0

TNI AL Kerahkan Kendaraan Amfibi di Pantai Mutiara

Jakarta TNI AL mengerahkan kendaraan amfibi untuk membantu warga di Pantai Mutiara dan kawasan Kapuk, Jakarta Utara. Satgas banjir TNI AL masih menggelar posko satgas banjir di beberapa wilayah Jakarta dengan menambah sejumlah perahu karet di lokasi banjir dan empat Kapa (Kendaraan Angkut Pasukan) di lokasi banjir Pantai Indah Kapuk.

"Kapa dan perahu karet khususnya yang ditempatkan di lokasi banjir Pantai Muara Indah Kapuk untuk membantu evakuasi dan dapat lebih banyak mengangkut korban banjir bagi masyarakat yang masih terjebak di rumah," kata Kepala Dinas Penerangan Armada RI Kawasan Barat (Armabar) Letnan Kolonel Laut (KH) Agus Cahyono, Minggu (20/1/2013) di Jakarta.

Keberadaan empat Kapa jenis amfibi ini sangat efektif untuk mengangkut masyarakat dalam kegiatan evakuasi di pantai Mutiara Indah Kapuk. Kendaraan itu mulai dioperasikan Sabtu (19/1/2013) malam.Satgas banjir TNI AL yang dikoordinasi oleh Komando Armabar telah menempatkan personel, sejumlah perahu karet dan ambulans untuk membantu di lokasi banjir wilayah Jakarta. Satgas melibatkan personel Komando Armabar, Korps Marinir, Komando Lintas Laut Militer, Sekolah Staf dan Komando TNI AL, Pangkalan Utama TNI AL III, dan Dinas Hidro Oseanigrafi tersebut sampai saat ini masih bertugas di posko banjir TNI AL.


Kompas
0

DPR: Kenapa Kita Lalai Urus Pulau Terluar?

Pulau Semakau Dicaplok Singapura

Ilustrasi (Foto: Ist)Jakarta Kabar pencaplokan pulau kembali terjadi. Kini Pulau Semakau di Batam, Kepulauan Riau, dicaplok negara tetangga Singapura. Perampasan pula ini bukan kali pertama, sebelumnya Pulau Sipadan dan Ligitan lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pulau terluar itu telah masuk ke peta negara Singapura.

Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin mengaku terkejut dengan kabar tersebut. Politikus PDI Perjungan itu sangat kecewa lantaran pulau tersebut tak tercatat dalam peta Kepulauan Riau. Bahkan, dia juga heran dengan kementerian yang tak serius mengurusi pulan terluar NKRI tersebut.

“Sangat mengejutkan, apalagi kalau benar bahwa pulau itu tak tercatat dalam wilayah Kepri. Mengapa kemudian kita lalai? Padahal ada kementrian yang mengurusinya, dan tercatat sebagai pulau terluar/terdepan,” ungkap Tubagus Hasanuddin kepada Okezone, Minggu (20/1/2013).

Sebelumnya, setelah Pulau Sipadan dan Ligitan lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kini Pulau Semakau di Batam, Kepulauan Riau, hendak dicaplok negara tetangga Singapura. Bahkan, pulau terluar itu telah masuk ke peta negara Singapura.

Pulau Semakau yang masuk wilayah Kelurahan Kasu, Kecamatan Belakangpadang, Batam, hanya berpenduduk sembilan kepala keluarga. Untuk menjangkau ke pulau kecil tersebut, membutuhkan waktu sekira 30 menit dengan menggunakan pompong, perahu kecil dari Pelabuhan Sekupang, Batam.

Pulau tersebut terletak pada koordinat 1.06.06.01 lintang utara dan 103 49.27.41 bujur timur.

Namun tiba-tiba pulau yang sejajar dengan Pulau Nipah, namun agak menjorok ke Laut Singapura itu, saat ini telah dimasukkan ke dalam peta negara Singapura.

Menyikapi hal tersebut, Gubernur Kepri, HM Sani, akan melayangkan surat kepada Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa. Sani juga akan menindaklanjuti pencaplokan pulau tersebut ke Konsulat Singapura.

Pemprov Kepri berharap, Pemerintah Pusat dapat menyelesaikan permasalahan itu.(hol)

Sejengkal Tanah Tak Boleh Lepas dari NKRI

Politikus Hanura Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati mendesak agar Menteri Luar Negeri segera menelusuri kebenaran tentang pencaplokan pulau terluar di Kepulauan Riau. Menurut dia bila pencaplokan Pulau Semakau ini terjadi tentu tak bisa dibiarkan.

“Saya himbau kepada Menlu untuk secara komprehensif menelusuri hal ini, saya rasa perlu dicari cara secara integral agar pencaplokan wilayah tak terjadi lagi,” ungkap Susaningtyas kepada Okezone, Minggu (20/1/2013).

Kata dia, pemerintah harus memberikan perhatian khusus terhadap pulau terluar yang selama ini menjadi tarik menarik dengan negara tetangga. Namun, bagi dia sejengkal tanah puntak boleh lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kita harus diwaspadai unresolved area dimana hitungan berlandaskan ZEE dan unclos 1982 selalu menjadi debat kusir antar negara. Hati-hati kita jangan sampai kalah, kedaulatan NKRI nomor satu!,” ucap anggota Komisi I DPR ini.(hol)

Okezone
0

TNI AD Buat Serum Tetanus

TNI AD Buat Serum TetanusBandung | Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Budiman melakukan kunjungan kerja ke Detasemen Kuda Kavaleri (Denkudkav) Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav).

Kunjungan kerja tersebut dilaksanakan di Jalan Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, pada Rabu 16 Januari 2013.

Saat melakukan kunjungan kerja, Wakasad sekaligus melaksanakan rapat pembahasan kerjasama TNI Angkatan Darat dengan PT Bio Farma tentang pembuatan serum tetanus, difteri dan anti bisa ular serta teknik penggunaan kuda.

Pada kunjungan kerja tersebut Wakasad didampingi Asisten Operasi (Asops) Kasad Mayjen TNI Dedi Kurnaedi, Asisten Personalia (Aspers) Kasad Mayjen TNI Sunindyo, Asisten Logistik (Aslog) Kasad Mayjen TNI Joko Sri Widodo, Dirziad Brigjen TNI Dicky Wainal Usman, Direktur Kesehatan Angkatan Darat (Dirkesad) dan Kalafi Kesad.

Turut hadir dalam acara tersebut Komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI AD Letjen TNI Gatot Nurmantyo, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Sonny Widjaja, Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Danpussenkav) Brigjen TNI Purwadi Mukson, Kakesdam III/Slw, serta pejabat terkait lainnya.

Seusai melakukan rapat, Wakasad bersama rombongan melakukan peninjauan ke kandang kuda serta penanaman pohon mangga di sekitar areal Kesatrian Denkudkav. (Pendam III/Slw/Mar).
0

BMKG: Jakarta Diguyur Hujan Lebat Hingga Minggu

Sampah dapat menyebabkan banjir(GATRAnews/Adi Wijaya)
Jakarta Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Jakarta masih akan diiguyur hujan lebat hingga hari Minggu lusa, sehingga masyarakat Jakarta dan sekitarnya diminta selalu waspada.

"Di DKI Jakarta dilaporkan oleh Bapak Arfan selaku Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, jumlah pengungsi masih berkisar 18.018 jiwa," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Samsul Maarif, pada konferensi pers penanggulangan bencana di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Jumat (18/1).

Menurutnya, banjir telah menggenangi 32 kecamatan, 102 kelurahan, 337 RW dan 910 RT. 97.600 kepala keluarga (KK) terdampak banjir sehingga 18.018 jiwa terpksa mengungsi. Selain itu, banjir juga merengut 12 orang korban jiwa.

"Kita berharap, ini tidak terjadi lagi. Kami mohon bantuan wartawan agar masyarakat sangat 'aware' terhadap pengumuman akan adanya banjir yang disampaikan pemerintah. Hendaknya masyarakat tidak terjebak pada hal-hal konservatif yang selama ini telah mereka lakukan," ujarnya.

Menurutnya, karena warga sudah terbiasa dengan bencana banjir, sehingga kadang menyebabkan warga tidak peduli dengan himbauan bencana banjir yang disampaikan pemerintah.

