Thursday 10 March 2011

Virus H1N1 Bermutasi dan Lebih Berbahaya

Papan peringatan mengenai flu babi atau H1N1 terpampang di sejumlah titik di Jakarta, Selasa (28/7). Departemen Kesehatan menyebutkan jumlah orang yang terserang H1N1 hingga Senin malam secara kumulatif mencapai 416 orang. Foto: TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO Interaktif
, Jakarta - Virus influenza punya kebiasaan buruk, yakni menyerang manusia dalam dua kesempatan. Itu yang terjadi saat virus H1N1 (flu babi) mewabah pada 2009.

Biasanya, virus menyerang sekali sebelum menghilang selama setahun atau lebih. Lalu, virus itu kembali menyerang dalam bentuk yang telah bermutasi.


Nah, virus yang telah bermutasi itulah yang lebih berbahaya ketimbang bentuk aslinya. Bahkan virus tersebut diyakini lebih mematikan.

Contoh kasus seperti itu terjadi pada musim panas 1917, ketika bentuk pertama virus flu Spanyol mewabah di mana-mana.

Banyak yang mati, tapi sebagian besar adalah orang dewasa. Sedangkan anak-anak dan remaja lebih tahan terhadap virus tersebut.

Pada 1918, virus tersebut kembali menyerang. Kali ini lebih ganas. Sekitar 50 juta orang atau tiga persen dari populasi dunia saat itu tewas.

Hal seperti itu terjadi berulang kali. Kini para epidemiologis dan mikrobiologis khawatir hal serupa akan terjadi dengan virus flu babi.

Para ilmuwan memperkirakan virus H1N1 kini telah berubah bentuk dan lebih beradaptasi dengan lingkungan untuk membunuh mereka yang terinfeksi.

Menurut mereka, alasan mengapa pada 2009 wabah tersebut tidak terlalu menyebabkan kematian massal adalah virus itu tak menyebar sempurna.

Tapi sebuah studi di Massachusetts Institute of Technology (MIT) menunjukkan bahwa kini virus tersebut hanya perlu bermutasi sekali untuk menjadi lebih ganas.

Penemuan itu telah dipublikasikan dalam jurnal PLoS One edisi 2 Maret 2011. Mereka meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berhati-hati.

"Evolusi virus ini harus terus diawasi dan dicermati," kata Ram Sasisekharan, Direktur Harvard-MIT Divisi Health Sciences and Technology.

Asisten profesor biokimia, Qinghua Wang, dari Baylor College, mendukung pernyataan koleganya itu.

"Mutasi seperti itu yang harus kita waspadai untuk melindungi manusia dari pandemik flu yang lebih parah lagi," katanya.

Dalam bentuk aslinya saja virus H1N1 sudah mematikan, apalagi jika mereka telah bermutasi. Begitu juga dengan virus flu burung, harus lebih diwaspadai.[SCIENCENEWS | FIRMAN]


TEMPOInteraktif

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...