0

Kompor Berbahan Bakar Air

Mataram Seorang pria asal Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil menciptakan inovasi baru berupa kompor serbaguna ramah lingkungan yang berbahan bakar air. Seperti apa?

Julukan 'pria kreatif' sepertinya cocok disandang pria yang bernama lengkap Lalu Mandra Rama Dwi Surya. Beberapa peralatan berhasil diciptakan, seperti mesin bor, pemecah batu dan karang, serta penghancur sampah.

Kini, pria berusia 41 tahun ini juga berhasil menciptakan kompor serbaguna berbahan bakar air dengan titik didih mencapai 800 derajat celcius.

“Saya menciptakan kompor tersebut untuk membantu petani yang selama ini mengalami kesulitan bahan bakar minyak untuk oven tembakau Virginia. Kalaupun ada mereka harus membeli dengan harga tinggi sejak dicabutnya subsidi bahan bakar minyak tanah,” ujarnya baru-baru ini kepada Antara.

Kompor Serbaguna

Ketika mendaftarkan hak paten kompor gas serbaguna berbahan bakar air di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi NTB, dia mengatakan bahwa kompor yang ia ciptakan tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk oven tembakau, tetapi juga keperluan lain, seperti pengering gabah dan oven kopra.

Dia mengatakan, penemuan kompor berbahan bakar air itu membutuhkan waktu cukup lama, mencapai satu tahun. Uji coba dilakukan selama setahun sehingga bisa menghasilkan kalori cukup tinggi dengan titik didih mencapai 800 derajat celcius.

“Dari beberapa kali uji coba kompor tersebut bisa mendidihkan aluminium, karena titik didihnya cukup tinggi dan kalorinya bisa diatur sesuai dengan kebutuhan, sehingga bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,” ujarnya.

Dengan satu liter minyak dan 1,5 liter air, menurutnya kompor itu bisa menghasilkan kalori 800 derajat celcius, sehingga kompor tersebut cukup menguntungkan kalau digunakan untuk oven tembakau Virginia.

Dia menyebutkan, jika menggunakan kompor biasa dibutuhkan 2,5 drum bahan bakar minyak tanah atau solar untuk mengoven tembakau dalam waktu empat hari. Sementara dengan kompor yang diciptakan hanya membutuhkan paling banyak satu drum bahan bakar.

"Dengan menggunakan kompor hasil ciptaan saya petani bisa mengurangi biaya bahan bakar hingga 50%. Karena bahan bakar yang digunakan lebih banyak air," katanya.

Bakal Diproduksi Massal

Setelah mendapatkan hak paten, kompor serbaguna berbahan bakar air akan segera diproduksi massal, karena banyak permintaan dari petani tembakau Virginia di Pulau Lombok, NTB, untuk mengoven tembakau.

Dia mengatakan, kompor ciptaannya itu sudah diuji coba di hadapan petani tembakau virginia di Kabupaten Lombok Timur, NTB. Ada sekitar 100 petani menyatakan berminat untuk membeli dan menggunakan kompor tersebut, karena dinilai lebih menguntungkan.

Mengenai harga kompor serbaguna itu, dia mengaku belum bisa memastikan harga, karena masih menghitung harga komponen bagan baku, namun diperkirakan tidak lebih dari Rp 1,5 juta per unit.

“Para petani berani membeli dengan harga tersebut, karena harga kompor yang selama ini mereka gunakan untuk oven tembakau mencapai Rp 5 juta per unit, lebih murah dari kompor ciptaan saya yang relatif irit bahan bakar,” ujarnya.


Inilah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Mobil Listrik ITS

 ITS Surabaya Luncurkan Mobil Listrik

ITS Surabaya Luncurkan Mobil Listrik Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan mobil listrik yang diberi nama ''Electric City Car'' (EC ITS). Mobil listrik itu tidak direkomendasikan untuk diuji coba di jalan umum sebelum proses uji lab, kompetensi, dan aspek legalitas dikantongi.

Peresmian EC ITS dilakukan di halaman Gedung Rektorat ITS, Sabtu (26/1/2013) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, dan dihadiri oleh sejumlah pejabat ITS, tim perancang, dan mahasiswa ITS.

EC ITS, kata M Nuh, merupakan bukti bahwa masyarakat Indonesia tidak selalu mengandalkan produk luar negeri dalam memproduksi alat transportasi canggih. ''Saya sangat bangga, produk ini layak dikembangkan sebagai solusi mengurangi krisis energi,'' katanya.

Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti nasib mobil listrik Tucuxi yang dikendarai Menteri BUMN Dahlan Iskan beberapa waktu lalu, mantan Rektor ITS ini tidak merekomendasikan EC ITS diuji coba di jalan umum.

''EC ITS masih perlu disempurnakan dan diuji coba di lab tertutup, dan jangan dulu diuji di ruang publik karena aspek legalitasnya belum lengkap,'' kata M Nuh. Selain itu prototipe yang diproduksi kali ini masih dalam platform riset dan bukan untuk mobil komersial. Karena itu, beberapa komponen masih terus disempurnakan, mulai dari penambahan daya, perbaikan bodi dan beberapa sistem inti lainnya.

 Mahasiswa ITS Ciptakan Mobil Listrik Type City Car

Mahasiswa ITS Ciptakan Mobil Listrik Type City Car
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr Ir Muhammad Nuh, meresmikan peluncuran mobil listrik berkonsep "city car" karya Mahasiswa Institut Sepuluh November Surabaya. "Konsepnya memang untuk mobil "city car" tetapi prioritas kami lebih pada pembelajaran dan pengembangan riset mahasiswa tentang mobil listrik," kata Dr Muhammad Nur Yuniarto, Dosen pembimbing Jurusan Teknik mesin ITS dalam peluncuran mobil listrik di Gedung Rektorat ITS Surabaya, Sabtu 26 Januari 2013.

Menurutnya, mobil listrik mahasiswa ITS ini telah diteliti sejak tahun 2011 lalu. Namun jika pemerintah menginginkan untuk pengembangan skala industri, ITS siap membantu untuk pengembangan riset selanjutnya.

Nur Yuniarto mengatakan semua komponen pada mobil listrik diciptakan oleh mahasiswa sendiri, kecuali motor penggerak atau baterai penyimpan daya masih diimpor. ITS berharap jika nanti dikembangkan dalam skala industri, motor penggerak akan menggunakan baterai buatan dalam negeri.

Mahasiawa ITS juga sudah mampu membuat sistem kontrol iquteche yang selama ini digunakan pada sistem mobil berbahan bakar bensin. Sistem tersebut juga bisa diaplikasikan pada sistem mobil listrik. Jika mahasiswa ITS mampu membuat motor penggerak sendiri, praktis 100 persen semua komponen buatan dalam negeri.

Biaya Pembuatan mobil listrik ini diperkirakan mencapai Rp 400-500 juta. Nur Yuniarto menyatakan mobil ini mirip dengan hactback. Yaitu desain mobil dengan kargo tanpa ruang tambahan seperti sedan dengan empat jumlah penumpang, pintu belakang dengan model flip-top atau bisa dibuka ke atas.