"Kita ketahui, saya sempat keliling, rata-rata  mereka sudah tinggal 23 tahun. Jadi kalau kita beri peringatan, biasanya mereka tidak hirau. Harus kita bantu agar masyarakat perhatikan warning pemerintah pusat," pungkasnya. (IS)


Gatra
0

Menghitung Kerugian Akibat Banjir Bandang di Jakarta

 Kalangan pengusaha menyebutkan kerugian sehari bisa ratusan miliar. 

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/01/17/1348365-banjir-di-bundaran-hotel-indonesia-620X310.jpg
Jakarta Jakarta dikuasai banjir. Dari lorong-lorong sempit hingga jalan protokol seperti Thamrin dan Sudirman. Dari kampung kumuh hingga Istana Negara. Rumah kumuh dilumat. Berlantai-lantai parkiran basement di gedung menjulang "di kuasai." Ratusan mobil mengapung di sana.

Hingga Jumat 18 Januari 2013, banjir masih menguasai sejumlah wilayah. Ketinggian air memang bervariasi. Ada yang cuma 20 sentimeter. Tapi di dataran rendah atau pinggir kali bisa menenggelamkan orang. Lebih dari dua meter. Repotnya hujan di sejumlah wilayah, Bogor dan Puncak masih mencurah. Dan banjir masih mengancam.

Banjir ini mengancam apa saja. Bisnis dan juga nyawa. Sejumlah kawasan bisnis di Jakarta dilanda banjir. Dari kawasan industri di Pulogadung hingga gedung perkantoran di Sudirman. Jumlah kerugian besar. Meski belum dihitung jumlah persisnya, kalangan pebisnis yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), mengklaim kerugian banjir bisa mencapai ratusan miliar per hari.

Beberapa sektor yang paling terkena dampak di antaranya industri, jasa, dan ritel. "Bisa rugi ratusan miliar. Itu perkiraan satu hari ini," kata Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi, kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis 17 Januari 2013.

Sofjan menjelaskan, kalangan pengusaha tidak menyangka banjir begitu meluas di Jakarta. "Logistik terhenti, pengiriman barang terhambat, dan karyawan tidak bisa masuk kerja," katanya. Kantong perusahaan terkuras. Gaji karyawan tetap harus dibayar meski mereka tidak masuk kerja.

Belum lagi, kemungkinan klaim dari konsumen akibat pengiriman barang yang terlambat. Akibat banjir bandang ini biaya logistik diperkirakan naik sekitar 5 persen per hari. "Memang, jika hanya sehari, tidak akan terlalu besar kenaikannya. Tapi, jika sampai beberapa hari, tentu akan lebih tinggi," kata Sofjan.

Kerugian akibat banjir itu ditanggung sendiri oleh pengusaha. Lantaran semenjak beberapa tahun belakangan, perusahaan asuransi tidak mau menanggung klaim karena banjir. Jadi yang bisa dilakukan pengusaha saat ini, lanjutnya, hanya meminimalisir kerugian itu sehingga roda perusahaan tetap bergerak.

Padahal, perekonomian, khususnya di DKI Jakarta, tengah bertumbuh hingga triwulan III-2012. Berdasarkan situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, perekonomian di ibukota pada periode itu mencapai 2,2 persen dibandingkan
triwulan II-2012.

Hampir semua sektor mengalami peningkatan produksi, kecuali pertambangan dan penggalian. Sebagian besar sektor ekonomi tumbuh di atas 1 persen, kecuali pertanian dan industri pengolahan. Sektor produksi industri manufaktur besar dan sedang memang turun 0,85 persen pada triwulan III-2012 dibanding triwulan sebelumnya. Tetapi secara nasional sektor ini naik 2,06 persen.

Sementara itu, Indeks Tendensi Konsumen DKI Jakarta pada triwulan III-2012 mencapai 114,72. Artinya, kondisi ekonomi konsumen meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Tingkat kepercayaan atau optimisme konsumen pada triwulan III-2012 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Ini ditandai dengan kenaikan nilai ITK sebesar 3,24 poin.

Pedagang pasar dan ritel merugi 

Momentum ekonomi DKI Jakarta yang tengah bertumbuh itu tentu akan memukul dunia usaha. Sebab, di tengah tingkat kepercayaan dan optimisme konsumen, banjir melanda Jakarta.

Secara tidak langsung, kondisi itu berpengaruh pada tingkat daya beli konsumen. Kebutuhan konsumen berpotensi meningkat akibat dampak banjir, sehingga memukul daya beli.

Dampak itu pula yang dirasakan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia. Selain kenaikan harga, kondisi iklim yang tidak menentu telah menyulitkan usaha mereka. "Akibat banjir di mana-mana, distribusi ke pasar-pasar terganggu," kata Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Ngadiran, kepada VIVAnews, di Jakarta, Jumat 18 Januari 2013.

Keterlambatan pasokan seperti sayuran bisa memicu kerusakan produk segar itu. Akibatnya, dapat berimbas pada omzet penjualan. "Jika per hari bisa memperoleh Rp 700-800 ribu, kini Rp500 ribu saja sudah terengah-engah," kata Ngadiran. Apalagi banjir kali ini meluas dan dan merendam sejumlah rumah warga, pertokoan, hingga pasar-pasar. Situasi itu diperkirakan menyulitkan warga untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, wilayah yang terendam air seluas 41 kilometer (km) persegi atau 8 persen dari seluruh wilayah DKI Jakarta. Dari jumlah itu, wilayah terberat ada di sekitar Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

"Sekitar Penjaringan, juga sepanjang bantaran Sungai Ciliwung, tinggi bervariasi, ada yang 3 meter," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Jumat.

Sutopo menuturkan, dengan luas itu, 910 RT, 337 RW, 74 kelurahan, dan 31 kecamatan terendam banjir. Sebanyak 97.608 kepala keluarga atau 248.846 jiwa menjadi korban bencana tersebut. "Pengungsi mencapai 18.018 jiwa hingga pukul 07.00 WIB, korban meninggal 11 orang," ujarnya.

Selain itu, sektor yang terkena dampak banjir adalah industri ritel. Air yang menggenangi Mega Mall Bekasi sejak pukul 03.00 WIB, Rabu dinihari lalu, menimbulkan kerugian cukup besar. "Jumlah pasti kerugian masih kami hitung. Tapi, setidaknya, dalam satu hari di Mega Mall Bekasi, perputaran uang mencapai Rp 20 miliar lebih," kata Direktur Operasional Mega Mall Bekasi, Gunarso Ismail, Rabu lalu.

Di Mega Mall Bekasi terdapat ribuan kios dan counter. Sementara itu, yang terkena banjir di lantai bawah ada 400 lebih tenant (kios/counter).

Pengelola Mega Mall Bekasi, menurut dia, hanya bertanggung jawab terhadap kerusakan pada bangunan mal, sedangkan untuk barang dagangan menjadi tanggung jawab pemilik kios. "Makanya sebelum perjanjian sewa, kami selalu meminta agar barang dagangan diasuransikan. Meskipun tidak ada penggantian kerugian barang, tapi nanti kami akan kasih mereka kompensasi," tutur Gunarso.

 Kantor bank tak beroperasi 

Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari terakhir, yang memicu banjir di Jakarta dan sekitarnya itu, juga berimbas pada operasional sejumlah bank.

Tercatat, sebanyak 36 kantor cabang PT Bank Mandiri Tbk tidak beroperasi. Dari jumlah 36 cabang yang tidak beroperasi tersebut, sebanyak 19 cabang terletak di Jakarta Barat, 8 cabang di Jakarta Utara, 6 cabang di Jakarta Pusat, 2 cabang di Jakarta Selatan, dan 1 cabang di Jakarta Timur.

"Kantor cabang itu sementara dialihkan untuk memastikan tetap terpenuhinya kebutuhan pelayanan nasabah," kata Sekretaris Perusahaan, Bank Mandiri, Nixon LP Napitupulu, di Jakarta, Jumat 18 Januari 2013.

Untuk memberikan layanan kepada nasabah, Nixon menjelaskan, nasabah dapat memanfaatkan layanan e-channel atau datang ke cabang Bank Mandiri yang tidak terkena banjir. "Bagi nasabah yang membutuhkan layanan perbankan, kami harapkan untuk datang ke kantor-kantor cabang Bank Mandiri terdekat guna memanfaatkan layanan e-channel Bank Mandiri," ujarnya.

