno Pangan Internasional

New York (ANTARA News) - Mahasiswa-mahasiswa Indonesia berjaya di kompetisi teknologi pangan internasional di Chicago, Amerika Serikat, dengan tampil sebagai juara I, II dan III dalam acara "10th Institute of Food Techonologists (IFT) Annual Meeting and Food Expo" yang berlangsung pada 17-20 Juli kemarin.

Menurut keterangan dari Konsulat Jenderal RI di Chicago, Kamis, para mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui tim "Crantz" dinobatkan sebagai Juara I dan tim "Zuper T" sebagai juara II; sementara para mahasiswa Universitas Brawijaya-Malang melalui tim "Arrice" muncul sebagai juara III.

Ketiga tim Indonesia berhasil meraih kejuaraan setelah lolos dalam seleksi babak final pada bulan Mei 2010 lalu untuk kompetisi teknologi pangan internasional kategori negara berkembang.

Pada babak tersebut, mereka menyisihkan 30 tim lainnya yang berasal dari Malaysia, Afrika Selatan dan Indonesia.

Saat kompetisi berlangsung di gedung McCormick Place --yang merupakan pusat pameran terbesar dan terkemuka di Chicago dan Midwest AS-- Tim Crantz yang terdiri dari empat mahasiswa IPB, yaitu Saffiera Karleen, Margaret Octavia, Stefanus, dan Agus Danang Wibowo, menyampaikan karya ilmiah hasil penemuan mereka mengenai makanan sarapan cereal "crantz".

"Crantz", yang terbuat dari singkong, kedelai, dan pisang, mengandung protein dan energi yang tinggi dan dibuat sebagai upaya untuk mengatasi masalah kekurangan energi protein pada anak-anak Indonesia, khususnya di wilayah NTT.

Penemuan tersebut dituangkan dalam karya ilmiah mereka berjudul "Healthy cassava flakes (crantz flakes) from the best local resources with high protein and energy for the bright future children in East Nusa Tenggara, Indonesia" .

Juara II, Tim "Zuper T" yang terdiri dari lima mahasiswa IPB, yaitu Zulfahnur, Henni Septiana, Laras Aryandini, Helena Widyasitoresmi, dan Eri Suhesti mempresentasikan hasil penemuan mereka berupa `puff cereal` yang terbuat dari tempe, pisang, dan jagung sebagai makanan jajanan yang sehat dan terjangkau harganya.

Melalui karya ilmiah berjudul "High protein triple mix puffed cereal based on tempe, corn, and banana to produce safe snack food for school-aged children in Indonesia", mereka memperkenalkan `puff cereal` sebagai jajanan sehat pengganti jajanan sekolah yang mengandung bahan-bahan pengawet dan pewarna berbahaya.

Pembimbing Tim Crants dan Zuper T terdiri dari beberapa dosen IPB, yaitu Dr Dahrul Syah, Prof Purwiyatno Hariyadi, dan Dr Ratih Dewanti Hariyadi dan Dr Eko Purnomo, dan Dr Feri Kusnandar.

Sementara itu, Tim Arrice yang meraih juara ke III, terdiri dari tiga mahasiwa Universitas Brawijaya, fakultas Teknologi Pertanian, yaitu Anugerah, Fathy, dan Daniel, menyampaikan hasil penemuan berjudul "Fighting for malnutrition in Indonesia by artificial rice based on cassava, and arrow-root with addition cowpea".

Hasil penemuan mereka itu berupa beras tiruan sebagai pengganti beras yang berasal dari padi --yang merupakan makanan pokok utama masyarakat Indonesia.

Beras tiruan tersebut dibuat dari singkong, garut dan kacang tunggak yang kandungan protein dan mineralnya lebih tinggi dibanding dengan beras dari padi.

Beras tiruan ini diharapkan dapat menjadi pengganti beras untuk mengatasi kekurangan nutrisi.

Tim Arrice mendapat bimbingan dari dosen mereka, yaitu Wenny Bekti Sunarharum.

Penghargaan untuk kemenangan ketiga tim mahasiswa Indonesia itu diserahkan dalam acara khusus yang berlangsung di Grand Ball Room Hotel Hilton, Chicago, yang dihadiri oleh sekitar 1.000 orang, termasuk Konsul Penerangan, Sosial dan Budaya KJRI Chicago, Sylvia Shirley Malinton dan Konsul Muda, Redo Ferdiansyah.

Dalam acara penerimaan penghargaan, para mahasiswa dari ketiga tim itu mengenakan pakaian tradisional Indonesia.

Bagi Tim IPB, keikutsertaan merupakan yang ke dua kali.

Sebelumnya pada tahun 2009, tim IPB tampil sebagai juara III pada "9th Institute of Food Technologists (IFT) Annual Meeting and Food Expo" yang berlangsung di Anaheim, California, dengan hasil penemuan "mi jagung dengan fortivikasi zat besi untuk ibu hamil".

Pertemuan tahunan dan Pameran Pangan IFT ke 10 ini dihadiri oleh sekitar 24.000 peserta anggota dan non-anggota yang berasal dari 75 negara dan diikuti oleh lebih dari 1000 anjungan peserta pameran.

Institute of Food Technologist (IFT) adalah organisasi non-profit internasional yang menangani perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pangan.

Organisasi iptek pangan terbesar di dunia ini tercatat memiliki sekitar 22.000 anggota yang tersebar di seluruh dunia.

Pertemuan tahunan ke-11 IFT menurut rencana akan diadakan pada bulan Juni 2011 di New Orleans, Amerika Serikat.(TNY/K004)


ANTARANews