Tidak sama dengan mobil Tuxucy yang lebih cenderung ke mobil listrik sport, mobil ciptaan mahasiswa teknik mesin ITS ini benar-benar baru. Kerangka mobil listrik ITS berbahan plat yang dicat dengan warna putih.

Berat kendaran kurang lebih 1.200-1.500 kilogram dengan motor listrik berkekuatan 20 watt. Kecepatan maksimal mobil mencapai 100 kilometer perjam dengan kecepatan rata-rata 40 sampai 50 kilometer perjam.

Pembuatannya memakan waktu enam bulan dengan tenaga yang menangani 20 orang. Dari mahasisawa 15 orang dan lima tenaga lainnya dosen jurusan teknik mesin. 

 Spesifikasi Mobil Listrik Buatan ITS

"Jarak tempuh dengan baterai penuh mencapai 24 kilometer."

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, berhasil merakit mobil listrik yang dinamai E&C. Kendaraan berkapasitas empat penumpang ini dibangun dengan konsep Battery Management System (BMS).

Mobil ini dilengkapi head lamp yang berfungsi sebagai lampu utama, lampu sein, lampu kota, dan lampu kabut. "Semua komponen disesuaikan dengan tujuan konsumsi listrik relatif lebih sedikit dari mobil lain pada umumnya," jelas dosen pembimbing Fakultas Teknik Listrik ITS, Muhammad Nur Yuniarto.

Mobil ini juga dilengkapi back lamp atau trail lamp dengan menggunakan led agar konsumsi energi listrik relatif lebih rendah dari bohlam biasa. "Kaca custom, buatan sendiri."

Di bagian dalam, dashboard terbuat dari plat berukuran 0,5 milimeter. Dan, tampilan panel indikator melalui layar digital ukuran 17". Sementara, sistem daya disuplai dari baterai tipe Lithium Polymer (LiPo) kapasitas 48 Volt 5 KWh.

Mobil ini digerakkan oleh mesin yang mampu mencapai daya maksimal (peak power) sebesar 20 kw, rate power 10 kw, speed rate 80 kw, dan rasio gear box 1:8.

Throttle control system mobil menggunakan PWM (pulse width modulator) 5 Volt. Diameter roda 15", ukuran ban tipe 195/55/15 dengan Wheelbase 240 centimeter. Untuk sistem rem, cakram tunggal sebanyak 2 buah dan tromol 2 buah.

"Jarak tempuh dengan baterai penuh mencapai 24 kilometer. Dan, untuk pengembangan ke arah 100-200 kilometer," jelas Yuniarto.

Mobil ini menggunakan sistem charging, pengisian baterai sampai penuh rata-rata butuh 4 jam. Kondisi input, 220 Volt 10 kw (fast charging), 220 Volt 1,5 KW (slow charging).

Kompas | Tempo.Co | Vivanews
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Mendikbud Beri Nama Mobil Listrik ITS "Ezzy Car"

Foto : Mendikbud M Nuh saat meresmikan mobil listrik EC ITS/Nurul Arifin-OkezoneSurabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali meluncurkan mobil listrik. Setelah sukses dengan Sapu Jagad, kini ITS memiliki mobil baru karya mahasiswa yang di beri nama Ezzy Car (EC) ITS.

Mobil hasil karya Mahasiswa ITS ini diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh di Gedung Rektorat ITS, Sabtu (26/1/2013).

M Nuh mengatakan, mobil listrik ini merupakan hasil karya anak bangsa di ITS. Nama EC ITS ini, katanya, memiliki makna tersendiri. Huruf “E” dan “C” jika dieja dalam bahasa Inggris maka akan berbunyi seperti pelafalan kata easy, jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris, berarti “mudah”. Artinya, untuk membuat mobil listrik tidaklah susah bagi mereka yang sudah bisa.

"Mengapa mudah? Karena sebenarnya membuat mobil seperti ini mudah. Bagi ITS ini sudah terbukti. Mudahnya fasilitas yang ada semoga dapat dimanfaatkan, Mudah pendanaannya, mudah realisasinya dan mudah dalam jejaring," kata M Nuh saat peluncuran Mobil Listrik EC ITS.

EC merupakan mobil listrik berjenis 4-Seater Electric City Car besutan Muhammad Nur Yuniarto dan tim. Rasa prihatin terhadap besarnya subsidi untuk sektor transportasi, terutama bagi kendaraan bahan bakar minyak, menjadi inspirasi bagi civitas academica ITS untuk menciptakan inovasi tersebut.(mrg)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Ibukota Pindah ...

 Saatnya memindahkan ibu kota dari Jakarta

Bukan baru kali ini wacana pemindahan ibu kota Jakarta bergaung. Sejak zaman kolonial Belanda pun mereka sudah meramalkan Batavia suatu saat tak akan ideal sebagai pusat pemerintahan sekaligus pusat perekonomian.

Awal abad 20, sekitar tahun 1920an, pemerintah Belanda mulai mengkaji memindahkan ibu kota ke Bandung. Sejumlah penelitian telah dilakukan. Hanya saja biaya besar dan invasi Jepang mengakibatkan rencana itu tak terlaksana.

Di awal kemerdekaan, Yogyakarta sempat menjadi ibu kota perjuangan tahun 1946. Presiden Soekarno saat itu berniat memindahkan ibu kota ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Soekarno ingin mengubah konsep Jawasentris dan melihat potensi Kalimantan yang luar biasa. Menurutnya Jakarta adalah warisan kolonial. Dia ingin membangun sebuah kota yang benar-benar dikonsep anak bangsa.

Tanggal 17 Juli 1957, Soekarno menancapkan tonggak pembangunan pertama Palangkaraya. "Jadikanlah Kota Palangkaraya sebagai modal dan model," ujar Soekarno kala itu.

Tapi mimpi Soekarno tak terlaksana. Dia keburu lengser digantikan Soeharto.

Soeharto pun punya niat menggeser ibu kota ke daerah Jonggol, Bogor. Tapi niat ini juga tak kesampaian.

Kini banjir besar menerjang Jakarta dan isu pemindahan ibukota kembali mencuat. Sejumlah tokoh menyuarakan agar ibu kota pindah.

"Saya berpendapat, harus kita pikirkan pemindahan ibu kota," kata Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jakarta, Kamis (17/1).

Ketua MPR Taufiq Kiemas mengaku lebih memilih Yogyakarta sebagai pengganti ibu kota Jakarta. Taufiq sebelumnya setuju jika ibu kota dipindah.

"Dipindah ke Yogya," kata Taufiq Kiemas usai bertemu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Gedung DPR/MPR, Senin (21/1).

Memindahkan ibu kota bukan perkara mudah dan murah. Tapi jika dibutuhkan kenapa tidak dilakukan mengingat kondisi Jakarta yang makin sumpek. Negara lain pun bisa memindahkan ibu kota mereka.

Malaysia memindahkan pusat pemerintahan ke Putrajaya karena Kuala Lumpur dianggap sudah tak ideal lagi. Atau Turki yang memindahkan ibu kota dari Istambul ke Ankara. Demikian juga Brasil dari Rio de Janeiro ke Brasilia. Di Asia Tenggara ada Burma yang memindahkan ibu kota dari Yangoon ke Naypyidaw.

