Friday 14 December 2012

24 Bandara Indonesia Berwajah Baru

Sebagian besar yang dibangun merupakan bandara perintis.

Jakarta Kementerian Perhubungan berencana membangun dan memperluas 24 bandara baru sepanjang 2013-2015. Mayoritas yang dibangun sebagai bandara perintis dan berlokasi di Indonesia timur.

Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan, Bambang Cahyono, menjelaskan, Kementerian Perhubungan telah menganggarkan Rp5,08 triliun untuk merehabilitasi dan membangun 24 bandara itu.

"Anggaran itu juga untuk merehabilitasi 186 bandara di Indonesia," kata Bambang kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis 13 Desember 2012.

Berikut ini adalah daftar bandara yang akan rampung pada 2013-2015:

Tahun 2013 (12 bandara)

1. Medan Baru, Sumatera Utara
2. Pekonserai, Lampung Barat
3. Muara Bungo, Jambi
4. Bawean, Jawa Timur
5. Bone, Sulawesi Selatan
6. Umarorong, Sulawesi Barat
7. Kufar, Maluku
8. Tual baru, Maluku
9. Saumlaki Baru, Maluku
10. Waisai, Raja Ampat
11. Kamanap Serui, Papua
12. Waghete Baru, Papua

Tahun 2014 (7 bandara)

13. Enggano, Bengkulu
14. Muara Teweh baru, Kalimantan Tengah
15. Tebelian, Kalimantan Barat
16. Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah
17. Miangas, Pulau Terluar Indonesia berbatasan dengan Filipina
18. Namniwel, Maluku19. Moa, Maluku

Tahun 2015 (5 bandara)

20. Morowali, Sulawesi Tengah
21. Buntu Kunik, Sulawesi Selatan
22. Segun, Papua
23. Sinak Baru, Kalimantan Selatan
24. Werur, Papua

(art)

Pemerintah Bangun dan Perluas 24 Proyek Bandara

"Dari 24 bandara tersebut, lebih banyak di kawasan Indonesia timur." 

Pemerintah segera merealisasikan dan merampungkan pembangunan 24 proyek bandara di Indonesia. Pembangunan tersebut meliputi pengembangan dari yang sudah ada maupun mendirikan bandara baru.

"Dari 24 bandara tersebut, lebih banyak di kawasan Indonesia timur," kata Bambang S. Ervan, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa 11 Desember 2012.

Bambang mengungkapkan, bandara-bandara tersebut nantinya merupakan hasil pengembangan atau relokasi bandara yang sudah ada dan pembangunan bandara baru.

"Yang kami bangun itu seperti bandara Muara Teweh, Pandeglang, dan Karawang sebagai penopang Soekarno-Hatta," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengaku telah menyiapkan tujuh lokasi alternatif untuk pembangunan bandara baru yang akan berfungsi sebagai penopang Bandara Soekarno-Hatta yang sudah mulai padat seiring dengan perkembangan industri penerbangan Tanah Air.

Berikut di antara 24 bandara yang akan dan sedang dibangun tersebut:

1. Bandara Kualanamu, Medan.
2. Bandara Pasaman Barat, Sumatera Barat.
3. Bandara Murung Raya, Kalimantan.
4. Bandara Rokan Hilir.
5. Bandara Anambas.
6. Bandara Mamasa, Sulawesi Barat.
7. Bandara Muara Teweh, Kalimantan Tengah.
8. Bandara Tana Toraja Baru.
9. Bandara Tual Baru, Maluku.
10. Bandara Segun, Sorong.
11. Bandara Nabire Baru, Papua.
12. Bandara Sinak Baru, Papua.
13. Bandara Samarinda Baru.
14. Bandara Sintang Baru, Kalimantan.
15. Bandara Waghete Baru, Papua.
16. Bandara Pandeglang, Jawa Barat.
17. Bandara Karawang, Jawa Barat.

(art)

Angkasa Pura II Operasikan Bandara di Dekat Danau Toba

Bandara Silangit diharapkan dapat dongkrak wisatawan ke Danau Toba.

Kementerian Perhubungan secara resmi menyerahkan kegiatan operasional Bandara Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, kepada PT Angkasa Pura II (Persero). Bandara yang terletak dekat danau Toba ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bhakti, menjelaskan dengan dialihkannya penyelenggaraan operasional dari Kementerian Perhubungan kepada Angkasa Pura II, Bandara Silangit diharapkan dapat menjadi ujung tombak perekonomian kawasan Danau Toba dan sekitarnya, salah satunya dengan meningkatkan potensi pariwisata daerah yang telah ada.

"Banyak sekali potensi penunjang pariwisata yang dapat digali di sana. Angkasa Pura II ke depan diharapkan dapat menginspirasi munculnya potensi-potensi lain yang belum muncul," kata Herry Bhakti, Jumat 14 Desember 2012.

Menanggapi hal tersebut, Tri S Sunoko menjelaskan, serah terima ini salah satu bentuk sinergi strategis antara Ditjen Perhubungan Udara dan Angkasa Pura II untuk meningkatkan fungsi dan pelayanan pengoperasian Bandara Silangit.

Angkasa Pura berjanji untuk mengoptimalisasikan peran Bandara Silangit guna meningkatkan aksesibilitas hubungan udara di Kawasan Danau Toba dan sekitarnya.

Tri Sunoko berharap di bawah pengelolaan Angkasa Pura II, peran Bandara Silangit ke depan tidak lagi sebatas sebagai tempat mendarat dan lepas landas pesawat, maupun hanya menjadi sarana penunjang perpindahan orang dan barang melalui angkutan udara.

Lebih dari itu, Bandara Silangit harus mampu menjadi bandara yang dapat memberikan manfaat yang lebih terhadap masyarakat di kawasan Danau Toba dan sekitarnya, maupun Sumatera Utara secara luas.

"Khususnya dalam meningkatkan jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan menggerakkan investor untuk menanamkan modalnya di kawasan ini. Bagi Angkasa Pura II, ini merupakan tantangan yang sangat besar," papar Tri Sunoko.

Melalui penugasan ini, manajemen Angkasa Pura II akan memaksimalkan upaya pembenahan bandara yang dibangun semasa penjajahan Jepang tersebut. Letak Bandara Silangit sangat strategis, diapit sembilan wilayah kabupaten di sekitarnya. Hal ini menjadi fokus pengembangan yang akan dilakukan Angkasa Pura II ke depan.

Proses pengkajian (feasibility study) pengalihan tugas ini, telah dilakukan Angkasa Pura II sejak November 2012 dan selesai pada Desember 2013. Adapun kajian yang dilakukan antara lain aspek finansial, teknis, operasional, SDM, ekonomi, hingga dampak sosial terhadap masyarakat di lingkungan bandara.(adi)


VIVA.co

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...