Menristek Gusti Muhammad Hatta (ANTARA) |
"Buktinya, salah satu alat utama sistem persenjataan (alutsista) produksi dalam negeri Panser Anoa, kini telah dipesan oleh Malaysia," katanya usai memberikan kuliah umum di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat.
Selain itu, menurut dia, pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) juga akan mengembangkan pesawat tanpa awak atau nir-awak yang kegunaannya sangat mendesak di Indonesia.
Ia mengatakan Indonesia memiliki banyak gunung berapi serta luas lahan dan daerah pegunungan yang tidak bisa dijangkau manusia untuk melakukan sebuah penelitian.
Oleh karena itu, menurut dia, dalam waktu dekat akan diproduksi pesawat tanpa awak. "Pembuatan pesawat tanpa awak juga sejalan dengan pengembangan pesawat tempur yang bekerja sama dengan Korea selatan, termasuk pengembangan pesawat yang nanti dapat digunakan oleh Polri," katanya.
Menurut dia, sebelumnnya pengembangan teknologi dan industri alutsista seperti pesawat dan senjata di Indonesia terkesan tertinggal dari negara lain.
"Hal itu disebabkan perusahaan yang ada belum diberi kesempatan. Setelah presiden memerintahkan pengembangan alutsista produk dalam negeri, maka terlihat perkembangan yang sangat pesat," kata Menristek.
Saat ditanya tentang pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, ia mengatakan banyak potensi energi tersebut yang dapat dikembangkan, di antaranya tenaga surya, panas bumi atau geothermal, mikrohidro, dan pemanfaatn limbah atau biogas.
"Pengembangan energi baru terbarukan itu sesuai dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi dampak lingkungan berupa pengurangan emisi gas rumah kaca pada 2020. Emisi gas rumah kaca ditargetkan turun hingga 26 persen," katanya.(B015*H010/M008)
0 comments:
Post a Comment