Simak tematik merdeka.com soal wacana pemindahan ibu kota Jakarta hari ini.(mdk/ian)

 Menilik Bandung sebagai calon ibu kota Hindia Belanda

Isu untuk memindahkan pusat pemerintahan Indonesia dari Jakarta ke kota lain bukanlah hal yang baru. Pada 1916 saat Jakarta masih bernama Batavia, pemerintah Hindia Belanda sudah memutuskan untuk memindahkan ibu kota pemerintahannya ke Bandung.

Banyak alasan dan pertimbangan kenapa pusat pemerintahan akan dipindahkan ke Bandung. Keputusan itu telah diambil Negeri Belanda setelah melalui berbagai penelitian dan kajian.

Salah satu yang memicu perpindahan itu adalah penelitian yang dilakukan oleh HF Tillema, seorang penilik kesehatan lingkungan dan apoteker yang tinggal di Semarang. Dalam laporannya Tillema menyimpulkan kota-kota pelabuhan di pantai Jawa adalah kawasan yang tidak sehat.

Hal itu dipengaruhi oleh banyaknya rawa yang menyebabkan kerentanan terhadap penyakit. Selain itu, kota-kota pelabuhan di Pantai Jawa juga memiliki hawa yang panas dan lembab. Akibatnya penghuninya mudah berkeringat, susah bernapas, dan membuat badan cepat lelah.

Penelitian Tillema itu juga memuat Batavia juga memiliki kecenderungan itu, tanpa kecuali. Tillema menyebutkan Batavia saat itu sudah tidak layak dan tidak memenuhi persyaratan sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. Maka tidak mengherankan dalam rekomendasinya, Tillema mengusulkan Bandung menjadi kota pilihan untuk menggantikan Batavia.

Itulah cuplikan kecil tentang Bandung dari buku kanon: Wajah Bandung Tempo Doeloe karya Haryoto Kunto. Buku itu terbit kali pertama pada 1984. Salah satu buku penting tentang sejarah Bandung.

Pilihan Bandung menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda pada saat itu, karena dipengaruhi karena iklimnya yang lebih sejuk dari Batavia. Selain itu, pilihan Bandung juga dipengaruhi karena bentuk topografinya yang berbentuk cekungan dengan daratan yang luas di bagian tengah dan dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan.

Kondisi perang dunia saat itu lebih banyak menentukan lokasi pusat pemerintahan dari sisi strategi militer. Dengan adanya pegunungan dan perbukitan yang terjal sudah bisa dijadikan menjadi benteng alam untuk berlindung dari serangan musuh. Belum lagi lokasi Bandung yang jaraknya tidak begitu jauh dari Batavia.

Setelah mendapat persetujuan dari berbagai pihak, mulailah dibangun gedung-gedung yang dipersiapkan untuk pemerintahan dan kamp-kamp untuk pertahanan militer. Salah satunya pada 20 Juli 1920 dengan dilakukannya peletakan batu pertama Gedung Sate, salah satu gedung termegah di Hindia Belanda saat itu.

Selain pembangunan gedung-gedung. Pemerintah Kolonial Belanda juga mulai melakukan pemindahan kantor-kantor pusat pemerintahan lainnya. Seperti Jawatan Kereta Api Negara, Jawatan Geologi, Jawatan Metrologi, Departement van Geouvernements Bedrijven atau Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan.

Kunto juga mengisahkan dalam bukunya, setelah Gedung sate selesai dibangun, Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan adalah salah satu instansi pemerintah yang berkantor di Gedung Sate.

Bandung saat itu memang benar-benar dipersiapkan fasilitasnya untuk benar-benar menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda. Untuk strategi pertahanan militer juga sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Kunto juga menyebut pada 1918 Belanda memindahkan pabrik mesiu yang berada di Ngawi dan pabrik senjata di Surabaya ikut dipindahkan ke kawasan Cimahi, Bandung. Bahkan hampir setengah kekuatan militer dan komando militer untuk operasi tempur di pusatkan di Cimahi.

Sedangkan untuk pusat penerbangan mengambil lokasi di sebelah barat Kota bandung, yakni Kampung Andir atau sekarang dikenal dengan Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara. Peresmian penggunaan lapangan penerbangan Andir dimulai pada akhir Oktober 1925. Kunto juga mencatat, rute penerbangan Bandung yang mulanya memiliki rute dari Bandung ke Batavia dan Semarang. Selanjutnya merambah rute Bandung ke Surabaya, Palembang, Singapura, hingga Belanda.

Setelah semua fasilitas kebutuhan pusat pemerintahan dan militer Hindia Belanda di bandung yang selesai hingga 1940-an. Belum ada data dan arsip pasti akan kepindahan ibu kota pemerintahan Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung. Menurut sejarawan Asvi Marwan Adam, mungkin saja segala persiapan itu untuk memindahkan ibu kota Hindia Belanda ke Bandung dengan segala fasilitas yang dibangun Belanda. "Namun yang pasti, di Cimahi adalah pusat pelatihan militer saat itu, para lulusannya adalah TB. Simatupang, Alex Kawilarang, Nasution, dan yang lainnya," kata Asvi kepada merdeka.com pada Jumat (25/1) malam.(mdk/hhw)

 Belajar pindah ibu kota dari Amerika

Peristiwa tenggelamnya sebagian wilayah Jakarta akibat banjir besar pekan lalu kembali memunculkan wacana pemindahan ibu kota di media massa. Dengan argumen masing-masing, sebagian kalangan ada yang mendukung, sebagian lagi ada yang menolak.

Belajar dari sejumlah negara lain yang pernah memindahkan ibu kota negara, Indonesia juga sudah sepatutnya mengkaji dan mempelajari sejarah pemindahan ibu kota.

Sesungguhnya perpindahan ibu kota negara itu merupakan hal yang lazim terjadi, sebagaimana Amerika Serikat pernah memindahkan ibu kota dari New York ke Washington DC, Jepang dari Kyoto ke Tokyo, Australia dari Sidney ke Canberra, Jerman dari Bonn ke Berlin dan Brasil dari Rio de Jeneiro ke Brasilia.

Ambil contoh misalnya Amerika. Di Amerika, Washington DC dikenal sebagai ibu kota negara sekaligus ibu kota pusat pemerintahan. Sedangkan pusat ekonomi bisnis terletak di Kota New York. Lalu Las Vegas menjadi kota pusat hiburan. Sementara Kawasan Hollywood di Los Angeles menjadi pusat industri perfilman.

Dari gambaran itu terlihat Amerika lebih menganut sistem tata kelola kota yang terdistribusi ketimbang Indonesia. Di negara kita, Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya menjadi pusat segalanya. Baik itu pemerintahan, bisnis, hiburan, maupun industri. Itulah yang menyebabkan tata kelola Jakarta menjadi lebih ruwet, penuh segala macam permasalahan sosial yang sulit diselesaikan.

