Saturday 9 April 2011

Pasar Telekomunikasi Indonesia mulai Jenuh

JAKARTA--MICOM: Senior Consultant, Information and Communication Technologies, Frost & Sullivan Indonesia, Iwan Rachmat mengungkapkan pasar handphone (HP) di Indonesia menunjukkan kejenuhan sejak 2007 karena ada 11 pemain di pasar telekomunikasi dan tarif dari masing-masing operator telah turun secara drastis.

Kompetisi ini dimulai oleh tiga operator besar telepon genggam yang menguasai lebih dari 90 persen pangsa pasar, di mana kompetisi telah bergeser dari perang tarif mahal ke perang tarif termurah, katanya.

Menurut Iwan Rachmat dalam keterangan persnya yang diperoleh di Jakarta, Sabtu (9/4), jangkauan jaringan telah menjadi faktor umum dimana semua operator telah memiliki jaringan nasional.

Tahun 2010 merupakan tonggak baru bagi industri telekomunikasi Indonesia karena harga layanan data-base seperti internet dan berbagai aplikasi menjadi lebih terjangkau dengan berbagai program promosi yang ditawarkan dan tarif internet yang telah diturunkan oleh para operator.

Kompetisi ini telah bergeser dari tarif murah sebagai strategi pemasaran menjadi pelayanan data yang dipromosikan bersamaan dengan murahnya tarif internet, kata Iwan.

Ia mengatakan, seiring dengan fase perkembangan industri selular, maka layanan data-base telah berkembang menjadi sumber pertumbuhan baru sehingga bisnis tradisional yang mengandalkan suara telah mengalami penurunan.

Tantangan yang dihadapi di masa mendatang adalah bagaimana mempromosikan layanan data-base secara komersial dan mengelola jaringan sehingga dapat memenuhi kebutuhan terhadap kapasitas akses yang tinggi dan mampu menjadi model bisnis yang menguntungkan.

Untuk meningkatkan marjin penjualan layanan data atau mengelola jaringan secara efisien para operator harus menemukan cara untuk menjadikan bisnis data sebagai pemasukan yang menguntungkan dan menjaga pertumbuhan bisnis dalam waktu yang bersamaan.

Iwan menjelaskan lebih lanjut bahwa masuknya pemain baru di pasar telekomunikasi telah berakibat pada terjadinya persaingan harga yang signifikan.

Untuk mendapatkan pangsa pasar, pendatang baru umumnya mengurangi tarif, yang berujung pada penurunan ARPU. Persaingan yang ketat ini telah memperluas jumlah pilihan yang tersedia bagi konsumen, memicu kecenderungan tingkat churn (atau berhenti berlangganan) yang besar.

Dengan demikian, retensi pelanggan telah menjadi tantangan paling berat yang dihadapi operator telekomunikasi saat ini. Menarik pelanggan baru sambil mempertahankan pangsa pasar yang ada telah menjadi penentu keberhasilan perusahaan-perusahaan operator. (Ant/OL-9)


MediaIndonesia

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...