Wednesday 12 December 2012

Genjot Ekspor, Pemerintah Bidik Afrika Selatan

http://statik.tempo.co/data/2012/05/31/id_122737/122737_275.jpgJakarta Kementerian Perdagangan membuka pusat promosi dagang (International Trade Promotion Center/ITPC) terbaru di Afrika Selatan, Cina, dan Amerika Serikat guna menggenjot ekspor Indonesia.

“Kita punya ITPC yang bisa membantu memasarkan barang-barang kita. Ini juga salah satu fasilitas yang bisa dipakai para perajin untuk memasarkan barang,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustaman, di Senayan, Rabu, 12 Desember 2012.

Pusat promosi perdagangan terbaru tersebut dibuka di Kota Nairobi, Afrika Selatan, Shanghai, Cina, dan New York, Amerika Serikat. Sebelumnya, Indonesia telah memiliki pusat promosi perdagangan luar negeri di Barcelona, Spanyol, Jerman, Chicago, Amerika Serikat, serta Jeddah, Arab Saudi. Gustaman menilai, selain meningkatkan kualitas produk dalam negeri, promosi melalui pembukaan IPTE terbukti efektif membuka kesempatan dagang. “Kami lakukan promosi secara sistematis. Kami lakukan pendekatan di mana potensi besar,” katanya.

Untuk meningkatkan ekspor, Indonesia juga membidik pangsa pasar lain di kawasan Afrika, Asia Tengah, dan Amerika Latin karena lesunya pasar di Amerika Serikat dan Eropa. Gusmardi menilai kawasan tersebut sangat potensial untuk mendongkrak ekspor dalam negeri.

Ia mencontohkan perkembangan pasar di Afrika Selatan yang sangat pesat. “Pada 2007, pasar Afrika hanya mencapai 2,6 miliar sekarang sudah sampai 4,8 miliar,” katanya. Hal serupa, kata Gusmardi, juga terjadi di pasar Amerika Latin dan Asia Tengah. “Ini memberikan harapan kepada kita untuk meningkatkan ekspor dari kawasan ini, bukan lagi bergantung pada Amerika atau Eropa,” katanya.

Gusmardi memprediksi ekspor Indonesia tahun depan tidak akan banyak berubah dari nilai ekspor tahun ini yang diperkirakan mencapai US$ 190 miliar. Hal ini disebabkan oleh menurunnya permintaan karena krisis global yang belum pulih. “Kalau sama dengan 2012 saja sudah bagus. Pada 2013, perkiraan ekonomi juga tidak terlalu baik. Kita tidak mengharapkan banyak dari peningkatan ekspor tahun depan,” katanya.

Tahun depan, kata Gusmardi, Indonesia fokus pada ekspor produk yang memiliki nilai tambah. “Selama ini kita menjual bahan baku. Kita ingin menjual yang punya nilai tambah,” katanya. Ia mencontohkan nantinya Indonesia akan melarang ekspor rotan dan lebih banyak mengekspor produk rotan.

Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk mengatasi hambatan kegiatan ekspor dan impor seperti masalah infrastruktur serta birokrasi. Perbaikan serta pembesaran jalan serta pemangkasan perizinan yang berbelit-belit terus dilakukan. Akses terhadap pembiayaan di sektor perdagangan, kata Gusmardi, juga harus diperluas. “Di trade financing, perlu ditingkatkan lagi bagaimana para produsen, eksportir, pengusaha kecil, dan pengusaha kecil dan menengah lebih mudah mengakses lembaga keuangan serta bank,” katanya.


Tempo

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...