Friday 1 February 2013

ITB Gelar Kompetisi Teknologi Mfest

ITB Gelar Kompetisi Teknologi Mfest
Tim perancang mobil balap Mushika Formula ITB
Jakarta Himpunan Mahasiswa Mesin Institut Teknologi Bandung (HMM ITB) kembali gelar Mechanical Festival 2013 (Mfest) dengan tema Engineering for Sustainable Development. Kegiatan yang berlangsung mulai 1-3 Februari itu melibatkan peserta mahasiswa dan siswa tingkat SLTA.

"Melalui kegiatan ini kami ingin  menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsep teknik pengembangan berkelanjutan dan meningkatkan kreativitas pelajar/ mahasiswa di bidang teknologi," kata Arfianto Fendy Pratama, Ketua pelaksana Mfest saat ditemui TEMPO di Kampus ITB, Jumat, 1 Februari 2013.

Menurut dia, festival terbagi menjadi empat kegiatan, yaitu national innovation contest, expo, mechanical town, engine tune up, dan seminar.  National innovation contest meliputi inovasi teknologi untuk mahasiswa.

Adapun kontes untuk tingkat SLTA yakni, soap box car racing, yaitu inovasi mobil tanpa penggerak buatan. Perlombaan tersebut mengadukan kecepatan kendaraan yang bisa digambarkan untuk transportasi masa depan.

Expo meliputi mechanical town yaitu taman bermain kecil dengan wahana mekanis yang menantang. Mechanical town lebih kepada arena bermain, seperti,  permainan roket tanpa api, sensasi salto dan akrobat tanpa jatuh, sepeda super go green, menunggangi banteng liar tanpa jatuh, dan bertinju.

Arfianto menjelaskan, sebelumnya, Mfest mengadakan roadshow ke lima universitas, ITS, Unibraw, UGM, ITB, dan UI. Tujuannya untuk menjaring pendaftar. Dari 40 orang pendaftar, hanya 20 tim yang lolos ke festifval.  Rencananya, produk-produk ilmiah yang dipamerkan akan disumbangkan ke lembaga-lembaga pendidikan.

Kegiatan di hari pertama, baru tujuh peserta yang mepresentasikan produk ilmiahnya kepada dewan juri. Indikator penilaian dilihat dari inovasi, modifikasi, kreatifitas dan pengaplikasian produk.

Menurut Inton Dwi Atmaja, juri dalam ivent tersebut, penelitian karya ilmiah di Indonesia bisa berkembang jika pemerintah mau  mendanai secara berkelanjutan. "Pengaplikasian produk juga harus  serius karena kendala di lapangan biasanya antara presentasi dan realitas tidak sinkron,” kata peneliti dari LIPI ini. 


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...