Washington DC, atau DC begitu kota ini lebih sering disebut, merupakan kota yang dibuat dengan perencanaan matang dan terencana, dengan memperhatikan betul semangat kebangsaan dan kemerdekaan dari penjajahan dan perbudakan.

Simbol-simbol sejarah tersebar di setiap sudut kota. Semuanya menyimpan nilai sejarah sekaligus mengabadikan semangat yang telah ditanamkan oleh para pendiri negara.

Kota ini didesain dan dibangun menjadi ibu kota negara pada tahun 1800-an. Hingga kini Washington DC menjadi pusat pemerintahan. Sebelumnya New York berperan sebagai ibu kota Amerika pada 1785 hingga 1790.

Saat masa Revolusi Amerika, Kongres Amerika bertemu di delapan kota, termasuk Philadelphia, Baltimore, dan New York City. Mereka membahas ibu kota negara yang direncanakan terpisah dari negara federal dan membentuk distrik sendiri. Dan ini diamanatkan pada Konstitusi Amerika.

Pada 16 Juli 1790, Kongres Amerika menyetujui pembentukan distrik khusus untuk digunakan sebagai ibu kota nasional permanen sebagaimana yang diizinkan oleh Konstitusi. Distrik ini bukan bagian dari negara bagian Amerika mana pun dan secara langsung diawasi oleh pemerintah federal.

Distrik federal dibentuk di atas tanah sepanjang Sungai Potomac yang disumbangkan oleh negara bagian Maryland dan Virginia; namun, bagian Virginia dikembalikan kepada Kongres pada tahun 1846.

Sebuah ibu kota baru yang dinamai menurut nama George Washington didirikan pada tahun 1791 di sebelah timur pelabuhan Georgetown. Kota Washington, Georgetown, dan wilayah terluar di dalam Distrik dikonsolidasi dalam satu pemerintahan tunggal pada tahun 1871 yang membentuk Washington, D.C. seperti sekarang ini. Kota seluas 176,9 kilometer persegi ini kini dihuni sekitar 632 ribu penduduk.

Sementara New York awalnya didirikan sebagai pusat perdagangan oleh pendatang asal Belanda pada 1624. Kota itu awalnya dinamai New Amsterdam. Hingga kini kota seluas 1200 kilometer persegi itu tetap menjadi kota pusat bisnis dan perekonomian Amerika dengan 8,2 juta penduduk (2011) dan sekitar 18 ribu lebih jadwal penerbangan. Tingkat urbanisasi di kota ini hampir sama dengan Jakarta yaitu 250 ribu pendatang per tahun sehingga menjadikannya sebagai kota terpadat di Negeri Paman Sam.(mdk/did)


Merdeka
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Mahasiswa Brawijaya Temukan Energi Alternatif

Surabaya Sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya Malang berhasil menemukan energi listrik dari suhu dingin panas. Penemuan yang disebut Hybrid Micro Thermoelectric Generator ini, diciptakan tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, yaitu Rahmat Ananta, Dessy Lina Rachmawati, dan Rifka Fahriza, dan berhasil meraih medali emas di World Inventor Award Festival di Seoul, Korea Selatan, pada Desember lalu.

Menurut Rahmat Ananta, penemuan ini berupa generator pembangkit listrik yang dihasilkan lebih dari satu sumber, dengan cara kerja membalik konsep suhu panas atau dingin yang biasanya dihasilkan oleh energi listrik.

"Sumber tersebut berasal dari panas dan dingin. Untuk menciptakan sebuah energi listrik memerlukan suhu panas dan dingin dengan menggunakan perbandingan 1:2. Jika suhu dinginnya 60 derajat celcius, suhu panasnya berkisar 30 derajat celcius, atau bisa juga sebaliknya. Yang penting memunyai perbandingan 1:2," kata Rahmat dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Koran Jakarta, di Surabaya, Kamis (24/1).

Dia menjelaskan untuk mendapatkan suhu panas dan dingin sangat mudah, bisa menggunakan suhu ruangan biasa. Misalnya kalau di luar rumah suhunya dingin, otomatis di dalam rumah lebih hangat. Sumber suhu yang lain juga bisa didapat melalui air panas, air dingin, sampai es, dan salju.

"Jadi, alat ini bisa digunakan di daerah yang suhunya ekstrem, seperti kutub atau gurun pasir. Pada daerah Kutub Utara yang sangat ekstrem, suhu di bawah dan di atas es pasti memunyai perbedaan, dengan menggunakan perbandingan 1:2, alat tersebut bisa digunakan," terang dia. Sumber dari energi listrik yang dihasilkan oleh Hybrid Micro Thermoelectric Generator berasal dari suatu lempeng yang bernama elemen peltier, yang dapat mentransmisikan suhu dingin dan panas menjadi suatu energi listrik.

"Satu lempeng elemen bisa menampung minimal 12 Volt Ampere hingga maksimal 80 Volt Ampere. Alat ini juga bisa digunakan dalam skala besar, seperti menggerakan mesinmesin industri. Sekarang, kami sedang mencari perusahaan yang mau bekerja sama dan mematenkan produk atas nama kami bertiga," tukas dia.


Koran Jakarta
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Kontrak Kapal Perang dengan Palindo Berlanjut

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3YEAiQaYK1KruDCh6JHcloYtfsVlnqV3TvwBRN-6DzLlGNwmhycPqaFruPmVX2SFIbB-u-xLgz9-HQu19R1lETgcp8D9Y9vELgSEYiAyqZpIVGWi7_Mzt5ksH-z4No-lRkfVG1vD0dfXE/s1600/25012013_Kota_KRI_Beladau_643_Argi_01.jpg
KRI Beladau 643 (Foto Tribunnews Batam/Argyanto)
Jakarta | Kementerian Pertahanan berencana untuk menyerahkan sisa kontrak kebutuhan kapal cepat rudal 40 kepada PT. Palindo Marine, Batam. Sebelumnya perusahaan ini sukses memproduksi KRI Clurit 641, KRI Kujang 642 dan KRI Beladau 643.

Palindo masih punya 'hutang' satu unit KCR 40 lainnya yang ditargetkan rampung akhir tahun ini. Jika selesai, TNI AL akan memiliki empat unit kapal dari 16 unit KCR 40 yang ditargetkan hingga tahun 2019 mendatang.

"Dari kajian TNI AL, kami cenderung untuk menyerahkan kontrak produksi KCR 40 kepada Palindo," ujar Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Mayor Jenderal Ediwan Prabowo kepada Tempo, Jumat, 25 Januari 2013 usai menerima protocol of delivery KRI Beladau 643 dari Palindo.

Palindo Marine sendiri baru menandatangani kontrak untuk produksi empat unit kapal cepat rudal dari 16 kapal yang ditargetkan dalam target minimum pengadaan alat utama sistem persenjataan. "Pertimbangan untuk meneruskan kontrak dengan Palindo antara lain masalah perawatan kapal," ujar dia.

Direktur Utama Palindo Marine Harmanto mengaku siap untuk meneruskan kontrak produksi KCR 40. "Kami tidak masalah jika target pengadaan kapal dipercepat," kata Harmanto.