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk memastikan operasional perbankan terhadap nasabah secara umum tidak terganggu bencana banjir yang melanda beberapa lokasi di Jabodetabek. Namun, BNI mencatat, ada 57 anjungan tunai mandiri (ATM) dan 27 outlet yang terhenti operasionalnya akibat bencana banjir.

Sekretaris Perusahaan BNI, Tribuana Tunggadewi, mengatakan, hingga saat ini, dari total ATM BNI di Jabodetabek yang berjumlah 2.566 ATM, sebanyak 57 ATM terkena dampak banjir. Ini antara lain karena akses menuju ATM banjir, listrik di lokasi mati, dan sebagian kecil terendam.

"Sedangkan total outlet di Jabodetabek sebanyak 478 outlet, dan yang terkena dampak banjir 27 outlet," ujarnya. Kondisi ini, dia melanjutkan, karena akses masuk menuju outlet terhalang.

Sementara itu outlet yang tidak terkena dampak banjir tetap beroperasi seperti biasa. "Transaksi internet banking dan SMS banking berfungsi dengan baik," ujar Dewi di Jakarta, Jumat 18 Januari 2013.

BNI, menurut dia, telah mengantisipasi dampak banjir di Jakarta dan sekitarnya sejak November 2012, sehingga imbas terburuk akibat bencana alam dapat ditekan seminimal mungkin.

Kondisi serupa terjadi pada sekitar 50 kantor layanan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk di Jabodetabek. Sekretaris Perusahaan BRI, Muhamad Ali, mengatakan, meski sejumlah kantor mengalami gangguan, BRI tetap melayani nasabah melalui e-Banking seperti SMS banking, anjungan tunai mandiri, dan electronic data capture (EDC).

Ali menjelaskan, banjir juga telah menghentikan operasional unit kerja di RSAL Mintoharjo, Bendungan Hilir, Jakarta Selatan. Terdapat 10 unit kerja yang terganggu banjir, tapi bisa beroperasi. Sementara itu, yang berhenti sama sekali terdapat 5 kantor cabang pembantu, 3 kantor cabang, 3 kantor kas, 5 kantor unit BRI, serta 3 teras BRI.

Menurut Ali, layanan e-Banking BRI tidak mengalami gangguan. Sebab, BRI memiliki dua data centre yang dilengkapi dengan sistem yang terbaru. Keduanya beroperasi secara paralel, sehingga selalu dapat saling mendukung, dan mengantisipasi dampak bencana atau gangguan lain/


© VIVA.co.idAd
0

Dislitbangau Ujicoba Bom Anti Personal

Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) akan mengadakan uji coba bom anti personel di Lanud Iswahjudi. Uji coba bom ini guna mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri dan sebagai wujud kemandirian terhadap industri pertahanan di tanah air.

Terkait uji coba bom tersebut, Tim dari Dislitbangau, sebelum pelaksanaan uji coba bom, memaparkan terlebih dahulu produk yang akan di uji coba, serta menyamakan persepsi terhadap hasil penelitian dan pengembangan dengan satuan pengguna.

Tim yang dipimpin oleh Kolonel Tek Agus Rudi Supriyadi iterima langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., didamping Komandan Wing 3, Kolonel Pnb Teddi Rizalihadi dan para pejabat Lanud Iswahjudi, di Ruang Briefing Teddy Kustari, Kamis, 17 Januari 2013.

Dalam paparan tersebut, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., merasa bersyukur dan bangga atas hasil yang dicapai Dislitbangau dalam kaitan dengan keterbatasan anggaran. "Diharapkan produk yang dihasikan Dislitbangau ini kedepan dapat dikembangkan sehingga dapat menghemat anggaran," Ungkap Marsma TNI Yuyu.

Lebih lanjut, Danlanud berpesan agar pelaksanaan uji coba bom ini dikaji sedetail mungkin, ikuti prosedur yang ada serta koordinasikan sebaik-baiknya dengan pihak-pihak terkait, dan yang tidak kalah pentingnya utamakan keamanan dan keselamatan dalam rangkaian uji coba bom tersebut, sehingga dapat berjalan dengan lancar, aman dan sukses.

Sementara, Tim Dislitbangau memaparkan hasil penelitian dan pembuatan Blast Effect Bom Anti Personel yang merupakan bom yang dirancang khusus untuk menghasilkan serpihan yang disesuaikan dengan sasaran, dan akan diuji coba akhir bulan Januari 2013 dengan menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon di ASR Pandanwangi, Lumajang Jawa Timur.


● Pentak Lanud Iswahjud
0

Wamenhan Meninjau Kesiapan KCR Ke-3

Jakarta | Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Kabaranahan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan sejumlah pejabat Kemhan serta TNI lainnya, Kamis (17/1), melakukan kunjungan kerja ke Batam, dalam rangka meninjau kesiapan Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 ketiga, yang akan diserahkan pada akhir bulan ini.

Kapal yang diberi nama KRI Beladau-643 tersebut, memiliki spesifikasi teknologi tinggi dengan panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun serta mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot.

KCR - 40 terbuat dari baja khusus bernama High Tensile Steel pada bagian hulunya (lambung). Baja High Tensils Steel ini merupakan produk dalam negeri dari PT. Krakatau Steel. Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan Aluminium Alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi saat berlayar. Kapal yang sepenuhnya di buat di PT. Palindo Marine Shipyard itu, juga dilengkapi sistem persenjataan modern (Sewaco/Sensor Weapon Control), diantaranya meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) atau sistem pertempuran jarak dekat dan Rudal C-705 buatan China

Selain melihat secara langsung KRI Beladau-643, Wamenhan beserta rombongan juga berkesempatan meninjau Combat Boat hasil produksi PT Palindo Marine Shipyard bekerjasama dengan Balitbang Kemhan RI, yang pengerjaannya sudah memasuki tahap penyelesaian.


DMC
0

FTP UGM Jalin Kerjasama Riset dengan Korean University

Yogyakarta | Meneguhkan visi sebagai center of excellence in agroindustry Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM menjalin kerjasama dengan College of Life Sciences and Biotechnology (CLSB) Korea University (KU), di operation room FTP UGM.

Realisasi kerjasama tersebut dalam bentuk pertukaran staf, kerjasama penelitian dan rencana pembentukan twin dan double degree program pascasarjana. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Dekan FTP UGM Dr Ir Lilik Sutiarso MEng dengan Dekan CLBS KU Prof Ik-Hwan Kim dan direktur Brain Korea21 (BK21) Initiative KU Prof Chan Wha Kim.

Dekan FTP UGM menyambut baik kerjasama itu dengan prinsip saling menguntungkan untuk kedua belah pihak. Menurutnya, kerjasama riset memberikan manfaat cukup besar bagi dosen dan mahasiswa dalam pendidikan dan penelitian. ''Terutama untuk bidang agroindustri kerjasama ini sangat penting,'' katanya.

Kunjungan perdana delegasi Korea University itu ke FTP UGM menurutnya, untuk memperkuat dan merealisasikan kesepakatan-kesepakatan yang selama ini telah dibicarakan, dan kemudian dituangkan dalam bentuk MoU yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak.

Salah satu kerjama sama dengan BK21 KU diakuinya sangat prospektif, pasalnya program itu memberikan kesempatan bagi para mahasiswa asing untuk melanjutkan pendidikan pascasarjananya di Korea University, demikian juga untuk para peneliti atau staf akademik yang akan melaksanakan penelitian kerjasama.

Prof Ik-Hwan mengatakan, kerjasama itu untuk pertamakalinya dilakukan KU dengan FTP. Kendati mengaku pertamakali berkunjung ke Indonesia, menurutnya penandatangan kerjasama yang dilakukannya dianggapnya sangat penting dan menguntungkan. ''UGM itu itu nomor satu di Indonesia. Jadi saya kira kerjasama ini sangat penting,'' katanya.

Korean University membawa lima adelegasi untuk memperluas kerjasama riset. Beberapa model riset kerjasama yang ditawarkan diantaranya teknologi biopolimer, stem cell, biosensor dan biomolekules.


0

UGM Dorong Pusat Studi Bersinergi

Yogyakarta | UGM mendorong kerjasama antarpusat studi di lingkungannya dalam melaksanakan kegiatan riset multidisipliner. Dengan sinergi tersebut nantinya diharapkan semakin banyak memberikan kontribusi dalam membangun ilmu pengetahuan yang memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.

