Jakarta - PT Batan Teknologi (Batantek) berencana membangun pabrik yang memproduksi isotop nuklir di Amerika Serikat (AS). Pengadaan isotop tersebut, nantinya akan digunakan untuk keperluan kesehatan.
Menteri BUMN Dahlan Iskan menuturkan, dalam pembangunannya, pihak Batantek akan memperoleh pendanaan dari Eximbank. Meski begitu, kepemilikan pabrik isotop nuklir tersebut nantinya mayoritas dipegang oleh pihak AS.
"Mereka mayoritas karena mereka investasi lebih besar, investasi kita Rp 1,7 triliun," kata Dahlan di Kantor Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa(2/10/2012).
Namun, Dahlan mengungkapkan, meski investasi AS lebih besar, namun besaran kepemilikan pabrik tersebut belum menemukan titik temu. "Tapi ini masih rundingan, masih dimatangkan." ujar dia
Diberiatakan sebelumnya, pendanaan pabrik isotop nuklir yang akan dibangun PT Batan Teknologi dibiayai Eximbank. Dahlan menyebutkan Batantek memperoleh dana sebesar Rp 1,7 triliun.
Hingga saat ini, Dahlan masih menunggu kabar dari Direktur Utama PT Batantek mengenai laporan ke pemegang saham AS. Selain itu, dia juga berkoordinasi dengan pemegang saham pihak Indonesia. "Nah, kalau nanti pemegang saham setuju baru lah direalisasikan," katanya.
Dia menjelaskan, alasan Batan membangun pabriknya di sana, karena jika diproduksi di Indonesia tetap harus dibawa ke AS. Dalam perjalanan tersebut, dikhawatirkan radiasi isotop tersebut akan habis. "Kalau dikirim ke AS itu radiasinya hilang, satu-satunya cara mendirikan perusahaan di AS," Pungkas Dahlan.(mrt)
Menteri BUMN Dahlan Iskan menuturkan, dalam pembangunannya, pihak Batantek akan memperoleh pendanaan dari Eximbank. Meski begitu, kepemilikan pabrik isotop nuklir tersebut nantinya mayoritas dipegang oleh pihak AS.
"Mereka mayoritas karena mereka investasi lebih besar, investasi kita Rp 1,7 triliun," kata Dahlan di Kantor Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa(2/10/2012).
Namun, Dahlan mengungkapkan, meski investasi AS lebih besar, namun besaran kepemilikan pabrik tersebut belum menemukan titik temu. "Tapi ini masih rundingan, masih dimatangkan." ujar dia
Diberiatakan sebelumnya, pendanaan pabrik isotop nuklir yang akan dibangun PT Batan Teknologi dibiayai Eximbank. Dahlan menyebutkan Batantek memperoleh dana sebesar Rp 1,7 triliun.
Hingga saat ini, Dahlan masih menunggu kabar dari Direktur Utama PT Batantek mengenai laporan ke pemegang saham AS. Selain itu, dia juga berkoordinasi dengan pemegang saham pihak Indonesia. "Nah, kalau nanti pemegang saham setuju baru lah direalisasikan," katanya.
Dia menjelaskan, alasan Batan membangun pabriknya di sana, karena jika diproduksi di Indonesia tetap harus dibawa ke AS. Dalam perjalanan tersebut, dikhawatirkan radiasi isotop tersebut akan habis. "Kalau dikirim ke AS itu radiasinya hilang, satu-satunya cara mendirikan perusahaan di AS," Pungkas Dahlan.(mrt)
© Okezone
0 comments:
Post a Comment