Pembuatan KCR 40, ujar dia, membutuhkan waktu 12 bulan untuk setiap unit. "Tapi tidak masalah karena kami bisa kerjakan secara paralel." Ahak--panggilan akrab Harmanto, mengaku mampu membangun lima kapal cepat rudal sekaligus.

Namun Kementerian Pertahanan mengakui masalah pendanaan masih menghambat percepatan produksi KCR 40. Tiga unit kapal yang sudah diproduksi, seluruhnya menggunakan skema pinjaman dalam negeri. Bank Mandiri selaku bank milik pemerintah ikut membiayai pembuatan kapal senilai Rp 75 miliar per unit.

Kapal cepat rudal sepanjang 44 meter ini terbuat dari high tensile steel pada bagian lambung dan aluminium alloy di bagian atas. KCR 40 dapat melaju hingga 30 knot, atau kurang lebih 60 kilometer per jam.
0

Radar Cuaca BPPT Sudah Dipindahkan dari Monas

Radar Cuaca BPPT Sudah Dipindahkan dari Monas
Pekerja dari BPPT memasang alat pantau cuaca di Monas, Jakarta
Jakarta Radar cuaca Multi Parameter Radar (MPR) milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kini telah dipindahkan kembali ke Serpong. Sebelumnya radar itu dipasang di Monumen Nasional, Jakarta Pusat selama empat hari, pada 18-21 Januari 2013.

Manajer Laboratorium Teknologi Sistem Kebumian dan Mitigasi Bencana BPPT, Fadly Syamsudin, mengatakan, radar itu digunakan untuk memantau cuaca selama banjir yang melanda Ibu Kota pada pekan lalu. "Dipasang di sana memang hanya sementara, stasiun permanennya berada di Serpong," ujar Fadly ketika dihubungi, Jumat, 25 Januari 2013.

Dia mengatakan, kinerja radar untuk memperkirakan cuaca di wilayah Jakarta tak akan terganggu meski kini terpasang di Serpong, Tangerang Selatan. Soalnya radar tersebut dapat membaca pergerakan angin dan curah hujan dalam radius 170 kilometer. "Jadi wilayah yang bisa dibaca termasuk Jabodetabek, Selat Sunda, dan Teluk Jakarta," kata Fadly.

Berdasarkan pantauan radar tersebut, Jakarta dan wilayah sekitarnya diperkirakan tak akan mengalami cuaca ekstrem seperti yang terjadi pekan lalu. "Curah hujan masih tinggi, tetapi dengan intensitas yang normal di waktu musim hujan," ujar dia. Soalnya, angin musim timur laut atau northeasterly monsoon surge dari Laut China Selatan sudah tak bertiup ke arah Jakarta.

Angin itulah yang membawa awan-awan yang mengandung uap air tinggi pada pekan lalu. Akibatnya, Jakarta dan wilayah sekitarnya diguyur hujan deras dengan durasi panjang yang pada akhirnya menyebabkan banjir besar di Ibu Kota.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Modifikasi Cuaca Bisa Kurangi Curah Hujan 30 Persen

Modifikasi Cuaca Bisa Kurangi Curah Hujan 30 Persen  
Alat pemantau cuaca Campbel Stokes. TEMPO/Tony hartawan
Jakarta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memodifikasi cuaca untuk menutup peluang besar terjadi banjir pada pertengahan Januari-Februari. Cuaca akan dimodifikasi dengan cara mengurangi curah hujan berlebih yang turun di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

"Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) diperkirakan mengurangi curah hujan di Jakarta lebih dari 30 persen," ujar Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan, Tri Handoko Seto, Sabtu, 26 Januari 2013.

Pada hari ini, berangkat dari Lanud Halim Perdana Kusuma, BPPT akan menguji coba teknologi ini dengan menggunakan pesawat milik Angkatan Udara.

Ada dua metode yang akan digunakan BPPT dalam memodifikasi cuaca. Pertama, mempercepat proses awan menjadi hujan (jumping process). "Awan akan turun jadi hujan sebelum masuk Jakarta," ujar Tri Handoko. Dengan metode ini, proses hujan pada awan bisa dipercepat agar tak sempat jadi awan besar penimbul potensi hujan lebat. Proses percepatan ini membutuhkan bahan bubuk semai sejenis garam yang dibawa dengan pesawat.

Metode kedua dilakukan jika awan sudah masuk wilayah daerah aliran sungai (DAS) Jakarta. Awan akan "diganggu" proses pertumbuhannya dan disingkirkan dari DAS. Eksekusi metode ini bisa dilakukan dengan peralatan darat, yakni ground-based generator. "Fungsinya membangkitkan partikel halus yang ciptakan efek agar awan sulit berkembang," ujarnya.

Hingga saat ini, persiapan rekayasa cuaca masih dilakukan di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. BPPT sejak pukul 08.00 WIB terlihat sibuk mempersiapkan kelengkapan eksekusi. Sebelum terbang dengan pesawat Hercules siang nanti, BPPT akan memberi penjelasan teknis mengenai teknologi ini kepada wartawan.

Tri Handoko kepada Tempo kemarin mengatakan, kunci metode modifikasi cuaca ini terletak pada pemanfaatan arah angin dan letak awan. "Jadi besok (hari ini), kami akan lihat sebaran awan dan arah anginnya seperti apa," ujar dia.

Saat ini BPPT juga masih melakukan survei wilayah yang bisa menjadi sasaran turunnya hujan. "Masih kami petakan. Kalau Waduk Jatiluhur masih bisa menampung air, tentu bisa dialihkan ke sana agar menjadi cadangan air," katanya. Namun, untuk saat ini, pilihan paling aman untuk memindahkan hujan terletak di laut.


Tempo.Co
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

5 Sebutan untuk Jokowi dari media asing

Jakarta Bukan kali ini saja Joko Widodo (Jokowi) menjadi sorotan dunia. Saat menjadi wali kota Solo, nama Jokowi sudah berkibar. Buktinya, ia terpilih menjadi salah satu kepala daerah terbaik dunia.

Setelah menjadi gubernur DKI Jakarta, namanya terus bersinar. Banyak media asing terus menyorotnya.

Mulai dari gaya hingga gebrakannya memimpin Ibu Kota. Bahkan Jokowi mendapat julukan tersendiri di mata media asing. Apa saja?(mdk/has)

1. Obama dari Jakarta

Kantor Berita Inggris BBC menyebut Jokowi sebagai Obama dari Jakarta. Artikel itu dimuat dalam BBC Asia, Rabu (23/1). Judulnya Flooding tests 'Jakarta's Obama'. Ada foto Jokowi mengenakan baju Betawi lengkap dengan peci berwarna hitam sebagai ilustrasi.

BBC menyoroti banjir di Jakarta dan kebijakan Jokowi menyelesaikan permasalahan itu. Artikel tersebut ditulis oleh wartawan BBC Karishma Vaswani.

"Jelang 100 hari kepemimpinannya, Jokowi menghadapi tes pertama. Air berwarna kecoklatan merendam Jakarta tanggal 17 Januari kemarin. Penyebabnya curah hujan tinggi yang menyebabkan tanggul jebol dan sungai meluap."