''Harapannya pusat studi bisa berkolaborasi dengan sesama pusat studi, juga dengan fakultas dalam sistem pendidikan,'' jelas Rektor UGM Prof Dr Pratikno MSocSc dalam acara pelantikan lima Kepala Pusat Studi UGM di ruang Multimedia kantor pusat UGM.

Kelima Kepala Pusat Studi yang dilantik adalah Dr Bambang Hudayana MA sebagai Kepala Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan, Prof Dr Mohtar Mas’oed MA sebagai Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian, Prof dr Hari Kusnanto Josef PhD sebagai Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup, Dr Ir Ambar Kusumandari MES sebagai Kepala Pusat Studi Agroekologi, dan Drs Riza Noer Arfani MA sebagai Kepala Pusat Studi Perdagangan Dunia.

Dia menambahkan, melalui kerjasama tersebut pusat studi diharapkan mampu mengembangkan data base riset dan publikasi ilmiah yang hasilnya dapat digunakan untuk advokasi terhadap kebijakan pemerintah. Bahkan dapat mengembangkan kemandirian di masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat. ''Juga mendelivery produk-produk pusat studi ke industri,'' jelasnya.

Dikatakannya, kedepan berencana untuk mengembangkan pola organisasi berbentuk konsorsium yang mewadai kegiatan riset multidisipliner oleh pusat studi. ''Kita rencanakan bentuk konsorsium agar ada leading unit dalam melakukan riset bersama, namun didalam dikerjakan secara kolektif,'' tambahnya.


0

UNS Targetkan 10% Penelitian Ilmiah Masuk Jurnal Internasional

Solo Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menargetkan sekitar 10 persen jurnal ilmiah dosen dapat terpublikasikan secara internasional pada 2013 ini.

Upaya ini dilakukan mengingat masih minimnya jumlah publikasi jurnal ilmiah internasional UNS pada tahun – tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh Ketua LPPM UNS Prof Dr Ir Darsono Msi.

“Paling tidak sepuluh persen bisa terpublikasi secara internasional. Angka yang dimaksud yakni 10 persen dari 600 orang (dosen) yang aktif dan menjadi ujung tombak kami,” ujar Darsono.

Pada 2012, UNS terbilang minim dalam hal publikasi jurnal ilmiah internasional. Hanya ada sejumlah 22 artikel yang tercantum dalam jurnal internasional.

Disinggung mengenai kendala yang dihadapi oleh para dosen sehingga mengakibatkan minimnya jumlah jurnal ilmiah internasional, dia mengungkapkan hal itu didasari oleh beberapa faktor.

Di antaranya yakni atmosfir internasional yang diakuinya masih belum optimal, dan kendala pemakaian bahasa Inggris yang harus digunakan dalam penulisan jurnal ilmiah internasional. Selain itu masalah biaya juga menjadi salah satu faktor hambatan lainnya.


0

Bermodal Rp 8 Juta, Wanita Ini Ekspor Sepatu ke Singapura

Hobi mengoleksi sepatu membuatnya mulai tertarik berbisnis. 

Sepatu Klastik buatan Surabaya
Jakarta Hobi mengoleksi sepatu membuat Tyas Ajeng Nastiti mulai tertarik untuk membuka bisnis. Ia pun mulai merancang dan mendesain model dengan konsep warna menarik.

"Ide awalnya aku suka sepatu, suka memakai berbagai macam bentuk. Namun, kadang aku suka melihat banyak sepatu merek asing di pasaran, setelah itu aku mulai berpikir untuk membuat produk sendiri," kata dia saat berbincang dengan VIVAnews di Jakarta, Rabu 16 Januari 2013.

Sebagai langkah awal, wanita yang kini berusia 22 tahun ini mulai memproduksi sendiri sepatunya. Bahan-bahan sepatunya bermacam-macam, mulai dari kain batik, kulit sintetis hingga kain tenun Indonesia.

Yang hebat, awalnya dia hanya bermodal Rp 8 juta. Uang itu digunakannya untuk membeli lem, sol, dan cetakan sepatu.

"Usaha ini sejak 2011. Modalku cuma Rp 8 juta, tapi sekarang kami sudah berhasil menjual hingga Singapura dan Malaysia," tutur Tyas, bangga.

Bicara kualitas, Tyas berani menjamin sepatunya mampu bertahan hingga satu tahun. Jika terjadi kerusakan, dia siap mengantinya dengan sepatu baru.

"Dari sisi kualitas, saya berani menjamin. Namun, karena 100 persen bahannya dari lokal, masih ada masalah pengeleman yang kurang bagus," dia mengakui.

Dia menjelaskan lem produk Indonesia masih tertinggal jauh dengan yang asing. Hal ini yang membedakan keawetan sepatu buatan lokal dan asing. Dalam proses pembuatan sepatu, dia mengeluhkan masih banyak kendala, terutama dari sisi model dan variasi warna.

"Kami terus berpikir bagaimana mencari desain yang unik. Kami selalu melakukan evaluasi agar pembeli merasa nyaman memakai produk sepatu yang kami beri label Sepatu Klastik ini," ujarnya.

Tyas juga merasakan susahnya membuat brand lokal asli Surabaya, Jawa Timur. Sebab, masyarakat terlanjur memiliki persepsi bahwa sepatu lokal yang paling bagus kualitasnya berasal dari Bandung.

"Saat ini, saya masih merasakan susahnya membangun brand dari Surabaya. Tapi justru sekarang 90 persen market-ku berasal dari Jawa Barat," tambahnya.

Dengan segala pahit getirnya membangun usaha, usaha Tyas mulai tumbuh sehat. Saat ini dia mengaku bisa memperoleh penghasilan kotor sebesar Rp20 juta sebulan. "Profitnya mungkin sekitar Rp 10 juta, dan uang itu bisanya kami gunakan lagi untuk biaya pameran." (kd)


© VIVA.co.id
0

Ribuan Produk Tak Layak Serbu RI

 Dari produk obat kuat sampai elektronik. Berbahaya bagi tubuh.   

Jakarta Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan risau. Sepanjang 2012 ribuan produk tak layak pakai membanjiri pasar Indonesia. Jumlahnya berlipat tajam, akibat tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi.

Kecemasan Gita Wirjawan memiliki dasar. Pada 2011 lalu, Direktorat Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan mencatat hanya ada 28 produk tidak berkualitas yang ditemukan, termasuk obat kuat dan jamu yang tidak jelas asal usul, dan mengandung zat kimia berbahaya bagi tubuh.

Sedangkan pada 2012, saat ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan, tercatat lebih dari 3.000 produk tidak layak pakai masuk Indonesia, termasuk barang elektronik yang tidak punya kartu garansi, ataupun layanan purna jual di Indonesia. Barang-barang itu masuk ke Indonesia secara ilegal.

Banyaknya produk tak layak tersebut disebabkan tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia. Hal itu menggoda para importir dan produsen untuk memasukkan barang-barangnya ke Indonesia. Termasuk barang yang bermutu rendah.

Bagi produsen, prinsipnya satu, barang tersebut dapat dijual murah dengan kuantitas yang banyak. Pada 2013, Gita tidak ingin kebobolan lagi. Mantan Kepala BKPM ini meresmikan Sistem Pengawasan Perlindungan Konsumen (SISWAS-PK) dan Layanan Informasi Perlindungan Konsumen.

Kedua program ini, dikembangkan untuk meningkatkan pelayanan publik, terutama para konsumen akhir. "Sistem perlindungan konsumen harus disebarluaskan kepada masyarakat," ujar Gita Wirjawan, didampingi Dirjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, Nus Nuzulia Ishak, di Kemendag, Jakarta, Rabu 16 Januari 2013.

Gita bersama dirjen SPK menemukan tiga ribu produk tidak layak pakai di pasar Indonesia. Produk-produk tersebut mengandung formalin, gampang pecah, dan mudah terbakar. Untuk itu, dirasa perlu memberikan perlindungan terhadap konsumen.

Kemendag, menurut dia, juga mendapat dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat dalam hal peningkatan perlindungan konsumen, mengembangkan suatu sistem perlindungan konsumen seperti SISWAS-PK yang menjadi akses konsumen untuk mengadukan produk-produk yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan pelaku usaha.

