Wednesday 26 September 2012

Indonesia-Korsel Jajaki Kerjasama Industri Kreatif

http://www.beritasatu.com/media/images//medium/27092012083810.jpg
Ilustrasi kerjasama Indonesia-Korea Selatan
Termasuk pengembangan animasi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan dan film.

Indonesia dan Korea Selatan menjajaki kemungkinan untuk bekerja sama di bidang perfilman termasuk pengembangan animasi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan dan film.

"Kami sedang menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Korea Selatan terkait dengan pengembangan animasi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan dan film," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu, dalam keterangan persnya di Jakarta, hari ini.

Hal tersebut diutarakan setelah Menteri Mari Elka Pangestu melakukan kunjungan tiga hari ke Korsel. Dalam kunjungannya, Mari Pangestu mendatangi beberapa lokasi, di antaranya; KOCCA (lembaga pengembang industri kreatif di Korsel), KOFIC (lembaga yang bertugas untuk meningkatkan dana pengembangan film), dan CJ E&M (pelaku usaha dalam industri hiburan).

Saat bertemu dengan KOCCA, Mari Pangestu menjajaki kemungkinan kerjasama dengan lembaga tersebut terkait pengembangan animasi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, dan film.

"Video Gangnam Style yang sukses dibawakan oleh Psy, merupakan salah satu contoh Korean Wave yang berhasil mendunia," katanya.

Video Gangnam Style selain mendapat lebih dari 260 juta hit di YouTube, juga menjadi iTunes Top Songs Chart di 19 negara termasuk di Amerika, Eropa, dan Asia bahkan,  lagu itu masuk dalam peringkat 11 American Billboard Singles Chart.

Pada kesempatan itu Direktur Utama dan CEO KOCCA Hong Sang-Pyo, menyatakan pihaknya memang memberikan perhatian yang lebih dari aspek penciptaan ide-ide.

"Hal yang kami lakukan misalnya dengan mengadakan kompetisi membuat cerita dan memberikan tempat bagi penulis cerita berupa tempat untuk berdiskusi dan bekerja minimal selama setahun, sehingga mereka dapat membuat tulisan-tulisan yang baik, yang nantinya dapat diproduksi menjadi sebuah film TV, film layar lebar, games, atau buku," katanya.

Dari segi produksi, sudah banyak pihak swasta yang tertarik melakukan bisnis itu, sehingga KOCCA pun lebih memfokuskan pada dukungan terhadap aspek pra produksi, walaupun tetap memberikan bantuan dana bagi produksi, khususnya bagi perusahaan kelas kecil dan menengah.

 Bentuk Kerjasama

Dalam siaran pers juga tertulis harapan Mari Pangestu agar KOCCA dapat membuka kantornya di Indonesia, cabang tambahan dari yang sudah ada di Los Angeles, London, Tokyo, dan Beijing.

Mari juga berharap KOCCA membantu mendistribusikan konten Indonesia ke Korsel, memberikan pendampingan dalam pengembangan industri kreatif, melakukan pertukaran karya kreatif dengan Indonesia, ataupun melakukan pengembangan SDM Indonesia khususnya di sektor Industri kreatif.

Untuk mengembangkan perfilman di Korea Selatan, KOFIC dipercayai untuk mengelola dana pengembangan film yang nilainya mencapai 430 juta dolar AS, dan 86 juta dolar sisa tahun anggaran sebelumnya.  

Separuh dari dana tersebut berasal dari pemerintah, sedangkan sisanya berasal dari hasil penjualan tiket menonton film, yang penggunaannya harus mendapatkan persetujuan dari Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata sebagai induk, Kementerian Keuangan, dan Parlemen Korea Selatan.

Sementara dalam kesempatan diskusi dengan CJ E&M, pelaku industri hiburan itu menawarkan beberapa kerja sama, yaitu pertukaran konten kreatif, kerjasama produksi konten, maupun kerjasama dalam mendistribusikan konten.

Mari Pangestu menyambut baik tawaran tersebut, dan diharapkan Indonesia dapat segera melakukan kerjasama produksi dengan CJ E&M.

"Indonesia saat ini sudah memiliki konten kreatif yang berkualitas, sehingga diharapkan CJ juga dapat segera melakukan pertukaran konten kreatif dengan Indonesia," katanya.

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...