BBC banyak memuji Jokowi dalam artikel itu. Mereka menyebut Jokowi sebagai tokoh populer dan mendapat dukungan dari kalangan bawah maupun kalangan menengah Jakarta. Warga Jakarta optimistis Jokowi bisa menyelesaikan masalah banjir di Jakarta. Jokowi juga dikenal sebagai politikus yang bersih dan pekerja keras.

"Mr Widodo adalah politikus yang bersih. Seorang pemimpin yang mendengarkan keluhan masyarakat. Dia kerap disamakan dengan Presiden AS Barack Obama, bukan karena perawakannya yang sama-sama tinggi dan langsing. tetapi karena empatinya pada masyarakat."

"Saya bukan Obama. Saya cuma orang yang sederhana," kata Jokowi sambil tertawa.(mdk/has)

2. Mr Fix

Kali ini mendapat perhatian dari majalah The Economist edisi Asia. Majalah tersebut menyebut Jokowi sebagai Mr Fix. Arti Mr Fix sangat luas, bisa memperbaiki atau merapikan.

Majalah ini mengulas sepak terjang Jokowi yang rela turun ke kampung-kampung kumuh untuk menata Jakarta. Istilah yang sering dipakai Jokowi adalah blusukan.

100 hari masa kerjanya, Jokowi langsung memperbaiki sistem pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan dengan meluncurkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) serta Kartu Jakarta Sehat (KJS). Majalah ini juga menulis soal rencana-rencana Jokowi untuk menata PKL, banjir, dan mengatasi kemacetan.(mdk/has)

3. The man in the Madras Shirt

Sukses Jokowi menggunakan baju kotak-kotak saat kampanye dalam Pilgub Jakarta pertengahan tahun lalu mendapat sorotan dari majalah terkemuka, TIME. Majalah ini secara khusus menyorot baju ala Jokowi bermotif merah-biru tersebut.

Majalah ini menulis dengan judul The Man in the Madras Shirt. Apa jawaban Jokowi?

"Saya memilih kemeja berwarna-warni ini hanya ingin berbeda dengan para pejabat lain yang selalu dipakainya. Orang-orang bosan dengan hal yang sama," kata Jokowi kepada TIME.(mdk/has)

4. Calon pendamping Prabowo

Tidak hanya dari sisi gaya kepemimpinannya, Jokowi juga mulai disorot soal langkah politiknya dalam Pilpres 2014. Menurut majalah bergengsi asal Inggris, The Economist, setelah sukses menjadi gubernur Jakarta, Jokowi bisa menjadi pemimpin di tingkat nasional.

"Jika Widodo (Jokowi) bisa membereskan Jakarta seperti dia lakukan di Solo, dia bisa menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo (Subianto)," tulis majalah itu. Menurut hasil pelbagai survei, pensiunan jenderal berbintang tiga ini menduduki posisi puncak sebagai calon presiden paling pantas buat Indonesia pada pemilihan dua tahun mendatang.(mdk/has)

5. Calon presiden

Media besar asal Amerika Serikat, Foxnews pernah menulis panjang lebar soal Jokowi. Media itu menulis sepak terjang Jokowi dalam menangani banjir di Jakarta pekan lalu.

Selama beberapa hari ini, Jokowi sibuk turun ke lapangan. Mengunjungi korban banjir dan mengecek lokasi-lokasi banjir. Paragraf pertama di Foxnews menulis Jokowi saat naik gerobak sampah mengunjungi korban banjir.

Kedatangan Jokowi langsung mendapat sambutan hangat. Banyak anak-anak yang mengerubungi mantan wali kota Solo tersebut karena hanya ingin sekedar salaman. "Pada musim kemarau nanti, kita akan melakukan sesuatu yang konkret untuk mengatasi banjir," kata Jokowi.

Selain soal banjir, Foxnews juga menulis soal langkah Jokowi menaikkan upah buruh dan masalah kesehatan dan pendidikan. Program kilat Jokowi ini diperkirakan akan terus mendapat dukungan warga Jakarta.

Di akhir tulisan, Foxnews mengutip pernyataan dari Prasetyo Edi Marsudi, Wakil Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta. Langkah konkret yang dilakukan Jokowi, akan berdampak politik ke depan.

"Anda lihat pria di sana. Dia melayani rakyat. Pada 2019, ia akan menjadi presiden," kata Presetyo.(mdk/has)


Merdeka
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Berapa biaya memindahkan Ibu Kota?

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/01/17/1348365-banjir-di-bundaran-hotel-indonesia-620X310.jpgJakarta Setiap kali Jakarta terkena bencana terutama banjir, wacana pemindahan Ibu Kota menjadi topik bahasan utama pemerintah. Padahal, memindahkan Ibu Kota bukannya memindahkan administrasi negara tetapi manusia yang jumlahnya ribuan serta infrastruktur pendukung.

Pemindahan Ibu Kota tidak bisa serta merta pindah dalam satu dua tahun. Paling tidak sebelum pembangunan infrastruktur, dibutuhkan kajian yang mendalam mulai aspek sosial, tata kelola sampai biaya yang harus dikeluarkan oleh negara.

Selain itu, pemindahan Ibu Kota, jangan hanya sekedar memindahkan elite politik atau birokrasi semata yang hanya akan menikmati kepindahan tersebut. "Jangan pemindahan Ibu Kota dilandasi oleh masalah Jakarta yang sudah banyak, seperti banjir dan macet," ujar Pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna pada merdeka.com, Jumat (25/4).

Yayat memprediksi kepindahan Ibu Kota membutuhkan biaya yang super besar. Jika dibandingkan pembenahan Jakarta. Contohnya, untuk satu program penanggulangan banjir Jakarta butuh Rp 60 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan pemindahan Ibu Kota. "Ingat pindah Ibu Kota butuh dana besar. Saat ini ada 35 kementerian, artinya harus membangun 35 gedung kementerian, akses jalan, dan infrastruktur lainnya," katanya.

Dilihat dari satu program saja, pemindahan Ibu Kota akan memakan dana yang sangat besar. Padahal, perpindahan Ibu Kota bukan sekedar memindahkan perkantoran milik pemerintah pusat.

Selain itu, idealnya pemindahan Ibu Kota, bukan karena adanya masalah di Ibu Kota saat ini seperti banjir dan kemacetan. Tanpa adanya penataan yang baik dan terencana bisa terjadi kesalahan yang sama seperti di Jakarta. "Pemindahan harus disesuaikan dengan visi Indonesia ke depan," katanya.

Kesuksesan pemindahan Ibu Kota tergantung pula kesejahteraan masyarakat dengan tingkat pendapatan yang sudah mapan. Hanya beberapa negara yang sukses memindahkan Ibu Kotanya seperti Israel dan Kazakstan yang didukung kesejahteraan masyarakat dan disiplin masyarakat yang kuat.

Di Malaysia, kata Yayat, 50 persen pegawai negeri pulang-pergi ke Kuala Lumpur karena jarak dan transportasi yang memadai. Hanya pegawai rendahan yang bertahan di Putra Jaya. "Ini dipengaruhi oleh fasilitas kota anyar yang mereka dapatkan," ujarnya.