Selain itu, sistem ini diharapkan dapat memudahkan konsumen untuk melakukan pengaduan barang dan jasa yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, meningkatkan pemahaman konsumen terhadap barang dan jasa yang sesuai, dan tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Termasuk, meningkatkan pemahaman mengenai hak dan kewajiban konsumen, memudahkan pelaksanaan pengawasan barang yang beredar dan jasa, serta memudahkan monitoring dan evaluasi tindak lanjut pengaduan konsumen.

Bagaimana caranya? masyarakat yang ingin mengadukan barang-barang dengan kualitas buruk dapat mengakses situs http://siswaspk.kemendag.go.id. Konsumen yang dirugikan mengisi formulir yang telah disediakan dan Kemendag menjamin kerahasiaan identitas. Setelah formulir masuk maka sistem akan mengelompokkan pengaduan konsumen dan didistribusikan kepada dinas terkait.

Sementara itu, Layanan Informasi Perlindungan Konsumen digunakan sebagai sarana edukasi dan akses informasi para mahasiswa serta masyarakat mengenai penyelenggaraan perlindungan konsumen di Indonesia.

"Sering kali kemasan komunikasi salah kaprah. Peran kawan-kawan perguruan tinggi penting sekali membantu menjembatani komunikasi," ujar Gita.

Kemendag menunjuk delapan universitas di Indonesia untuk meresmikan Layanan Informasi Perlindungan Konsumen, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Islam Indonesia, Universitas Tarumanegara, Institut Pertanian Bogor, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Diponegoro, Universitas Padjajaran, dan Universitas Hasanudin.

Gita menjelaskan, pemilihan tempat di perguruan tinggi merupakan sarana yang tepat manfaat sebagai agen komunikasi jika dilihat dari eksistensi, fungsi, dan pengaruhnya di lingkungan. "Sebagai masyarakat yang well educated, mahasiswa diharapkan menjadi jembatan untuk memotivasi lingkungannya agar menjadi konsumen cerdas yang well informed," tuturnya.

Sanksi berat

Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Husna Zahir, menyambut baik langkah Kementerian Pergadangan. Tindakan pemerintah akan membuat masyarakat memiliki berbagai akses pengaduan konsumen.

"Ini juga mendorong berbagi institusi ataupun perusahaan lainnya untuk membuka akses masyarakat menyampaikan keluhannya," katanya saat dihubungi VIVAnews.

Ia mengakui belum tahu bagaimana sistem pengawasan dan perlindungan konsumen milik Kemendag ini bekerja, namun ia menyarankan agar masyarakat diberikan feedback setelah melakukan pengaduan.

"Pemerintah harus transparansi dalam menangani dan menjelaskan sejauh mana pengaduan masyarakat dilanjuti oleh pemerintah," katanya.

Ia juga setuju dengan langkah Gita Wirjawan yang menggandeng mahasiswa dalam pengawasan perlindungan konsumen dengan membuka Layanan Informasi Perlindungan Konsumen di delapan universitas di Indonesia.

"Mahasiswa mempunyai peran besar untuk meneruskan dan mengedukasi masyarakat terkait hak-hak dan perlindungan mereka sebagai konsumen," katanya.

Ia berpesan agar semua laporan dari masyarakat ditindaklanjuti dengan memberikan hukuman berat bagi oknum nakal yang secara sengaja memasukkan barang bermutu rendah dalam pasar Indonesia. Hukuman itu akan memberikan efek jera kepada oknum nakal yang merugikan konsumen.

"Jika ada sanksi hukum yang menjerakan, hal yang merugikan konsumen akan turun," katanya.(np)


© VIVA.co.id
0

Menteri Hatta Rayu Raksasa Korea Investasi di RI

Doosan unggul dalam teknologi pengolahan air dan pembangkit listrik.

Jakarta Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap tinggi dan stabil di tengah krisis ekonomi global, membuat Indonesia sebagai salah satu tempat investasi yang menarik. Berbagai perusahaan berlomba-lomba investasi di Indonesia.

Salah satu perusahaan yang minat adalah raksasa industri Korea Selatan, Doosan. Dalam pertemuan Chairman Doosan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, Doosan grup memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Ini sangat diapresiasi chairman Doosan," ujar Deputi Menko Perekonomian Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional, Rizal Affandi Lukman, di kantornya, Jakarta, Rabu 16 Januari 2013.

Hatta, kata Rizal, telah menawarkan Doosan beberapa proyek. Ia mencontohkan, Indonesia saat ini membutuhkan investasi besar dalam bidang listrik karena permintaan konsumsi listrik Indonesia untuk menopang perekonomian Indonesia sebesar 3.000 megawatt per tahunnya.

Doosan saat ini tengah melirik untuk masuk dalam proyek-proyek infrastruktur Indonesia, terutama proyek pembangkit listrik di Cirebon bersama Marubeni, perusahaan asal Jepang.

Selain itu, katanya, Doosan dikenal unggul dalam teknologi desalinisasi air. Desalinisasi adalah suatu teknologi yang mengubah air laut menjadi air tawar. Proses yang menggunakan elektrolisis itu menghasilkan air bersih yang bisa dikonsumsi.


© VIVA.co.id
0

DKI akan bikin instalasi pengelolaan air limbah

Jakarta Untuk mengatasi kelangkaan air bersih, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pembangunan IPAL dilakukan karena sungai-sungai di Jakarta banyak tercemar oleh air limbah, tak terkecuali seperti Sungai Sunter.

"Kalau kita buat IPAL mungkin. Kan sekarang ini dikaji juga sungai-sungai kita banyak air," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota Jakarta, Rabu (16/1).

Menurutnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) seharusnya mempunyai pengelolaan limbah. "Kalau tidak mau tercemar semua sungai ini kita oleh pembuangan-pembuangan itu," katanya.

Ahok menjelaskan, hanya dua persen sungai di Jakarta yang limbahnya bisa diolah. Salah satunya yang bisa diolah limbahnya adalah di Sungai Pesanggerahan. "Yang lain hampir susah diolah," ujarnya.

Untuk mengatasi limbah di sungai, Pemprov DKI akan membicarakan kepada pemerintah pusat. "Kita bicara dengan pusat karena hari ini dijadwalkan ketemu Pak Wapres," tandasnya.(mdk/has)


0

FT UNS Kembangkan Pengolah Limbah Mobile

Solo Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil mengembangkan pengolah limbah batik yang bisa dipindahkan (mobile) yang mereka namakan Upal-RE. Dengan teknologi ini, air limbah pewarnaan batik bisa diolah sehingga menjadi air baku.

Teknologi tersebut cocok digunakan untuk sentra batik yang berada di perkampungan karena simpel dan mudah dipindahkan. Selain itu, biaya operasionalnya juga sangat murah yakni Rp 3.000 untuk sekali pengolahan 250 liter.

''Limbah pewarnaan batik adalah yang paling sulit untuk dinetralkan jika menggunakan pengolahan secara biologis, fisika maupun kimiawi. Namun dengan reaktor elektrokimia, limbah bisa diproses sehingga menjadi air baku yang aman,'' kata peneliti Upal-RE Ir Budi Utomo MT.

Budi memaparkan, alat yang bentuknya sangat ringkas, dilengkapi dengan genset dan kereta dorong tersebut terdiri atas bak dari bahan fiber yang dilengkapi peralatan elektrokimia dari logam dan besi untuk memproses limbah pewarnaan batik. Untuk menggunakannya juga sangat mudah yakni limbah batik dimasukkan ke dalam bak berkapasitas 250 liter tersebut lalu tinggal menekan tombol on. Setelah menyala, larutan elektrolit akan menimbulkan gelembung udara (flok) sehingga membawa partikel mengambang.

Dalam waktu 40 menit, reaktor elektrokimia tersebut akan mengurai zat pewarna yang mengambang di bagian atas dan air yang ada bagian bawah. Air yang sudah terurai dari zat pewarna sudah berubah warna menjadi lebih bening dan tinggal dialirkan dari katup di bagian bawah.

Penemuan teknologi ini tak hanya menghasilkan air yang lebih jernih tetapi juga mengurangi kandungan bahan berbahaya yang terkandung dalam limbah. ''Air tersebut sudah memenuhi standar untuk disebut air baku karena sudah memenuhi batas baku mutu air,'' kata Budi.

Setelah air dilirkan ke katup, endapan yang mengambang di atas air akan menjadi keras, menjadi seperti lempeng berwarna gelap. Lempeng tersebut bisa dimanfaatkan untuk campuran bahan bangunan dan lainnya, namun memerlukan proses lebih lanjut.

Budi mengemukakan, pemrosesan air limbah pewarna yang sintetis maupun warna alami prosesnya sama. Perbedaannya pada hasilnya dimana untuk zat pewarna alami efisiensinya mencapai 85 persen, sedangkan zat pewarna sintetis hanya 75 persen.

Dengan kata lain, pewarna alami lebih mudah proses penguraiannya. Alat ini menggunakan sumber listrik bertegangan litrik 220 volt dan membutuhkan daya sekitar 4.000 watt. Untuk mengantisipasi supaya tidak menyulitkan untuk pasokan daya listriknya, alat ini juga sudah dilengkapi genset bertenaga 50.000 watt.

Untuk prototipe alat tersebut, Budi mengaku menghabislan dana sebesar Rp 35 juta. Ia berharap bisa menekan biaya produksi dan meningkatkan kapasitas pengolahan limbah sehingga pelaku industri kecil seperti perajin batik mampu membeli alat pengolah limbah tersebut, minimal secara berkelompok.(Evie Kusnindya / CN34 / JBSM )


0

Semen Indonesia Kembangkan Semen Siap Pakai

SSG Prima Beton pada akhir 2013 akan operasikan 10 semen siap pakai.

Jakarta | PT Semen Indonesia Tbk melalui anak perusahaannya, PT SGG Prima Beton (SGGPB), meresmikan pabrik semen siap pakai (ready mix) atau yang lazim disebut batching plant di Serpong, Tangerang Selatan.

“Peresmian batching plant ini adalah bagian dari rencana penambahan sembilan unit batching plant pada tahun ini dengan nilai investasi sekitar Rp70 miliar," ujar Dirut Semen Indonesia, Dwi Soetjipto, Selasa 15 Januari 2013.

Ia menjelaskan, sesuai road map perseroan, SGGPB akan memiliki sepuluh batching plant pada akhir 2013. Setelah batching plant Serpong beroperasi, akan segera menyusul di Cikarang dan Balaraja pada Maret 2013.

Dwi menjelaskan, kapasitas batching plant Serpong adalah 75 meter kubik per jam. SGGPB saat ini juga telah memiliki empat mesin batching plant siap pasang. Dua di antaranya adalah mobile batching plant dengan kapasitas 100 meter kubik per jam. Alat tersebut akan disiapkan untuk melayani proyek-proyek besar.

SGGPB juga telah memesan 75 unit mixer truck pada akhir 2012. Dari 75 unit tersebut, saat ini telah siap dioperasikan di batching plant Serpong sebanyak 15 unit. Sisanya sebanyak 60 unit masih dalam proses finishing di karoseri.

”SGG Prima Beton juga akan segera memesan 100 unit mixer truck pada tahun ini,” kata Dwi. Sehingga, dalam waktu dekat, SGG Prima Beton akan memiliki 175 unit mixer truck.

Dalam strategi perseroan, Dwi melanjutkan, SGG Prima Beton akan difokuskan untuk menggarap pasar Jabodetabek, Jabar, dan Banten. Penetrasi pasar itu akan memperkuat dan memperluas basis bisnis perseroan di Pulau Jawa.

Dwi menegaskan, kehadiran SGGPB tidak dimaksudkan untuk bersaing langsung dengan sesama pabrik ready mix pemakai produk Semen Indonesia. Ekspansi SGG Prima Beton dimaksudkan untuk mengimbangi tingginya permintaan ready mix berbahan produk Semen Indonesia, yaitu produk-produk dari Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa.

”Saat ini permintaan untuk produk ready mix sangat tinggi. Tren pasar sudah mulai mengarah pada kemudahan dan kepraktisan dalam menggunakan produk industri semen, sehingga ready mix cukup diminati," katanya.

Semen Indonesia sudah menyiapkan grand strategy agar kinerja penjualan perseroan terus meningkat, termasuk dengan meningkatkan porsi penjualan ready mix. Pembangunan batching plant untuk menjawab kebutuhan pasar ready mix itu.

SGG Prima Beton saat ini juga sedang dalam proses mengakuisisi PT Varia Usaha Beton, perusahaan ready mix yang telah beroperasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Varia Usaha Beton merupakan anak usaha PT Varia Usaha yang juga merupakan salah satu anak perusahan PT Semen Indonesia Tbk.

”Strategi yang dijalankan anak perusahaan tersebut bersinergi dengan kepentingan Semen Indonesia sebagai induk usaha. Kami memposisikan anak perusahaan sebagai strategic tools untuk ikut menopang bisnis inti perseroan,” ujarnya. (art)


© VIVA.co.id
0

Mahasiswa UMY Ciptakan Kunci Otomatis Bagi Tunanetra

Foto : Kharrik Ngibad Mukhlashin/UMYJakarta | Kejahatan timbul bukan hanya karena ada niat tapi juga terbukanya kesempatan. Untuk itu, salah satu bentuk proteksi yang dapat kita lakukan adalah menjaga pintu rumah maupun kamar yang berisi barang berharga selalu terkunci.

Namun, bagi tunanetra hal ini tidak mudah dilakukan. Sebab, mereka kesulitan untuk menggunakan kunci konvensional. Beruntung mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Kharrik Ngibad Mukhlashin menemukan solusi dengan menghadirkan "Alat Bantu Tunanetra Berbasis Micro Controller."

Kharrik berhasil mengembangkan alat bantu tunanetra dalam bentuk kunci pintu untuk mempermudah mereka membuka maupun menutup pintu. Pada alat tersebut terdapat pengendali mikro atau micro controller yang akan mengeluarkan suara.

Menurut Kharrik, sebenarnya kunci pintu ini sama dengan kunci pintu yang menggunakan micro controller lain yang sudah berkembang di tengah masyarakat. “Kami memang sengaja membuat inovasi baru dengan kunci pintu ini, karena memang tujuannya untuk para tunanetra, sehingga perbedaannya adalah alat ini akan mengeluarkan suara “membuka dan menutup” yang menandakan pintu itu sudah terbuka atau tertutup,” tutur Kharrik, seperti disitat dari situs UMY, Selasa (15/1/2013).

Selain itu, lanjutnya, alat ini dikembangkan dengan Radio Frekuensi ID (RFID). “Jadi dalam alat ini hanya terdapat satu ID yang telah tersistem dan akan dihubungkan dengan reader dari alat tersebut. Kemudian akan menuju sistem mikro, sistem mikro inilah yang nanti akan membaca perintah dan akan menghasilkan suara membuka atau menutup,” paparnya.

Kharrik menjelaskan, penggunaan dari alat ini pun begitu mudah dan sangat praktis. Alat tersebut cukup dipasang di dalam pintu. Kemudian pengguna hanya perlu mendekatkan ID dengan jarak 4 cm di depan atau di belakang pintu.

"Setelah keluar suara “pintu terbuka” maka tandanya pintu tersebut tidak terkunci. Sebaliknya jika keluar suara “pintu tertutup” otomatis pintu tersebut sudah terkunci,” urai Kharrik.

Selain itu, alat bantu tunanetra dalam bentuk kunci ini hanya akan cocok dengan satu ID yang telah disesmatisasi khusus dengan alat tersebut. “Kalau ID lain yang digunakan, maka sistem mikro dalam alat ini tidak akan dapat membaca perintah dan menghasilkan suara “pintu terbuka” atau “pintu tertutup”. Jadi alat ini bisa membantu pemilik rumah khususnya tunanetra dalam menjaga barang-barang berharga di dalam rumahnya,” imbuhnya.

Penelitian ini menghabiskan waktu sekira enam bulan dari penelitian awal. Mulai dari melakukan penelitian di Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis) Yogyakarta sampai alat ini berhasil digunakan. "Memang butuh waktu yang lumayan lama karena kita juga harus mencoba kembali saat alat ini belum bekerja sesuai harapan,” jelasnya.