Dia menegaskan aspek sosial masyarakat perlu diperhitungkan. Aspek ini akan memakan biaya tinggi, buka hanya infrastruktur. "Membangun kota mandiri yang dikelola swasta saja butuh 25 tahun, apalagi Ibu Kota?" katanya.

Yayat mengatakan, yang bisa dilakukan Jakarta saat ini adalah berbagai pertumbuhan ekonomi dengan daerah lain di sekitar Jakarta. Misalnya paling ekstrem Jakarta menolak mengizinkan adanya industri padat karya dan menolak pembangunan pusat bisnis anyar. "Paling ekstrem adalah relokasi pabrik, pelabuhan dan industri ke daerah lainnya, ini bisa mengurangi dan lambat-laun masyarakat akan berpindah," katanya.

Agar pengusaha tidak berbondong-bondong bangun pabrik di Jakarta, yang bisa dilakukan Jokowi adalah menaikkan upah minimum setinggi mungkin. "Ini bisa mendorong pengusaha mencari tempat di luar Jakarta, sehingga beban Jakarta berkurang.".

Dia menilai besarnya biaya pemindahan Ibu Kota akan membuat masyarakat protes dibandingkan penataan kawasan Jakarta. Sebab Indonesia itu bukan hanya Jakarta.

"Lebih baik digunakan untuk pembangunan perumahan masyarakat. Toh, pindah Ibu Kota tanpa ada manajemen yang jelas masalah yang sama akan muncul. Pindah Ibu Kota harus sesuai visi dan misi Indonesia ke depan, bukan karena masalah saat ini," katanya.(mdk/has)


 Merdeka
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Menkeu Minta Pembangunan Proyek Trans Sumatera Dipercepat

 "Kalau didukung feasibility studies yang baik, kami akan dukung."   

Jakarta Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, meminta PT Hutama Karya untuk mempercepat realisasi proyek Trans Sumatera. Infrastruktur jalan dirasakan sudah menjadi kebutuhan utama guna menunjang perekonomian yang meningkat di daerah itu.

Agus menegaskan, pemerintah pusat akan mendukung dan memandu Hutama Karya dalam memperoleh pembiayaan proyek tersebut. Dia berharap realisasinya tidak seperti proyek Trans Jawa yang hingga saat ini belum selesai.

"Saya berikan guidance, kelayakan usaha disusun, koordinasi penugasan akan dibangun, tapi perlu kejelasan dari BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol). Setelah itu kita bangun penuh," ujar Agus di kantornya, Jakarta, Jumat 25 Januari 2013.

Agus mengimbau agar Hutama Karya menyiapkan studi kelayakan bisnis yang baik sebelum memulai proyek pembangunan tol itu. Karena, studi itu yang akan menjadi penilaian pemerintah untuk mendukung proyek tersebut atau sebaliknya.

"Jadi, kami akan lihat, kalau bisa didukung feasibility studies yang baik oleh Hutama Karya, pemerintah akan dukung," tegasnya.

Terkait dengan pembiayaan, Agus menjelaskan, ada beberapa skema yang bisa diperoleh Hutama Karya untuk merealisasikan jalan tol yang rencananya membentang dari Aceh hingga Lampung itu.

Menurut Agus, pembiayaan bisa diperoleh dari penyertaan modal negara (PMN), dari swasta, maupun dengan penerbitan obligasi oleh pemerintah. "Kami tidak perlu khawatir peran swasta berapa dan pemerintah berapa. Kita bangun dulu dengan sumber pendanaan yang ada," katanya. (art)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

50 Persen Waduk di Jakarta Beralih Fungsi

Sekitar 50 persen waduk dan situ yang ada di Jakarta kini telah beralih fungsi. Hal itu membuat situ dan waduk tak mampu menampung air sebagaimana dalam perencanaan awal.

Pemukiman Ilegal di Pluit
Jakarta Tidak adanya penegakan hukum yang jelas membuat lahan waduk dan situ diokupasi menjadi pemukiman ilegal. Tidak hanya itu, situ dan waduk bahkan telah menjadi tempat pembuangan sampah warga sekitar.

Pengamat Tata Kota Nirwono Joga menyebutkan, saat ini Jakarta memiliki 15 situ dan 20 waduk. Menurut Nirwono, penyebab situ dan waduk itu tidak berfungsi disebabkan empat faktor. Pertama, karena penuh dengan sampah. Kedua, dijadikan pembuangan limbah rumah tangga.

“Selanjutnya adalah minimnya pemeliharaan yang memicu pertumbuhan gulma seperti enceng gondok. Dan terakhir adalah karena minimnya pengawasan yang membuat pemukiman liar tumbuh subur di bantaran waduk dan situ,” kata Nirwono Joga kepada Beritasatu.com di Jakarta, Sabtu (26/1).

Nirwono mengungkapkan, tidak ada artinya mengeruk situ dan waduk kalau bantarannya masih dipenuhi hunian liar. Saat ini puluhan ribu hunian liar berada di kawasan bantaran.

“Warga harus direlokasi secara komprehensif. Kalau mau memutus rantai banjir harus menjadikan situ dan waduk berfungsi optimal,” katanya.

Pemerintah harus mengeruk kedalaman situ dan waduk ke kondisi ideal. Bantaran situ dan waduk harus dijadikan kawasan hijau. Sebab, menurut UU No 26/2007 Tentang Penataan Ruang secara tegas disebutkan lebar jalur hijau di pinggir situ atau waduk 50-100 meter untuk pengaman.

Saat ini total situ dan waduk yang ada di Jabodetabek mencapai 200 lokasi. Situ bahkan ada yang hilang karena tidak dipelihara. Sebagai contoh kecil, 25 persen dari total 80 hektar lahan di sekitar Waduk Pluit kini telah beralih fungsi menjadi pemukiman liar. Lebih parah lagi waduk Rio-Rio yang awalnya 40 hektar kini tinggal 20 hektar. Tak mengherankan saat hujan dan banjir kiriman serta air laut pasang datang, waduk tidak mampu menampung air dengan jumlah besar.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

UGM Kembangkan Pengelolaan Sampah Mandiri

UGM Kembangkan Pengelolaan Sampah Mandiri
Ilustrasi
Yogyakarta Fakultas Teknik UGM mengembangkan pengelolaan sampah secara mandiri di dalam kampus. Hal itu untuk mengurangi buruknya kualitas lingkungan akibat sampah yang tidak tertangani dengan baik.

"Sampah menimbulkan persoalan lingkungan yang serius di berbagai kota di Indonesia. Fakultas Teknik UGM melalui waste refinery center bekerjasama dengan University of Boras, Swedia sedang melakukan penelitian dan pengelolaan sampah yang mengadopsi sistem yang dilakukan di salah satu pusat pengelolaan limbah di Sobacken, Swedia," papar Dekan FT UGM, Prof Ir Panut Mulyono MEng DEng, Jumat (25/1/2013) di kampus setempat.