Dia berharap, alat inovasinya ini bisa dimanfaatkan oleh tunanetra seluruh Indonesia dan juga bisa disempurnakan lagi. “Inovasi alat bantu kunci pintu ini masih perlu disempurnakan lagi. Untuk bisa digunakan pada lima hingga enam pintu lain cukup dengan menggunakan satu ID yang telah tersistem,” kata Kharrik.(mrg)


Okezone
0

Surya ciptakan kompor serbaguna berbahan bakar air

ilustrasi Kompor Berbahan Bakar Air Eddy Suprianto
Mataram | Lalu Mandra Rama Dwi Surya (41) Kota asal Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat berhasil menciptakan kompor serbaguna berbahan bakar air dengan titik didih mencapai 800 derajat celcius.

"Saya menciptakan kompor tersebut untuk membantu petani yang selama ini mengalami kesulitan bahan bakar minyak untuk oven tembakau virginia. Kalaupun ada mereka harus membeli dengan harga tinggi sejak dicabutnya subsidi bahan bakar minyak tanah," katanya di Mataram, Senin.

Ketika mendaftarkan hak paten kompor gas serbaguna berbahan bakar air di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi NTB, dia mengatakan, kompor tersebut tidak hanya bisa digunakan untuk oven tembakau, tetapi juga keperluan lain, seperti pengering gabah dan oven kopra.

Ia mengatakan, penemuan kompor berbahan bakar air itu membutuhkan waktu cukup lama, mencapai satu tahun. Uji coba dilakukan selama setahun sehingga bisa menghasilokan kalori cukup tinggi dengan titik didih mencapai 800 derajat celcius.

"Dari beberapa kali uji coba kompor tersebut bisa mendidihkan aluminium, karena titik didihnya cukup tinggi dan kalorinya bisa diatur sesuai dengan kebutuhan, sehingga bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan," ujarnya.

Menurut Surya, dengan 1 liter minyak dan 1,5 liter air kompor ciptaannya itu bisa menghasilkan kalori 800 derajat celcius, sehingga kompor tersebut cukup menguntungkan kalau digunakan untuk oven tembakau virginia.

Surya mengatakan, kalau menggunakan kompor biasa dibutukan dua setengah drum bahan bakar minyak tanah atau solar untuk mengoven tembakau dalam waktu empat hari. Sementara dengan kompor yang diciptakan hanya membutuhkan paling banyak satu drum bahan bakar.

"Dengan menggunakan kompor hasil ciptaan saya petani bisa mengurangi biaya bahan bakar hingga 50 persen. Karena bahan bakar yang digunakan lebih banyak air," katanya.

Dia mengatakan, kompor ciptaannya itu sudah diuji coba di hadapan petani tembakau virginia di Kabupaten Lombok Timur. Para petani menyatakan berminat untuk membeli dan menggunakan kompor tersebut, karena dinilai lebih menguntungkan.

Surya mengatakan, setelah melakukan uji coba, sekitar 100 orang petani memesan kompor tersebut. Namun bisa dilayani karena harus didaftarkan terlebih dahulu untuk mendapatkan hak paten.

Mengenai harga kompor serbaguna itu, Surya mengaku belum bisa memastikan harga, karena masih menghitung harga komponen bagan baku, namun diperkirakan tidak lebih dari Rp 1,5 juta per unit.

"Para petani berani membeli dengan harga tersebut, karena harga kompor yang selama ini mereka gunakan untuk oven tembakau mencapai Rp 5 juta per unit, lebih murah dari kompor ciptaan saya yang relatif irit bahan bakar," ujarnya.(ANT)


Antara
0

Mulai pencurian teknologi sampai cara mengemudi

http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/01/14/138241/250x125/mulai-pencurian-teknologi-sampai-cara-mengemudi-kolom-dahlan-iskan.jpgJakarta | Ini mirip dengan istilah "sengsara membawa nikmat". Kecelakaan ini, meski menimbulkan keributan yang bising, benar-benar memberikan pelajaran yang berharga.

Selama ini, secara ilmiah, memang terjadi perbedaan pandangan di antara lima putra petir yang menciptakan kendaraan/mobil listrik yang saya koordinasikan. Perbedaan pandangan seperti itu juga terjadi di luar negeri yang lagi sama-sama dikembangkan di seluruh dunia.

Ada yang berpandangan, mobil listrik tidak perlu menggunakan gear box. Untuk itu, power dari motor listrik langsung menggerakkan gardan/roda.

Tapi ahli kita seperti Ir Dasep Ahmadi MSc (alumni ITB), berpendapat mobil listrik harus menggunakan gear box. Ricky Elson, putra Padang yang melahirkan 14 paten motor listrik di Jepang, termasuk golongan ini. Demikian juga Ravi Desai (alumni Gujarat). Mereka setuju tidak harus pakai gear box, tapi harus hanya untuk mobil dalam kota (city car).

Kecelakaan mobil Tucuxi (baca: tukusi, nama sejenis lumba-lumba) yang saya kemudikan di dataran tinggi Tawangmangu-Sarangan Sabtu pekan lalu, memberikan pelajaran yang sangat penting mengenai pilihan-pilihan tersebut.

Saya memang tidak ingin menyatukan pendapat mereka. Ilmuwan perlu diberi kebebasan untuk mewujudkan ambisi keilmuannya. Apalagi saya menangkap sinyal para ahli kita itu memang ingin membuktikan kehebatan masing-masing. Saya sangat menghargai itu. Saya memilih bersikap memberikan otonomi yang luas kepada mereka.

Karena itu ketika Kang Dasep menciptakan mobil AhmaDI dengan menggunakan gear box saya dukung penuh. Dana talangan langsung saya kirim. Ketika mobil hijau itu jadi kenyataan, saya langsung mencobanya.

Sebenarnya, pada awalnya, saya dan Kang Dasep menanggung malu: begitu tiba di Jalan Thamrin Jakarta (dari Depok), mobil AhmaDI "mogok". Media meliputnya dengan besar-besaran. Saya malu sekali. Tapi saya minta Kang Dasep tidak menyerah. Setelah dianalisis, ternyata mobil itu tidak rusak, melainkan low batt. Indikator baterainya kurang sempurna sehingga "menipu".

Minggu berikutnya kami berdua masih menanggung malu: mobil listrik itu tidak kuat menaiki tanjakan. Padahal tidak terjal. Padahal perjalanan uji coba ini juga diliput langsung oleh media secara luas.

Sekali lagi saya minta Kang Dasep untuk tidak patah semangat.

Sebetulnya masih banyak "malu" yang lain. Tapi biarlah itu hanya kami berdua yang merasakan.

Tiga bulan kemudian, ketika mobil AhmaDI kian sempurna, rasa malu itu berubah menjadi bangga. Putra bangsa kita bisa menciptakan mobil listrik. Saya pun mencobanya secara sungguh-sungguh. Saya mengemudikan mobil tersebut hampir setiap hari hingga mencapai 1.000 km. Kang Dasep sendiri, di luar 1.000 km yang saya lakukan, mencobanya dari Bandung ke Jakarta melalui Puncak. Tidak ada masalah sama sekali. Tanjakan yang terjal dan turunan yang curam dilewati dengan mudah. Kang Dasep dengan ketekunan dan kecerdasannya boleh dikata berhasil gemilang.

Setelah itu saya minta Kang Dasep membuat mobil listrik jenis yang lebih besar. Sebesar Alphard. Tiga bulan lagi, insya-Allah, sudah bisa dilihat. Saya sudah setuju untuk membiayainya. Bahkan saya juga sudah minta Kang Dasep untuk membuat bus listrik.

Seminggu setelah mobil AhmaDI selesai dicoba sampai 1.000 km, mobil Tucuxi bikinan Mas Danet Suryatama (alumni USA) selesai dibuat. Saya pun bertekad untuk mencobanya dengan sungguh-sungguh sampai 1.000 km.

Begitu tiba di Jakarta 19 Desember lalu, mobil Tucuxi (semula saya usul namanya Gundala, tapi mas Danet memutuskan nama ini) saya coba dari Pancoran ke Bandara Soekarno-Hatta. Mas Danet mendampingi saya. Sepanjang perjalanan sekitar 30 km itu saya merasakan apa saja yang menjadi kelebihannya dan apa saja kekurangannya. Mobil tiba di Cengkareng dengan kebanggaan penuh: Mas Danet hebat! Hari pertama ini tidak membawa malu.

Kalau toh ada kekurangannya hanya kami berdua yang tahu. Saya langsung menyampaikan kekurangan-kekurangan itu ke Mas Danet. Saya minta diperbaiki. Dua hari kemudian Tucuxi saya coba lagi di sekitar Stadion Utama Senayan. Dua jam lamanya. Tucuxi mengelilingi stadion berkali-kali. Beberapa wartawan secara bergantian ikut mencoba duduk di sebelah saya.

Semua yang menyaksikan terlihat bangga. Putra Indonesia ternyata hebat-hebat.

Beberapa kekurangan memang masih terasa. Tapi tidak mungkin diperbaiki di Jakarta. Maka saya minta Tucuxi dibawa kembali ke Jogja. Mas Danet lantas menuduh saya melakukan pencurian teknologi. Saya tidak begitu jelas teknologi apa yang saya curi dan untuk apa.

Syukurlah, dalam keterangan pers terbarunya akhir pekan kemarin, Mas Danet tidak lagi menyebut-nyebut soal pencurian teknologi. Yang dipersoalkan tinggal kesalahan cara saya mengemudi dan (menurut perasaannya) saya akan menyingkirkannya.

Setelah diperbaiki, mobil dicoba di sekitar Jogja. Tidak ada masalah. Termasuk sampai Kaliurang. Tapi suasana sudah kurang nyaman akibat isu pencurian teknologi yang sudah meluas.

Saya sendiri saat itu lagi keliling hutan jati milik BUMN di Randublatung, Blora, dan Purwodadi. Saya sedang mendesain pola kemitraan antara Perum Perhutani dan masyarakat miskin sekitar hutan. Saya bermalam di Semarang. Karena mau pulang ke Magetan, saya harus lewat Solo. Karena itu saya minta Tucuxi disiapkan di Solo. Untuk saya coba lewat medan yang berat.

Ini penting karena uji coba selama ini baru dilakukan di jalan yang datar. Sebagai mobil yang dibuat dengan biaya hampir Rp 3 miliar mobil ini harus dicoba di daerah yang sulit. Terutama melewati jalan yang menanjak. Pikiran saya selalu: bisakah mengatasi tanjakan. Apalagi sampai 1.300 meter seperti di Sarangan. Ricky Elson menemani saya.

Ternyata hebat sekali. Sepanjang jalan saya terus memuji Mas Danet. Luar biasa. Tarikannya, powernya dan kemampuan menanjaknya hebat sekali. Demikian juga kemampuan baterainya.

Baru ketika jalan mulai menurun dengan sangat tajamnya, dengan belokan-belokan yang berliku, saya mulai was-was. Saya harus menginjak rem sekuat tenaga. Saya tidak segera menyadari bahwa Tucuxi berbeda dengan AhmaDI. Saya tidak segera menyadari kalau Tucuxi ciptaan Mas Danet ini tidak menggunakan gear box. Untuk menahan laju Tucuxi, sepenuhnya hanya menggantungkan pada kekuatan rem. Tidak ada bantuan pengendalian dari gear box!

Tentu saya mencoba untuk sesekali mengendorkan rem agar tidak over heated. Ini juga disinggung dalam keterangan pers terbaru Mas Danet. Tapi setiap kali rem saya longgarkan mobil langsung melaju. Padahal jalan berkelok-kelok dengan jurang dalam di sisinya. Tentu saya tidak berani tidak menginjak rem kuat-kuat. Mungkin, seperti disebut Mas Danet, saya memang salah dalam cara mengemudi seperti itu.

Tapi, mengingat jurang-jurang yang dalam di kawasan itu, saya terus menginjak rem dengan kekuatan kaki sekuat-kuatnya. Untung otot kaki saya lumayan kuat karena setiap hari senam satu jam di Monas. Tapi bau menyengat akibat rem yang bekerja keras tak tertahankan. Saya memutuskan untuk berhenti. Sekalian mendinginkan rem. Penurunan tajam masih akan panjang dan berliku. Totalnya 15 km. Masih akan sampai di Ngerong.

Waktu berhenti ini, semua orang yang mengerumuni Tucuxi membicarakan soal bau yang menyengat itu. Lantas berfoto-foto di ketinggian lereng gunung Lawu yang indah. Kabut tebal yang menyelimuti jalan dan dataran tinggi itu menambah keindahan pemandangan.

Seandainya waktu istirahat ini dibuat lama, sampai rem dingin, mungkin kecelakaan itu tidak terjadi. Tapi saya terikat janji dengan Dr Fachri Aly yang akan ke kampung saya sore itu. Dan malamnya kami masih akan sholawatan Maulid Nabi dengan Habib Syekh dari Solo di kampung saya itu.

Kami pun segera berangkat lagi. Tucuxi kembali harus menuruni jalan yang curam dan berliku. Kami masih belum menyadari bahwa tanpa bantuan gear box rem akan bekerja sendirian terlalu keras. Kekuatan kaki saya sepenuhnya untuk menginjak rem sedalam-dalamnya. Bau menyengat kembali menusuk-nusuk hidung.

Ketika akhirnya berhasil mencapai Ngerong saya pun lega. Tidak ada lagi penurunan yang curam dan berkelok. Jalan memang masih akan terus menurun tapi sudah tidak ekstrem.

Justru di saat hati sudah lega itulah saya merasakan rem Tucuxi tidak lengket lagi. Mobil melaju di jalan yang menurun tanpa bisa dihambat oleh rem. Saya coba angkat rem tangan. Sama saja. Mobil kian kencang. Tidak terkendali. Saya sadar sepenuhnya. Maka saya harus ambil keputusan cepat. Terlambat sedikit akan banyak memakan korban.

Saya segera memutuskan ini: lebih baik saya sendiri yang menjadi korban. Saya lihat ada tebing terjal di kanan jalan. Mumpung tidak ada mobil dari arah berlawanan, saya banting setir mobil itu untuk menabrak tebing itu. Braaak! Mobil hancur. Tidak ada lagi atap di atas kepala saya. Tapi saya tidak terpelanting. Saya tetap terduduk di belakang setir. Saya raba kepala saya: tidak ada darah. Saya raba muka saya: tidak ada luka. Saya gerakkan kaki-kaki saya: normal. Tidak ada yang terjepit.

Setelah mengucap syukur kepada Allah, saya kembali memuji Mas Danet. Konstruksi mobil ini tidak membuat saya mati terjepit atau menderita luka. Bahkan tergores sedikit pun tidak. Padahal, seperti kata polisi, kaca-kaca mobil ini bukan kaca fiber yang kalau pecah berubah menjadi kristal. Kaca-kaca ini jenis kaca yang pecahnya membentuk segitiga-segitiga kecil. Allahu Akbar!

Saya pun memperoleh pelajaran luar biasa hebat: pentingnya fungsi gear box. Karena itu, ke depan, masyarakat harus bisa memilih: beli mobil listrik yang pakai gear box atau yang tidak pakai gear box.

Mungkin saya akan menghadapi masalah hukum akibat pelanggaran saya ini. Itu akan saya jalani dengan seikhlas-ikhlasnya. Tapi pelajaran teknologi tadi akan menyelamatkan banyak orang di masa depan. Saya akan jalani konsekwensi itu, tapi ilmu pengetahuan harus tetap berkembang. Tidak boleh terhenti karena kecelakaan ini.

Mobil listrik harus jaya!

Baik Kang Dasep yang menggunakan gear box maupun Mas Danet yang tidak menggunakan gear box sama-sama hebatnya. Sama-sama sudah membuktikan dirinya menjadi putra bangsa yang membanggakan. Tucuxi akan dikenang sepanjang sejarah mobil listrik di Indonesia.

Mas Danet akan terus saya dorong untuk proyek berikutnya. Tentu kalau dia terbuka untuk mendiskusikan teknologinya.

Yang penting putra-putra bangsa harus menguasai teknologi mobil listrik. Saya terbuka untuk putra-putra petir yang lain. Mari berlomba untuk kebaikan negeri. Mumpung negara-negara maju juga baru mulai melakukannya. Kesalahan masa lalu tidak boleh terulang. Kalau mobil listrik tidak kita siapkan sekarang kita akan menyesal untuk kedua kalinya. Kelak, kalau dunia sudah berganti ke mobil listrik jangan sampai kita kembali hanya jadi pasar mobil impor seperti sekarang ini!

Mobil listrik made in Indonesia harus berjaya! Sekaranglah saatnya Indonesia punya kesempatan bisa bersaing dengan negara maju!

*Oleh Dahlan Iskan
Menteri BUMN
(mdk/rin)