Panut menyebutkan, model pengelolaan sampah yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan sistem lain yang sudah banyak dijalankan, yaitu dengan memilah sampah menurut jenisnya dan membuangnya di depo sampah.

"Sistemnya sederhana dan tidak berbeda dengan sistem yang sudah banyak berjalan. Hanya saja, pengelolaan sampah dilakukan secara terpadu dengan melibatkan peran aktif seluruh stakeholder," ujarnya.

Disampaikan Panut, kegiatan pengelolaan sampah yang telah dilakukan adalah dengan memilah sampah menjadi empat macam, yakni sampah organik, plastik, kaca, dan logam, sampah kertas, serta sampah lain-lain. Sampah dikumpulkan oleh petugas kebersihan di semua titik tempat sampah jurusan dalam keadaan terpilah. Selanjutnya sampah yang sudah terkumpul diangkut menuju tempat sampah besar di setiap jurusan yang kemudian akan dibawa ke depo atau mini sobaken area.

"Sampah organik kami buat kompos, sedangkan sampah plastik, gelas, logam, dan kertas kita bekerjasama dengan pemulung untuk dibawa ke tempat daur ulang. Sementara sampah lainnya diserahkan ke tempat pembuangan akhir (TPA)," papar Panut.

Dalam pengelolaan sampah, Panut melihat sebagian masyarakat telah menunjukkan kesadaran untuk memilah sampa sesuai jenisnya. Hanya saja, yang menjadi persoalan ketika sampah diangkut menuju TPA menjadi tercampur kembali satu sama lain.

"Perlu dipikirkan agar sampah tidak kembali tercampur saat diangkut ke TPA. Di Jepang terdapat jadwal pasti dalam pengambilan sampah sesuai dengan jenis sampahnya. Misal sampah organik akan diambil hari Senin, sampah kertas hari Selasa. Sementara sampah lainnya baru akan diambil di hari berikutnya," tuturnya.

Sementara Dr. Kamra Rousta, peneliti University of Boras, Swedia menyampaikan pengalaman masyarakat Swedia dalam pengelolaan sampah. Untuk menghindari tercampurnya kembali sampah organik dengan non-organik, masyarakat di sana melakukannya dengan cara yang cukup sederhana.

"Kami pakai dua kantong plastik untuk menampung sampah rumah tangga. Warna hitam untuk sampah organik dan putih untuk jenis sampah lainnya, sehingga saat ditampung di tempat pembuangan akhir, memudahkan untuk menyatukan masing-masing jenis sampah," urainya. Panut berharap pengelolaan sampah secara mandiri di dalam kampus nantinya bisa menjadi contoh dalam pengelolaan sampah bagi masyarakat.


Kompas
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Bedah Saraf di Indonesia Maju Pesat

detail berita
Ilustrasi
Jakarta PERKEMBANGAN bedah saraf di Indonesia saat ini makin menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Terbukti dengan dipercayanya Indonesia sebagai penyelenggara workshop bedah saraf bagi para dokter seluruh dunia.

Para dokter di Indonesia memang tidak pernah berhenti untuk memajukan dunia kesehatan. Salah satunya dari bidang bedah saraf. Kali ini, para dokter muda dari seluruh dunia berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk bersama-sama belajar mengenai bedah saraf.

"Kami ingin berbagi dengan para dokter, khususnya untuk para dokter muda bedah saraf dari berbagai negara di dunia. Kami mengadakan workshop dan menjadi educational center atas kepercayaan dari World Federation of Neurosurgical Society," kata Prof. Eka J. Wahjoepramono, MD, PhD, salah seorang ahli bedah saraf Indonesia, saat ditemui Okezone dalam acara WFNS and Educational Course di RS. Siloam Lippo Village, Lippo Karawaci, Tangerang, Banten, Jumat (25/1/2013).

Diharapkan dengan adanya workshop ini, para dokter muda bisa belajar dari para ahli dan bisa menerapkannya di negara masing-masing. Workshop ini juga menjadi pembuka jalan bagi para dokter muda di dunia yang ingin belajar mengenai bedah saraf di Indonesia.

"Workshop ini tidak akan berhenti sampai di sini. Kami bahkan sudah menerima dokter muda asal China yang akan belajar mengenai bedah saraf di Indonesia," tambah Prof. Eka.(tty)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

BMKG: Awas, JABODETABEK Bakal Hujan Lebat Hari Ini

Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi akan turun hujan lebat hingga ringan, pada hari ini, Jumat (25/1/2013).

Berdasarkan data pada laman BMKG memprakirakan, hujan lebat akan turun di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta, Selatan, Jakarta Timur, dan Tangerang, pada Jumat pagi hingga siang.

Wilayah lainnya, yakni Jakarta Jakarta Barat, Jakarta Utara, Kepulauan Seribu, Bogor, Depok, dan Bekasi, diprakirakan turun hujan sedang pada pagi hingga siang ini.

Pada sore hingga malam hari di seluruh wilayah Jabodetabek diprakirakan akan turun hujan ringan.

Adapun, warga yang masih mengungsi akibat banjir antara lain terdapat di RW 10 dan RW 03 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.

Lurah Rawajati, Sanwani megatakan jumlah pengungsi sudah menurun jauh tinggal 110 jiwa dari semula yang 2.440 jiwa. (Antara/spr)


Bisnis
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Konglomerat Nasional Bangun 8 Rumah Sakit Super Mewah

Pembangunan sebuah rumah sakit butuh anggaran hingga Rp 800 miliar

Jakarta Salah satu konglomerat nasional berencana membangun delapan rumah sakit super mewah sepanjang tahun ini. Rumah sakit berkelas internasional itu akan dibangun di luar Pulau Jawa, yaitu di Indonesia bagian timur.

“Kami ingin turut membangun perkembangan infrastruktur wilayah Indonesia bagian timur,” kata Presiden Lippo Group, Theo L Sambuaga, setelah melepaskan bantuan korban banjir di Jakarta pada Jumat 25 Januari 2013.

Pembangunan rumah sakit oleh Lippo Group melalui anak usahanya, PT Lippo Karawaci Tbk, diperkirakan membutuhkan investasi triliunan rupiah. Sebab, setiap membangun satu rumah sakit membutuhkan Rp 500 miliar. "Bahkan di daerah timur bisa Rp 800 miliar," kata Theo.

Mengenai pembiayaan, perseroan mengambil sebagian dari ekuitas perusahaan sedangkan sisanya akan menggunakan dana pinjaman dari bank. “Mungkin komposisinya sekitar 50-50 antara modal dan pinjaman,” katanya.

Theo menargetkan kedelapan rumah sakit ini selesai konstruksi dan akan beroperasi pada tahun ini.

Meski mewah, rumah sakit ini tetap menyediakan kamar kelas tiga sebanyak 30 persen dari ruangan yang ada. "Di sini tidak adak perbedaan peralatan, alat-alat, dan kualitas dokter. Semua sama," katanya.

Hingga saat ini perseroan telah mempunyai 10 rumah sakit dengan nama Siloam. Sembilan rumah sakit sudah lama beroperasi dan satu rumah sakit baru diresmikan di Balikpapan, 15 Januari 2013.(ren)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg